PEKANBARU-Rangkaian kegiatan Waisak 2563 BE / 2019 di Persamuan Umat Buddha (PUB) Bodhisatva Mahasthamaprapta yang beralamat di Jalan Sempurna Gang Flamboyan No 2 C Pekanbaru sudah dimulai pada tanggal 10 Mei 2019 dengan pembagian takjil di Jalan Riau.
Dilanjutkan pada Tanggal 12 Mei 2019 kunjungan kasih ke Rumah Singgah Alfamart Pekanbaru. Dalam kesempatan tersebut menurut Suryanti, selaku Ketua PUB Bodhisatva Mahasthamaprapta Pekanbaru, diserahkan bantuan dari para donatur berupa buah-buahan untuk anak-anak penderita kanker dan tumor.
Puncak perayaan Hari Tri Suci Waisak 2563/2019 di Persamuan dilaksanakan pada hari Jum'at Tanggal 17 Mei 2019 dengan di hadiri ratusan umat buddha yang di pimpin oleh Romo Sumitomo, S.E., dan dihadiri oleh dua orang Bhikkhu Sangha Agung Indonesia yakni Bhante Thiradhammo Thera dan Samanera Sandia Wijaya.
Acara dimulai dengan Prosesi Puja yang diperankan oleh muda/i Persamuan. Prosesi puja merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi altar dengan berbagai perlengkapan seperti pada umumnya. Misalnya, lilin, dupa, bunga, air, dan buah. Setiap perlengkapan tersebut bukan hanya terlihat seperti persembahan materi pada umumnya, tetapi memiliki arti tersendiri.
Setelah Prosesi Puja dilanjutkan pembacaan parita suci oleh umat. Dalam pesan Waisak 2563 BE dengan tema Waisak Tahun ini "Mencintai Tanah Air Indonesia”.
Dalam Dhammadesananya Bhante Thiradhammo Thera, menjabarkan Tema Waisak 2563 BE /2019, tema tersebut mengandung makna bahwa manusia yang hidup di dunia ini ditakdirkan berbeda-beda baik warna kulit, suku, agama dan budaya. Namun apabila selalu disertai rasa simpatik dan cinta kasih sayang, semuanya dapat melebur menjadi satu, itulah yang disebut kebhinekaan.
“Kita masing-masing mempunyai keyakinan, kepercayaan, iman sesuai dengan keyakinan masing-masing,” kata Bhante Thiradhammo.
“Waisak merupakan momen mengingatkan umat Buddha untuk meneladani apa yang diajarkan oleh Sang Budha,” ungkapnya.
Melalui makna Hari Suci Waisak diharapkan kondisi selalu damai dan tentram. Ia juga berharap dapat bergandengan tangan dengan semua agama, karena Buddha selalu berpesan hidup rukun, menghormati perbedaan dan rendah hati.
"Ajaran Buddha selalu mengarahkan umatnya berbuat lebih baik, mengutamakan perdamaian dan mengasihi sesama umat. Ia berharap, umat dapat meneladani Sang Buddha yang mengajarkan tentang kesederhanaan hidup, dengan memilih jalan tengah dalam setiap persoalan yang dihadapi. Jalan tengah itu artinya jangan berlebihan, sedang-sedang saja, makanya kalau kita ada masalah, penyelesaiannya itu harus jalan tengah".
Beliau mengatakan bahwa tahapan awal yang diperlukan dari dalam diri sendiri adalah berdamai dengan diri sendiri. Beliau juga menegaskan bahwa kita tidak akan bisa membuat satu pun makhluk di dunia ini berbahagia apabila kita belum mampu berdamai dengan diri sendiri.
Rangkaian Perayaan Waisak 2562 B.E / 2018 di Persamuan diakhiri dengan blessing oleh Bhante Thiradhammo, dengan menyanyikan lagu pujian waisak dan ramah. (rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :