Duka Rania di Gaza, Bayi Kembarnya Tewas akibat Serangan Israel
Senin, 04 Maret 2024 - 20:53:32 WIB
JALUR GAZA - Seorang ibu di Gaza berduka. Ia adalah Rania Abu Anza, berusia 29 tahun.
Pada Minggu 3 Maret 2024, Rania harus kehilangan bayi kembarnya yang baru berusia 5 bulan akibat serangan udara Israel.
Ia dan suaminya padahal butuh waktu 10 tahun dan tiga kali menjalani prosedur bayi tabung hingga Naeim dan Wissam hadir di tengah-tengah mereka.
Serangan Israel pada Sabtu 2 Maret 2024 telah menghantam rumah keluarga besarnya di kota Rafah, Gaza Selatan.
Serangan itu juga menyebabkan suaminya tiada.
Pada Sabtu, Rania terbangun sekitar pukul 22.00 malam untuk menyusui Naeim, bayi laki-lakinya,
Ia lalu kembali tidur dengan Naeim berada di satu tangannya, dan Wissam, bayi perempuannya, di tangan lainnya.
Suaminya tidur di samping mereka.
Ledakan terjadi 1,5 jam kemudian, menyebabkan rumah mereka runtuh.
Total ada 14 orang yang tewas akibat serangan Israel di rumah Abu Anza Rania.
Enam di antaranya adalah anak-anak dan empat lainnya adalah Perempuan, menurut Dr. Marwan al-Hams, direktur rumah sakit tempat jenazah dibawa.
Selain suami dan anak-anaknya, Rania juga kehilangan saudara perempuan, keponakan, sepupu yang sedang hamil, dan kerabat lainnya.
Sebagaimana dikutip dari Associated Press, Kerabat Rania, Farouq Abu Anza, mengatakan ada sekitar 35 orang yang tinggal di rumah itu, beberapa di antaranya telah mengungsi dari daerah lain.
Dia memastikan bahwa semua anggota keluarganya adalah warga sipil, kebanyakan anak-anak, dan tidak ada militan di dalam rumah tersebut.
Perang Hamas-Israel sendiri pecah pada 7 Oktober lalu, atau sepekan sebelum si kembar lahir pada 13 Oktober.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas pada Senin 4 Maret 2024 melaporkan 30.534 orang telah tewas akibat serangan Israel.
Hingga Sabtu kemararin, keluarga Abu Anza bisa dibilang masih relatif beruntung.
Kota Rafah sejauh ini terhindar dari kehancuran besar yang terjadi di Gaza utara dan kota Khan Younis di Selatan.
Di sana, tank-tank dan pasukan darat telah menggempur para militan dari blok demi blok setelah gelombang serangan udara.
Rafah juga masih terakses bantuan kemanusiaan.
Namun, Israel mengatakan bahwa Rafah akan menjadi sasaran berikutnya, dan sekitar 1,5 juta orang yang mengungsi di sana akan direlokasi, tanpa mengatakan ke mana, seperti yang dilansir dari kompas. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :