Puasa Sah Tapi Tak Bernilai? Ini 6 Rahasia Imam al-Ghazali Agar Ibadah Diterima Allah
Minggu, 02 Maret 2025 - 07:40:47 WIB
 |
ilustrasi menyiapkan hidangan buka puasa. |
Baca juga:
|
JAKARTA – Imam Abu Hamid al-Ghazali, atau yang lebih dikenal sebagai Imam al-Ghazali, dalam kitab Ihya Ulum al-Din pernah mengemukakan sebuah pertanyaan, “Apakah ada puasa yang sah tetapi tidak bernilai?”
Dalam pandangannya, istilah sah digunakan oleh ahli fikih untuk merujuk pada puasa yang telah memenuhi syarat dan rukun. Namun, menurutnya, ulama tidak seharusnya hanya mengajarkan aspek fikih semata. Sebaliknya, umat Islam juga perlu diarahkan untuk meningkatkan kualitas ibadah puasanya agar diterima di sisi Allah SWT.
Berikut Tips Imam al-Ghazali Agar Puasa Diterima
Imam al-Ghazali memberikan enam panduan agar puasa tidak hanya sah secara hukum, tetapi juga bernilai dan diterima oleh Allah SWT.
Menjaga pandangan dari hal yang diharamkan
Imam al-Ghazali mengingatkan bahwa melihat sesuatu yang haram dapat merusak nilai puasa. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa pandangan terhadap sesuatu yang haram adalah bagian dari ‘panah-panah setan’ (HR. al-Hakim dan al-Thabrani).
Menjaga lisan dari ghibah, dusta, gosip, cacian, dan debat
Beliau menyarankan agar orang yang berpuasa lebih banyak berzikir dan membaca Al-Qur’an. Beberapa ulama Tabi‘in, seperti Imam Sufyan al-Tsauri dan Mujahid, berpendapat bahwa berbohong dan bergunjing dapat merusak nilai puasa. Nabi SAW juga mengingatkan, “Apabila seseorang di antara kamu berpuasa, maka janganlah berkata keji dan bertengkar. Jika ada orang yang mengajak bertengkar, maka katakanlah ‘Aku sedang berpuasa’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Menjaga pendengaran dari hal yang dibenci oleh Allah
Menurut Imam al-Ghazali, diam saat mendengar pergunjingan juga termasuk tindakan yang diharamkan. Nabi SAW melarang tidak hanya pergunjingan, tetapi juga mendengarkannya, sehingga seorang Muslim sebaiknya menghindari kedua hal tersebut.
Puasa yang berkualitas tidak hanya sebatas menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga seluruh pancaindra dari hal-hal yang dapat mengurangi nilai ibadah. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, insya Allah puasa dapat diterima di sisi-Nya, seperti yang dilansir dari republika.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :