Fakta-fakta Tragedi Mengerikan di Kuansing: Guru Ditemukan Tewas, Suami Jadi Terduga Pelaku
KUANSING - Warga Kuantan Singingi, Riau, digemparkan oleh peristiwa pembunuhan tragis yang terjadi di Perumahan Griya Sinambek, Lingkungan III, Kelurahan Sungai Jering, Teluk Kuantan, Senin (24/2/2025) pagi. Seorang wanita paruh baya, Juniwarti (51), ditemukan tewas dengan luka menganga di lehernya.
Korban, yang dikenal sebagai guru Bahasa Inggris di SMP 4 Kuantan Tengah sekaligus Wakil Kepala Sekolah, ditemukan oleh anaknya, Z (17), pada pukul 07.05 WIB dalam kondisi bersimbah darah di kamarnya. Polisi menduga kuat pelaku pembunuhan adalah suaminya sendiri, EA (48), yang juga berstatus ASN di Pemkab Kuansing.
Juniwarti dikenal sebagai sosok pendidik yang supel dan ramah. Selama lebih dari satu dekade mengabdi di SMP 4 Kuantan Tengah, ia menjadi panutan bagi banyak siswa dan guru.
"Orangnya baik, selalu ceria dan mudah bergaul. Kami semua sangat kehilangan beliau, terlebih cara kepergiannya sangat tragis," ujar Elpi Satriadi, rekan sejawat korban.
Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga. Juniwarti memiliki dua anak laki-laki. Anak sulungnya adalah seorang hafiz Al-Qur'an yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Madinah, sementara anak bungsunya masih duduk di kelas 2 MAN Teluk Kuantan.
"Anaknya dua laki-laki. Yang sulung hafiz Al-Qur'an dan kini studi di Madinah," ujar seorang tetangga korban.
Saat ini, jenazah telah dibawa ke Pekanbaru untuk diautopsi di RS Bhayangkara sebelum dimakamkan di kota tersebut. Meskipun berasal dari Sumatera Barat, keluarga besar korban menetap di Pekanbaru, sehingga prosesi pemakaman akan dilaksanakan di sana.
Pesan Singkat Sebelum Tragedi Terungkap
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa ini pertama kali diketahui oleh anak korban, Z. Pada pagi hari saat bersiap ke sekolah, Z menerima pesan WhatsApp dari ayahnya yang berbunyi, "Lihat mama".
Tanpa menaruh curiga, Z segera menuju kamar ibunya dan mendapati ibunya sudah tergeletak di lantai dengan luka menganga di leher. Panik, Z bergegas meminta bantuan tetangga, yang kemudian melapor ke pihak berwajib. Saat polisi tiba di lokasi, ditemukan sebilah parang sepanjang 40 cm yang diduga digunakan dalam aksi keji tersebut.
Suami Korban dalam Pelarian, Polisi Kerahkan Tim Khusus
Hingga saat ini, EA, suami korban yang diduga sebagai pelaku, masih dalam pelarian. Kapolres Kuansing, AKBP Angga Febrian Herlambang, telah menginstruksikan jajarannya untuk segera menangkap pelaku.
"Saya perintahkan anggota agar tidak pulang sebelum pelaku berhasil ditangkap," tegas Kapolres.
Riwayat Depresi Pelaku: Pernah Dirawat di RS Jiwa Tampan
EA diketahui mengalami depresi berat sejak empat tahun terakhir dan pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Tampan, Pekanbaru. Sehari-hari, ia bekerja sebagai ASN di Inspektorat Kuansing.
"Dia staf saya di bagian umum. Informasi yang saya terima, dia pernah dirawat di RSJ Tampan karena mengalami depresi," ujar Kepala Inspektorat Kuansing, Andi Zulfitri.
Rekan-rekan kerja pelaku juga mengungkapkan bahwa EA sering menunjukkan perilaku tidak stabil dan mudah tersulut emosi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Pilkada Kuansing 2020, EA sempat menyatakan niatnya untuk maju sebagai calon Bupati Kuansing melalui jalur independen. Ia bahkan telah mendatangi KPU Kuansing dan mulai menggalang dukungan. Namun, rencananya kandas karena gagal memenuhi syarat pendaftaran.
Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Kepolisian terus melakukan pengejaran terhadap EA, yang hingga kini belum diketahui keberadaannya. Publik menanti kepastian hukum atas tragedi yang menggemparkan Kuansing ini.
Penulis: Ultra
Editor: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :