INHIL - Banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), menjadikan kabupaten yang berada di pesisir Riau ini beri julukan 'Negeri Nyiur Melambai'. Diketahui, ada lebih dari 60 persen wilayah di Kabupaten Inhil merupakan kebun kelapa.
"Tak aneh jika kabupaten Inhil dijuluki 'negeri seribu parit, hamparan kelapa dunia'," ujar Bupati Inhil, HM Wardan saat presentasi di depan Tim Juri Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023 di Kantor PWI, Jakarta beberapa waktu lalu.
Luasnya kebun kelapa rakyat di Inhil bagi Wardan merupakan anugerah yang memberinya motivasi kuat untuk terus berupaya agar potensi tersebut dimanfaatkan dengan maksimal.
Salah satu gebrakan Wardan dengan menyelenggarakan Festival Kelapa Internasional (FKI) di Inhil pada 2017 lalu. Kabupaten ini mendapat kepercayaan sebagai daerah pertama yang menjadi penyelenggaraan FKI.
Festival ini dihadiri para delegasi dari Malaysia, Belanda, Singapura, Thailand, India, Sri Langka, Tiongkok dan sejumlah pemerintah daerah penghasil kelapa di Indonesia.
"Kendati FKI telah berakhir, tapi kerja belum selesai. Berbagai inovasi, regulasi dan kebijakan terus digencarkan demi berkembangnya budidaya tanaman kelapa dan peningkatan kesejahteraan petani," ucap Wardan.
Selain itu, demi kelapa, Wardan pun kerap melakukan ekspose baik di tingkat nasional ataupun kepada tamu dari negara luar terkait potensi kelapa di Inhil.
Ia memang mempunyai impian besar tentang kelapa di Inhil dan berencana membangun museum kelapa, mendirikan politeknik perkebunan kelapa, gerakan satu rumah satu produk kelapa, dan agrowista kelapa.
"Muaranya untuk kesejahteraan masyarakat Inhil dengan tagline 'kelapa menjulang masyarakat gemilang'," tuturnya.
Sementara itu, sejarah kelapa di Inhil ternyata panjang. Kelapa sudah mulai dikenal sejak zaman Hindia Belanda. Kabupaten ini dikenal sebagai penghasil kelapa terkemuka, bahkan sampai saat ini.
Pada tahun 1918, Mufti Indragiri Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq bersama keluarga dan muridnya membuat parit-parit untuk mengatur sirkulasi air pasang dan surut air laut, dikenal sekarang sebagai sistem kanalisasi.
Parit atau kanal berfungsi menyuplai kebutuhan air bagi tanaman kelapa agar tidak kekurangan air saat kemarau dan tidak terendam saat air pasang atau hujan. Kanal juga digunakan sebagai sarana pengangkut kelapa.
Sejak saat itu, sistem kanalisasi secara turun temurun dilakukan masyarakat. Hasil produksi di perkebunan kelapa pun mulai meningkat.
Sampai saat ini, bagi masyarakat Inhil kelapa tak hanya sebagai primadona sumber ekonomi masyarakat, tapi lebih dari itu. Kelapa menjadi identitas dan jati diri Kabupaten Inhil hingga dijuluki 'Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia'.
Kelapa merupakan denyut kehidupan penduduk Inhil. Jika ada masalah dengan kelapa, mereka langsung risau. Mereka memang hidup dari dan bergantung pada kelapa.
"Pernah datang sekitar 50 orang petani kelapa menemui saya. Mereka datang sambil menangis. Mereka katakan, tak bisa lagi menyekolahkan anak. Tak bisa lagi berusaha karena kebun kelapa mereka rusak akibat hama kumbang. Saya sedih sekali mendengar cerita ini," ujar Wardan.
"Semua akan saya lakukan agar petani kelapa di Inhil sejahtera, karena saya dulunya merupakan anak petani yang kini jadi bupati," ucapnya berjanji.
Dan itu ia laksanakan serta wujudkan dalam sejumlah peraturan daerah yang dapat menjamin kedaulatan kelapa.
Misalnya, Keputusan Bupati Inhil tahun 2019 tentang penetapan pakaian Melayu dan Tanjak dari kelapa pada tiap Jumat bagi ASN di lingkungan Pemkab Inhil.
Bila kehidupan penduduk Kabupaten Inhil sangat bergantung pada pohon kelapa, memang wajar. Pohon kelapa disebut-sebut sebagai 'pohon kehidupan'.
Dikatakan demikian, karena dari akar sampai pucuk daun pohon kelapa semuanya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Daun kelapa, misalnya, dapat dimanfaatkan untuk atap rumah, bahan kulit ketupat, janur dan sapu lidi.
Dari buahnya, masyarakat mendapatkan air kelapa yang sangat bermanfaat sebagai pengganti ion tubuh. Daging buahnya selain untuk es kelapa muda, buah yang tua dapat dijadikan minyak kelapa yang manfaatnya banyak.
"Produksi dari buah kelapa ini banyak. Selain santan juga ada VCO, coco fiber, nata de coco, kara, dydor coco, carbon, briket dan gula," jelas Wardan yang bangga dipanggil sebagai 'Bupati Kelapa'.
Tempurung kelapa selain untuk arang, juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kerajinan. Sedangkan serabutnya dapat dimanfaatkan untuk cocofit dan coco fiber.
Batang kelapa bisa dijadikan bahan bangunan. Mutunya bagus. Batang kelapa juga dapat digunakan untuk perabot rumah tangga dan kerajinan. Akarnya ternyata berkhasiat sebagai obat dan juga untuk kerajinan dan pewarna makanan.
Kelapa telah memberi inspirasi seni kepada penduduk Inhil. Sebut saja adanya tanjak kepala khas kabupaten itu. Lalu ada kegiatan budaya seperti tarian kelapa, prosesi tepung tawar dan pembuatan batik tulis motif kelapa khas Inhil.
Selain digelarnya Festival Kelapa Indonesia (FKI), event lain yang berkaitan dengan kelapa dari Inhil yang telah mendunia adalah terciptanya dua rekor MURI, yaitu sajian 500 jenis makanan berbahan kelapa dan rekor MURI meminum serentak 10.000 butir kelapa muda.
Maka, tak berlebihan bila komponis Ismail Marzuki memuji Indonesia sebagai negeri nyiur melambai dalam lagunya 'Rayuan Pulau Kelapa' sebagai bukti tanah yang makmur.(rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :