Sepi Pembeli, Pedagang Pasar Sandang Pangan Selatpanjang Mengeluh, Ada Puluhan Kios dan Lapak Tutup
SELATPANJANG - Pedagang di Pasar Sandang Pangan, Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti yang notabene berjualan pakaian mulai mengeluh akibat menurunnya daya beli masyarakat selama pandemi Covid-19.
Para pedagang yang berada di kios maupun di lapak pinggiran Plaza Sandang Pangan itu mengeluh sepinya pembeli sehingga omzet penjualan mereka anjlok.
Salah seorang pedagang mengatakan sepinya penjualan sudah berlangsung sejak setahun yang lalu, hingga beberapa hari menjelang Lebaran pun animo masyarakat berbelanja pakaian baru lesu.
"Sepi sekali tahun ini, lebih sepi dari tahun sebelumnya," ujar Nanik, Selasa (8/3/2022).
Menurutnya banyak faktor yang menyebabkan daya beli menurun dan berakibat kepada sepinya penjualan. Selain perputaran uang yang tidak lancar karena banyaknya pengangguran, gempuran bisnis online turut menciutkan usahanya. Para pembeli ogah datang ke pasar.
"Sejak pandemi Covid-19 kan banyak yang tidak bekerja ditambah sekarang makin banyak pengangguran. Selain itu, banyak orang memilih lewat smartphone dan berbelanja online," ungkapnya.
Tidak tahan menghadapi kondisi seperti saat ini, para pedagang pun menyuarakan aspirasinya meminta kepada pemerintah daerah agar persoalan yang terjadi segara dituntaskan dan bisa dicarikan solusinya.
Para pedagang yang tergabung kedalam Himpunan Pedagang Sandang Pangan yang diwakili Didis Alamsyah dan Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) Kepulauan Meranti diwakili Effendi menyampaikan keluh kesah yang dihadapi para pedagang kepada Camat Tebingtinggi, Husni Mubarak.
Mereka berharap agar pihak kecamatan dan dinas terkait untuk memperhatikan nasib para pedagang. Dikatakan para pedagang dihadapkan dengan berbagai persoalan, ditengah dagangannya yang sepi ada utang Bank yang harus dilunasi, belum lagi biaya untuk kehidupan sehari-hari.
Perwakilan IKMR Kepulauan Meranti, Effendi mengatakan pihaknya hanya meminta solusi terbaik agar omzet penjualan para pedagang bisa naik lagi terlebih saat menghadapi Lebaran Idul Fitri tahun ini.
"Kita hanya meminta kepada pemerintah daerah melalui pihak kecamatan untuk mencarikan solusi bagaimana omzet penjualan para pedagang di Pasar Sandang Pangan bisa naik lagi, apalagi jelang lebaran tahun ini," kata Effendi.
Salah satu permintaan yang diajukan pedagang adalah meminta kepada pihak kecamatan untuk tidak memberikan izin kepada para pedagang pasar kaget yang datang dari luar daerah.
Untuk diketahui jelang lebaran Idul Fitri, biasanya banyak pedagang pakaian yang datang dari luar dan berjualan di pasar kaget yang dimobilisasi pihak tertentu.
"Harapan mereka para pedagang adalah agar pihak Kecamatan dan dinas terkait untuk tidak memberikan izin terhadap Bazar musiman pada bulan Ramadhan maupun bulan lainnya yang jaraknya sangat dekat dengan pasar Sandang Pangan, baik itu di Taman Cik Puan maupun di Jalan Pelabuhan," kata Effendi.
"Keberadaan pedagang Bazar Ramadhan dari luar daerah itu sedikit banyak tentu memberikan dampak terhadap omzet yang diperoleh pedagang di Sandang Pangan, selain harganya sama dan cenderung sedikit murah, kualitasnya juga hampir sama. Untuk itu alangkah lebih baiknya para pedagang luar daerah yang diutamakan, karena pedagang dari luar, setelah laku mereka pulang ke daerahnya masing-masing tentu tidak ada perputaran uang," kata Effendi lagi.
Diungkapkan Effendi dalam masa Pandemi Covid-19, dagangan para pedagang agak sepi dan ada juga yang mati suri. Sepinya pembeli membuat para pedagang satu per satu menutup lapaknya.
"Saat ini banyak pedagang yang terpaksa menutup tempat dagangan mereka karena sepi pembeli. Terhitung kios yang berada di Plaza Sandang Pangan sudah tutup sebanyak 20 kios, sedangkan yang berada di pinggiran dan sepanjang jalan itu sudah tutup sebanyak 12 lapak," ungkapnya.
Diungkapkannya lagi, selain diakibatkan oleh Pandemi Covid-19, kondisi tersebut diperburuk dengan kebijakan Bupati Kepulauan Meranti yang telah merumahkan ribuan honorer beberapa waktu lalu. Sehingga membuat angka pengangguran semakin tinggi dan berakibat kepada animo belanja masyarakat turun.
Lebih jauh dijelaskan, ketika para honorer ini dirumahkan akan mengganggu stabilitas ekonomi masyarakat, apatah lagi kabupaten termuda di Riau itu sangat minim dengan lapangan pekerjaan.
Diketahui, pengangkatan honorer besar-besaran ini ini ternyata efektif dalam meningkatkan angka ekonomi masyarakat, dan terbukti angka kemiskinan menurun drastis.
Peningkatan ekonomi yang dimaksudkan adalah perputaran uang yang dibelanjakan. Ada efek domino yang diterapkan disini, ketika para ribuan honorer ini digaji setiap bulannya sudah tentu ia akan membelanjakan uangnya ke pemilik warung atau pedagang di pasar,
"Selain akibat pandemi Covid-19, daya beli masyarakat menurun karena kebijakan Bupati Kepulauan Meranti yang merumahkan ribuan tenaga honorer. Ditambah lagi kebijakan Bupati yang merumahkan tenaga honorer yang membuat daya beli masyarakat semakin menurun," pungkasnya.
Sementara itu, Camat Tebingtinggi, Husni Mubarak mengatakan pihaknya menampung seluruh aspirasi dan keluhan yang disampaikan oleh pedagang. Terkait permintaan yang disampaikan, Husni Mubarak mengatakan pihaknya tidak akan memberi izin terhadap keberadaan pedagang di Bazar Ramadhan.
"Atas pertimbangan penghidupan yang layak bagi masyarakat pedagang di Pasar Sandang Pangan khususnya dan masyarakat Kecamatan Tebingtinggi umumnya, saya selaku pemerintah Kecamatan mohon maaf kepada yang ingin minta izin berjualan pakaian baik yang berdekatan maupun tidak, saya belum dan tidak bisa berikan rekomendasi izinnya," kata Husni Mubarak.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :