JAKARTA - Maryanne Trump Barry yang merupakan adik perempuan tertua Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyebut sang kakak bukanlah seorang presiden yang gemar membaca, tidak mempunyai prinsip, dan pembohong.
Hal itu terungkap dalam dua rekaman pembicaraan Barry dengan sang keponakan, Mary Trump, pada 2018 dan 2019.
Seperti dilansir cnnindonesia, Senin (24/8/2020), Barry yang saat ini berusia 83 tahun sempat mengatakan bahwa Trump tidak membaca opininya di surat kabar terkait kebijakan sang kakak soal imigrasi dan pendatang.
Mary lantas menimpali pernyataan itu.
"Lalu apa yang dia (Trump) baca?," kata Mary.
"Tidak ada. Dia tidak pernah membaca," kata Barry.
Selain itu, Barry juga mengatakan pernah mendengar Trump yang diwawancarai stasiun televisi Fox News bahwa ingin menunjuknya untuk mengawasi kasus pendatang yang dipisahkan dengan anak-anaknya. Kebijakan Trump yang menangkap dan memisahkan anak-anak pendatang dengan orang tuanya dikecam oleh sebagian kelompok masyarakat dan Partai Demokrat sebagai oposisi.
"Niatnya, ya Tuhan, jika dia orang yang beragama, dia seharusnya mau membantu orang lain, bukan melakukan hal itu," ujar Barry.
Di dalam rekaman itu Barry juga menyinggung soal cuitan Trump dan caranya menjalankan pemerintahan.
"Cuitan dan segala bentuk kebohongan yang dia lakukan, ya Tuhan. Saya bicara terlampau bebas, tetapi kamu kan tahu. Cerita yang berubah. Kurangnya persiapan. Berbohong. Sial," lanjut Barry.
Rekaman itu pertama kali dilaporkan surat kabar The Washington Post. Materi tersebut muncul sehari selepas Trump menggelar upacara penghormatan mengenang kematian sang adik, Robert Trump, di Gedung Putih.
Trump tidak mau mengomentari panjang lebar soal rekaman itu.
"Setiap hari adalah sesuatu yang berbeda. Saya rindu adik Saya dan saya akan melanjutkan bekerja keras untuk masyarakat Amerika Serikat. Tidak semua pihak sepakat, tetapi hasilnya jelas. Negara kita sebentar lagi akan lebih kuat dari sebelumnya," kata Trump di Gedung Putih.
Mary adalah penulis buku berjudul Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man, yang isinya mengulas tentang sisi kelam keluarga Trump.
Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows, mengatakan sangat sedih rekaman selama 15 jam itu yang membicarakan rahasia keluarga itu terungkap. Dia menuduh Mary memiliki niat lain di balik itu.
Meadows malah menyatakan Trump banyak membaca dan dia sampai harus membaca berulang-ulang untuk bisa memahami maksud sang atasan, serta membantah tidak mempunyai persiapan ketika mengambil keputusan.
Juru bicara Mary, Chris Bastardi, menyatakan kliennya merekam pembicaraan itu sebagai persiapan jika sewaktu-waktu ada pihak-pihak yang mempermasalahkan isi bukunya, sekaligus untuk melindungi dirinya.
Sebelum meninggal, mendiang Robert Trump sempat mengajukan permintaan supaya pengadilan melarang penerbitan buku yang ditulis Mary. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :