SELATPANJANG - Dalam beberapa minggu terakhir, masyarakat Kepulauan Meranti dihadapkan dengan berbagai problematika yang terjadi. Baik hal yang tidak disengaja maupun dikarenakan kebijakan pemerintah daerah, keluhan warga itu ramai-ramai diluahkan di media sosial.
Seperti saat ini sejumlah lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di beberapa ruas jalan di Ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti, Selatpanjang tidak menyala sama sekali dan banyak dalam keadaan rusak.
Dari pantauan, kerusakan lampu PJU terlihat di sepanjang Jalan Pramuka Selatpanjang. Kondisi di jalan tersebut menjadi sangat gelap, kondisi itu juga cukup membahayakan bagi para pengguna jalan.
Banyak masyarakat yang mengeluhkan kondisi tersebut. Keadaan ini dikhawatirkan bisa mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Termasuk rawan tindakan kriminalitas pada malam hari.
Salah seorang warga meminta Pemkab Kepulauan Meranti bisa menyikapi persoalan ini, mengingat lampu PJU merupakan fasilitas umum yang memiliki peran penting untuk menunjang mobilitas masyarakat di malam hari.
“Semoga Pemkab bisa segera melakukan pengecekan dan perbaikan. Karena jika gelap disini dikhawatirkan akan terjadi tindak kriminalitas dan hal yang tidak diinginkan," kata salah seorang warga.
Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, Febriadi Asmara mengakui memang banyak lampu PJU yang mengalami kerusakan. Namun bukan berarti kondisi lampu PJU rusak terkesan dibiarkan tanpa dilakukan perbaikan.
Dia mengatakan jika saat ini pihaknya dihadapkan dengan keterbatasan anggaran. Selain itu ia menuturkan berbagai penyebab yang bisa menyebabkan terjadinya kerusakan PJU. Hal itu dikarenakan tidak dilakukan perbaikan dan pemeliharaan karena tidak adanya petugas karena sudah dirumahkan sejak akhir Januari lalu.
"Perbaikan lampu PJU ini tentu mengeluarkan anggaran yang tak sedikit. Seperti di Jalan Pramuka itu ada beberapa kontaktor nya yang rusak sementara satu kontaktor harganya sangat mahal. Terhadap anggaran perbaikan lampu ini baru tersedia bulan depan termasuk dalam jadwal lelang lampu, namun kerusakan yang ada membuat kami memutar otak untuk membeli lampu, sudah ada 50 biji lampu yang sudah kita beli," kata Febriadi.
"Sementara untuk melakukan perbaikan, kita masih mengandalkan petugas yang lama. Setiap ada info kerusakan lampu jalan, mereka yang kita hubungi langsung kerja namun butuh waktu untuk mengumpulkan petugas, karena sejak dirumahkan mereka harus bekerja serabutan," kata Febriadi lagi.
Ditambahkan, walaupun menghadapi berbagai kendala, pemerintah daerah terus melakukan upaya sebagai tindaklanjut, sehingga lampu PJU bisa kembali berfungsi. Ia berharap persoalan lampu-lampu bisa diselesaikan dengan cepat.
"Jangan sampai, kondisi penerangan itu menimbulkan masalah dikemudian hari," harapnya.
Kedepannya Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah itu juga berencana akan membuat regulasi dengan mengusulkan sebesar 10 persen pajak dari penerangan jalan untuk kegiatan di Bagian Ekonomi termasuk gaji petugas dan biaya pemeliharaan.
Dia pun berharap usulan itu dapat dipertimbangkan sebab akan dapat membantu Pemda dalam hal pembayaran honor petugas PJU.
"Pajak penerangan jalan (PPJ) Meranti sebesar Rp 8 miliar pertahun, dengan rincian Rp 3 miliar untuk bayar tagihan lampu jalan dan Rp 5 miliar masuk ke kas daerah sebagai PAD. Kedepannya kita akan mengusulkan 10 persen dari PPJ untuk kegiatan di Bagian Ekonomi. Anggaran itu khusus untuk gaji anggota PJU dan untuk pembelian lampu sebagai buffer stok menjelang proses lelang dalam tahun berjalan," pungkasnya.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :