TEMBILAHAN - Sejumlah anggota Kelompok Tani Kemuning Sawit Unggul Desa Sekayan, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Inhil babak belur usai mengalami penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang tak dikenal (OTK).
Para korban yakni, Sudarmono (35), Ronal (29), Yusri Azhar Hasibuan (52) dan Didik Supriadi Hasibuan (20). Ketiganya sampai harus dirawat di RSUD Puri Husada usai dianiaya pada Senin (26/8/2024) malam.
Diketahui, kondisi Sudarmono masih terbaring lemah di IGD RSUD Puri Husada (PH), dan mengeluhkan sesak nafas, serta nyeri di kepala diduga akibat benturan sehingga mengalami luka dalam.
Berdasarkan keterangan Dokter Jaga IGD RSUD PH Tembilahan, dr Merina Andini mengatakan, pasien tersebut mengeluhkan sesak karena dianiaya sekelompok OTK.
"Kita udah lakukan pemeriksaan (Sudarmono), dari rontgen tidak ada patah tulang atau apa, terus pasien mengeluh nyeri kepala karena benturan," ujar dr Merina Andini.
Sudarmono dan tiga rekannya diduga mengalami penganiayaan oleh sekelompok OTK saat berjaga di pos lahan perkebunan sawit.
Kondisi Sudarmono yang paling parah dari rekan-rekannya yang lain, sehingga harus menjalani observasi dan di pindah ke ruang rawat inap.
"Korban mengaku dipukul menggunakan besi sawit di bagian kepala. Saat ini kita observasi untuk di rawat, karena bagian kepala," tutur dr Merina.
Selain Sudarmono, Ronal juga mengalami penganiayaan dengan dipukul menggunakan besi pada wajah.
Kemudian, Didik Supriadi mengalami nyeri pada hidung dan hasil rontgen karena benturan yang menyebabkan pembuluh darah di hidungnya pecah sehingga menyebabkan bengkak pada hidung.
Sedangkan Yusri Azhar Hasibuan menderita luka gores pada pipi sebelah kanan itu di akibatkan benda tajam.
Pengakuan Ronal, sebelum kejadian nahas tersebut, dirinya bersama rekan yang lain sedang menjaga sawit di pos perkebunan di Dusun Semaram sekitar pukul 23.00 WIB.
Namun tiba-tiba mereka diserang sekelompok OTK yang mengaku sebagai oknum TNI.
"Kami kerja, tiba-tiba datang ramai-ramai sekitar 30 orang, kami tidak tau permasalahannya, kami langsung dipukuli," ujar Ronal kepada media di RSUD PH.
Korban lainnya, Yusri juga mengalami penganiayaan dengan diikat, tanpa menggunakan baju.
Tidak sampai di situ, dari area perkebunan para korban kemudian dibawa menggunakan sekitar 6 mobil menuju Tembilahan.
"Saya sama Ronal satu mobil. Handphone kami di rampas, saya tahan tambah dipukuli, Darmono pecah HP-nya," ucap Yusri.
Menurut Yusri, dalam perjalanan menuju Tembilahan dirinya juga mendapatkan penganiayaan di dalam mobil. Sebab, saat konvoi, mobil para pelaku sempat dihadang patroli polisi tepatnya di depan Polsek Tempuling.
"Saat di Tempuling, dalam mobil saya dipukul juga. Mereka bilang saya mungkin yang melapor sama bos sehingga (polisi) tau," imbuhnya.
Yusri menambahkan, setelah menempuh perjalanan panjang mereka pun di bawa ke Makodim 0314/Inhil beserta empat unit sepeda motor korban.
Yusril meyakini tempat mereka dibawa itu Makodim, karena saat diikat dan akan dibawa, diantara para pelaku menyebutkan 'Bawa saja ke Kodim".
Selain itu, Yusril meyakini tempat ia dan rekannya dibawa adalah Makodim 0314/Inhil karena sering ke sana.
"Sekitar jam 2 pagi kami sampai di Kodim. Sepeda motor kami di tahan, saat ini masih di kodim, handphone kami juga ditahan, dua HP sudah dikembalikan, satu HP milik Darmono rusak," beber Yusril.
Sementara itu, kerabat korban Nasrul mengakui mendapatkan informasi perihal penganiayaan yang dialami rekan-rekannya di kelompok tani tersebut pada pagi harinya.
"Saya di telpon, dapat informasi mereka di Kantor Kodim sekitar pukul 10.00 WIB pagi tadi. Kami bawa korban ke RSUD, arahan dari Kodim agar melapor ke Polres," tuturnya.
Nasrul mewakili korban dan Kelompok Tani Kemuning Sawit Unggul menegaskan, pihak mereka akan membawa kasus penganiayaan ini ke ranah hukum.
"Terkait kasus hukum nanti dengan pengacara kami, mungkin anak-anak ini mau divisum dulu, langkah selanjutnya kami mungkin ada laporan resmi kami," pungkasnya.
Saat ini, para korban telah membuat pengaduan ke Mapolres Inhil, atas aksi kekerasan yang dialami mereka tersebut.
Setelah melapor ke Polres Inhil, korban didampingi kerabat juga membuat laporan ke Subdenpom 1/3-2 Tembilahan.
Terpisah, Dandim 0314/Inhil, Letkol Inf Fikky Nur Koncoro Jati melalui Pasi Inteldim 0314/Inhil, Letda Inf Sugianto saat dikonfirmasi Halloriau.com, Rabu (28/8/2024), membantah jika personelnya terlibat dalam kasus dugaan penganiayaan masyarakat Desa Sekayan tersebut.
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)