Makna dan Keutamaan Bulan Syaban bagi Umat Islam
Jumat, 14 Februari 2025 - 06:28:18 WIB
![ilustrasi sholat tahajud.](foto_berita/10c437af98-5e59-4963-907e-946cc14dedd6.jpg) |
ilustrasi sholat tahajud. |
Baca juga:
|
PEKANBARU – Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah yang memiliki makna penting bagi umat Islam. Bulan ini dianggap sebagai momen persiapan menyambut Ramadan, di mana umat Islam meningkatkan ibadah, seperti berpuasa sunnah dan memperbanyak amal saleh.
Salah satu peristiwa yang diyakini terjadi di bulan Syaban adalah diangkatnya amal manusia kepada Allah SWT pada malam Nisfu Syaban. Momen ini menandakan bahwa buku catatan amal manusia selama satu tahun telah ditutup.
Dikutip dari buku Apakah Amalan Kita Diterima Allah SWT? karya Alexander Zulkarnaen, peristiwa ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid RA. Dalam hadits tersebut, Usamah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa selama sebulan seperti engkau berpuasa di bulan Syaban.”
Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda: “Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai, yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan ini adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amat suka berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR An-Nasai)
Hadits ini menunjukkan bahwa di bulan Syaban, khususnya pada malam Nisfu Syaban, seluruh amal manusia dalam satu tahun terakhir disampaikan kepada Allah SWT. Dengan ditutupnya buku catatan amal, segala perbuatan manusia selama satu tahun telah dicatat dan tidak dapat diubah lagi.
Peristiwa Penting di Bulan Syaban
Selain peristiwa ditutupnya buku amal manusia, terdapat beberapa peristiwa penting lainnya yang terjadi di bulan Syaban. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Perubahan Arah Kiblat
Salah satu peristiwa bersejarah di bulan Syaban adalah perubahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah di Masjidil Haram. Nabi Muhammad SAW telah lama menantikan perintah ini, terutama karena kaum Yahudi sering mengolok-olok umat Islam yang beribadah menghadap arah yang sama dengan mereka.
Allah SWT kemudian menurunkan wahyu dalam Surah Al-Baqarah ayat 144 sebagai perintah untuk mengubah arah kiblat, yang menjadi penegasan identitas umat Islam dalam beribadah.
2. Turunnya Perintah Puasa Ramadan
Perintah puasa Ramadan turun pada bulan Syaban melalui Surah Al-Baqarah ayat 183. Bulan ini juga menjadi waktu di mana Rasulullah SAW paling sering berpuasa setelah Ramadan, sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari:
“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah SAW berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Syaban.” (HR Bukhari)
3. Turunnya Perintah Bershalawat
Di bulan Syaban, Allah SWT menetapkan perintah untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Ahzab ayat 56. Peristiwa ini menjadi dasar anjuran bagi umat Islam untuk senantiasa mengirimkan shalawat sebagai bentuk penghormatan dan harapan memperoleh syafaat di hari akhir.
4. Malam Pengampunan Dosa
Pada malam Nisfu Syaban, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa sebagai wujud permohonan ampun kepada Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar:
“Allah turun ke bumi pada malam Nisfu Syaban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan).” (HR Al-Baihaqi)
5. Malam Pengabulan Doa
Malam Nisfu Syaban dikenal sebagai salah satu malam penuh berkah, di mana doa-doa yang dipanjatkan tidak akan tertolak. Keutamaan ini disebutkan dalam sebuah hadits yang menunjukkan bahwa malam Nisfu Syaban termasuk dalam lima malam istimewa yang menjadi waktu mustajab untuk berdoa.
Dari Abu Umamah Al-Bahili, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ada lima malam di mana doa tidak akan ditolak, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha.”
Hadits ini menjadi dalil bahwa malam Nisfu Syaban memiliki keutamaan besar bagi umat Islam untuk memperbanyak doa, memohon ampunan, serta berharap keberkahan dalam kehidupan.
Wallahu a'lam. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :