Kisah Uwais Al Qarni, Sosok Pemuda yang Terkenal di Langit
Senin, 02 Oktober 2023 - 07:10:37 WIB
|
ilustrasi Uwais Al Qarni menggendong ibunya untuk menunaikan ibadah haji |
Baca juga:
|
PELAJARAN tentang ketakwaan, keimanan, dan kebaktian seseorang juga bisa dicontoh hanya dari seorang pemuda biasa bernama Uwais Al Qarni. Ia merupakan pemuda yang terkenal di langit karena keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
Uwais Al-Qarni adalah seorang pemuda dari Yaman yang hidup di zaman Nabi Muhammad SAW. Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Akhmad Mahmudi, Uwais bukan orang yang kaya, melainkan hanya seorang fakir dan yatim yang hanya hidup berdua dengan ibunya yang lumpuh dan buta.
Sehari-hari, Uwais hidup dengan mengandalkan penghasilannya dari menggembala domba. Hasil yang ia dapatkan hanya cukup untuk makan ibunya. Sedangkan apabila ada kelebihan, terkadang ia gunakan untuk menolong tetangganya yang juga kesusahan.
Selebihnya Uwais sering berpuasa. Hidupnya hanya ia gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT dan berbakti kepada ibunya, karena ayahnya sudah lama meninggal.
Uwais Al Qarni Datangi Nabi Muhammad SAW
Uwais merasa sangat sedih setiap kali melihat tetangganya yang lepas pergi menemui Nabi Muhammad SAW. Ia belum pernah menemui beliau padahal dirinya sangat ingin bertemu. Namun, di saat yang sama ibunya tidak bisa ia tinggalkan.
Saking cintanya kepada Nabi Muhammad SAW, ketika ia mendengar ada yang melempari Rasulullah SAW hingga membuat giginya patah, Uwais turut mematahkan giginya dengan batu hingga patah.
Hal ini ia lakukan sebagai bentuk kecintaannya yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW yang bahkan belum pernah ia temui itu. Ia selalu bertanya-tanya, kapankah ia bisa bertemu dan memandangi wajah beliau dari dekat.
Akhirnya, pada suatu hari ia ungkapkan semua isi hatinya kepada ibunya dan meminta izin untuk bisa bertemu dengan Nabi Muhamamd SAW. Ibunya pun mengizinkannya untuk pergi ke Madinah.
Ibunya berpesan kepada Uwais, "Pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang."
Dengan hati yang sangat gembira, ia akhirnya tiba di Madinah. Di depan pintu rumah Nabi Muhammad SAW, ia mengetuknya. Setelah pintu dibuka, ternyata yang menyambutnya bukan Rasulullah SAW sendiri, melainkan Aisyah RA. Saat itu nabi sedang berada dalam peperangan sehingga beliau tidak bisa menemuinya.
Uwais sangat kecewa. Bahkan ketika sampai di rumah nabi ia belum juga bisa menemui beliau. Ia ingin sekali menunggu nabi pulang dari medan perang, namun ia teringat dengan pesan ibunya yang menyuruhnya segera pulang ketika sudah bertemu beliau.
Dengan berat hati, akhirnya Uwais memilih untuk mematuhi ibunya dan kembali pulang tanpa pernah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.
Ketika Nabi Muhammad SAW pulang dari pertempuran, beliau menanyakan kepada Aisyah RA tentang orang yang mencarinya dan ia pun menceritakannya kepada nabi.
Aisyah RA menjelaskan bahwa ada seorang pemuda dari Yaman yang datang ingin berjumpa dengan Rasulullah SAW. Namun, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan, ia tidak bisa menunggu kedatangan nabi dan memilih untuk pulang.
Nabi Muhammad SAW lalu menjelaskan bahwa pemuda itu adalah penghuni langit. Beliau juga menceritakan kepada para sahabat, "Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya."
Beliau juga menyarankan untuk meminta doa dan istighfar darinya, sebab ia adalah penghuni langit dan bukan penduduk bumi.
Bertahun-tahun kemudian, khalifah Umar RA ingat dengan sabda Nabi SAW tentang pemuda yang terkenal di langit. Sejak saat itu, Umar RA selalu mencari kehadirannya dalam rombongan kalifah yang datang dari Yaman. Hingga suatu saat ia benar-benar bertemu dengan pemuda tersebut.
Khalifah Umar RA dan Ali RA datang ke perkemahan Uwais dan datang menemuinya. Keduanya lalu membuktikan perkataan Nabi SAW tentang tanda di telapak tangan Uwais. Dan benar saja, tanda putih itu ada padanya.
Umar RA dan Ali RA lantas meminta Uwais untuk membacakan doa dan istighfar untuk mereka, namun ditolak oleh Uwais, seraya berkata, "Sayalah yang harus meminta doa pada kalian." Lalu, Umar RA dan Ali RA tetap meminta untuk didoakan. Akhirnya Uwais melakukannya.
Setelah itu, Umar RA hendak memberikan jaminan hidup kepada Uwais. Namun lagi-lagi tawaran itu ditolak olehnya. Ia berkata, "Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi."
Wafatnya Uwais Al Qarni
Beberapa tahun kemudian, Uwais meninggal dunia. Anehnya, proses pemakamannya dihadiri oleh ribuan orang yang berebut untuk merawat jenazahnya.
Penduduk Kota Yaman tercengang. Orang-orang yang mendatangi pemakaman Uwais bukanlah orang yang mereka kenal. Padahal semasa hidupnya, ia sangat miskin dan tidak memiliki apa-apa. Lantas bagaimana bisa ribuan manusia ini datang untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.
Berita tentang keanehan pemakaman Uwais Al Qarni ini menyebar dengan luas. Akhirnya penduduk Yaman tahu bahwa Uwais Al Qarni ternyata bukanlah penduduk bumi, ia adalah pemuda yang terkenal di langit. Dan manusia-manusia tadi adalah malaikat yang dikirim oleh Allah SWT kepadanya, seperti yang dilansir dari detik. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :