Kuliah di Charles University Republik Ceko, Robert ASN di Kepulauan Meranti Dibantu Rp 150 Juta Pertahun
SELATPANJANG -Seorang ASN di Pemkab Kepulauan Meranti berama Robert Saputra patut diacungi jempol. Sebab, ia berhasil mendapatkan beasiswa mahasiswa Charles University di Praha, Republik Ceko untuk melanjutkan studi doktoral.
Di kampus yang berada di Eropa Tengah dan menjadi almamater ilmuwan ternama, Albert Einstein itu, Robert memilih jurusan Social Geography and Regional Development.
Anak dari pasangan Yus dan Salmaini yang kini berdomisili di Tanjungsamak, Rangsang itu mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Kepulauan Meranti. Selain mendapatkan izin belajar di Eropa, dia juga mendapatkan bantuan beasiswa dari program Meranti Cerdas.
"Terimakasih saya ucapkan kepada Bupati atas dukungan yang diberikan kepada saya," kata Robert via pesan singkat.
Lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) angkatan 21 tahun 2014 itu bercerita, beasiswa utama berupa tuition fee (biaya kuliah), konsumsi dan asuransi kesehatan berasal dari kampus yang berdiri sejak tahun 1438 itu. Sedangkan untuk kebutuhan lain yang belum tercover, seperti buku/jurnal internasional, transportasi lokal dan akomodasi dibantu dari beasiswa Pemkab Meranti sebesar Rp150 juta pertahunnya.
"Mohon doakan agar saya dapat mengikuti proses pembelajaran secara maksimal dan dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya," harap Robert yang rencananya akan menghabiskan masa studi selama 4 tahun di Kota Seribu Kastil tersebut.
Sebenarnya laki-laki yang pernah menjabat sebagai Lurah Selatpanjang Timur dan kepala bidang di Bappeda Kepulauan Meranti itu telah lulus program S3 di salah satu universitas terbaik di Indonesia. Namun niat itu urung setelah mendapatkan tantangan dari Bupati Adil untuk melanjutkan kuliah di Eropa saja, dan Pemkab Kepulauan Meranti siap menanggung segala keperluannya selama belajar di sana.
"Kuliah di Eropa sudah menjadi cita-cita saya sejak lama, namun belum tercapai. Dan tentunya chalenge dari Bapak Bupati dan restu dari orangtua menjadi motivasi bagi saya. Alhamdulillah saya berhasil menjawabnya," tutur pria berkulit putih dan bertubuh tegap itu.
Di Praha, Robert bukanlah satu-satunya mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu. Saat ini terdapat lebih kurang 35 orang putra-putri bangsa yang belajar di kota klasik ini dan tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Republik Ceko.
"Saya berangkat pada 18 Juli lalu dan menempuh kurang lebih 24 jam perjalanan udara, dengan transit di Dubai International Airport," sebutnya.
Adapun proses perkuliahannya telah dimulai sejak 1 Maret 2022 lalu. "Namun karena proses pengajuan visa yang memakan waktu lama, perkuliahan berlangsung secara daring," katanya lagi.
Lebih jauh diceritakan Robert, ia sempat mengalami fenomena jet lag atau gangguan tidur dikarena perbedaan jam yang cukup jauh. Hal itu merupakan hal biasa bagi orang Indonesia yang bepergian jauh, terutama ke kawasan Eropa Tengah apalagi memasuki musim panas (summer). Di Republik Ceko saat ini, matahari mulai terbenam pukul 10 malam.
"Hal ini tentu menjadi tantangan sendiri bagi saya agar bisa cepat menyesuaikan diri. Apalagi sebagai seorang muslim, jadwal ibadah salat sangat berbeda dengan Indonesia. Misal, waktu magrib di Praha masuk pada pukul 21.05, isya 23.30, dan subuh 02.45," ujarnya.
Robert bercerita bahwa dirinya berhasil menjadi mahasiswa bukan tanpa halangan. Dalam meraih beasiswa diakuinya melalui jalan yang cukup panjang. Berawal dari mengirimkan proposal ke beberapa universitas di beberapa negara.
Bukannya juga tanpa penolakan. Meski begitu, keinginan dan cita-citanya untuk meraih beasiswa S3 selalu bisa mengalahkan penolakan yang mencapai berkali-kali. Tekadnya selalu kuat dan tak pernah berhenti mengajukan beasiswa ke berbagai kampus di luar negeri.
Atas dukungan yang kuat, Robert akhirnya mencoba mengirimkan proposal penelitiannya ke profesor di beberapa kampus terbaik di dunia. Termasuk di dalamnya ada Charles University.
Dia berharap dan berpesan, perjuangannya dalam menempuh pendidikan dapat menjadi titik awal dan pendorong semangat rekan-rekan ASN dan Pemuda Kepulauan Meranti lainnya. Menurutnya, sekolah bukan hanya tentang menuntut ilmu, tapi juga tentang membangun relasi (network), pengalaman, dan membuka wawasan akan luasnya cakrawala berfikir.
"Keilmuan setiap orang dari background negara-negara yang berbeda bisa menjadikan seseorang lebih bijak dalam berfikir. Tentu semua itu akan bermuara pada pengabdian dan manfaat yang akan diberikan kepada bumi pertiwi, terkhusus Kepulauan Meranti," ungkap laki-laki kelahiran Selatpanjang 15 November 1992 itu.
Bupati Kepulauan Meranti, H. Muhammad Adil, Pemkab Kepulauan Meranti mengusung program Meranti cerdas. Yakni memberikan bantuan pendidikan dari mulai S1, S2 hingga S3. Harapannya, lahir anak-anak daerah dengan sumber daya manusia yang mumpuni, yang kelak membawa Meranti Maju, Cerdas dan Bermartabat di masa mendatang.
"Apa yang dilakukan Robert ini hendaknya menjadi motivasi dan semangat bagi anak-anak Meranti. Ayo manfaatkan program pendidikan gratis dari Pemkab Meranti," ujarnya.
Untuk Robert sendiri, Pemkab memberikan total bantuan pendidikan sebesar Rp 600 juta selama 4 tahun. Jumlah itu di luar anak Meranti yang juga mendapatkan bantuan beasiswa di kampus-kampus di Pulau Sumatera dan Jawa.
"Pemkab Meranti bantu (Robert) Rp.600 juta hingga selesai kuliah di Eropa," kata Bupati.
Dia juga mengaku bangga dan menilai yang dilakukan oleh salah seorang ASN Meranti tersebut layak disyukuri. Bupati Adil mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendoakan Robert agar dimudahkan proses belajarnya selama di Eropa.
"Semoga cepat selesai dan mendapatkan hasil memuaskan. Setelah itu segera pulang kampung, wajib sumbangkan tenaga dan pikiran untuk membangun Meranti yang kita cintai ini," tegasnya.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :