PEKANBARU - Ribuan masyarakat Kota Pekanbaru tumpah ruah di Jalan Karet untuk mengikuti Festival Kue Bulan atau Zhong Qiu yang digelar pada Jumat (29/9/2023) malam. Festival yang berlangsung meriah ini dilepas langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution.
"Terimakasih kepada panitia yang sudah melaksanakan festival kue bulan ini. Ini memang sebuah tradisi dari masyarakat Tiongkok yang sudah turun temurun. Bayangkan dari abad 16 Sebelum Masehi sudah diperingati dan dilaksanakan di Tiongkok," ujar Sekda Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Jumat (29/9/2023).
Ia mengaku sangat bahagia dengan kegiatan yang bertemakan "merajut kebersamaan menuju Indonesia maju" ini.
"Jadi Indonesia ini memang banyak elemen yang ada di Indonesia termasuk di Pekanbaru. Ada 37 etnis di Pekanbaru termasuk Tionghoa, ini merupakan etnis yang kita anggap sama di Pekanbaru. Gabungan etnis ini menjadi masyarakat Melayu Kota Pekanbaru, yang mana semua mesti bersatu padu untuk membangun Pekanbaru," ungkapnya.
Berkenaan dengan festival ini, Pemko sangat menyambut baik dan berharap festival ini menjadi agenda tahunan. Biasanya agenda tahunan yang dilaksanakan setiap tahun itu makin lama makin ramai. Dan tentu nanti kegiatannya akan lebih bertambah.
"Nanti tak hanya diikuti oleh masyarakat Pekanbaru tapi dari luar Riau seperti Selatpanjang, Rohil, Bengkalis, bahkan harapannya dari luar Riau juga seperti Jakarta dan daerah lain datang kesini untuk menyaksikan festival kue bulan," harapnya.
"Harapan kedepan kita bisa lebih makmur sehat dan bisa bersama bangun pekanbaru dan Riau," imbuhnya.
Ketua Pelaksana acara Romo Toni mengatakan bahwa dalam rangkaian festival kue bulan juga diadakan perlombaan menghias lampion, lomba fotografi dan berbagai kegiatan lainnya.
"Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh organisasi yang telah hadir. Ada sekitar 1.650 orang yang ikut dalam kegiatan kita. Dan kalau ditambah dengan pengunjung mungkin sampai 2.000 orang," ujar Romo Toni.
Dirinya mengatakan kegiatan malam ini berjalan lancar dan sangat meriah. "Apalagi kemarin sempat terhenti selama tiga tahun karena Covid-19. Dan kita lihat malam ini sangat meriah," sebutnya.
Ketua PSMTI Riau Stephen Sanjaya menceritakan histori dari perayaan ini adalah mau memasuki musim dingin (gugur) yang sebelumnya itu dari musim panas (Mei - Agustus). Pada saat itu juga hasil panennya baik sehingga disyukuri.
"Biasanya orang dulu Festival ini menjadi ajang mencari jodoh. Karena keliling pakai lampion. Jadi kan berkumpullah, sehingga jadi ajang untuk mencari jodoh juga," ujar Stephen Sanjaya.
Dikatakan Stephen, dikatakan Kue Bulan itu berasal dari Sejarah Putri Bulan. Jadi ada seorang raja memberikan obat ramuan kepada seorang wanita. Harusnya obat tersebut diberikan kepada suaminya.
"Raja atau Kaisar itu berpesan agar ramuan tersebut diberikan setengahnya kepada suami perempuan tersebut dan setengah lagi untuk perempuan tersebut. Tapi karena terlalu senang, dirinya justru meminum semua ramuan tersebut. Setelah itu, tubuhnya menjadi ringan," ujarnya.
"Pada saat dirinya mulai mau melayang, dia mencoba meraih sesuatu agar tubuhnya tidak terbang. Yang diraih itu kandang kelinci dia termasuk kelincinya ada di dalam dibawa. Makanya dia naik ke bulan, sehingga disebut Putri Bulan. Makanya di dalam kue bulan itu biasanya ada kuning telur yang melambangkan bulannya itu," jelasnya.
"Dan dipercaya itu kedua suami istri tersebut di setiap tahun pada tanggal lunar tanggal 15 bulan 8 itu mereka bertemu lagi," pungkasnya.
Penulis: Bayu
Editor: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :