JAKARTA - Sudah bertahun-tahun lalu diprediksi bahwa industri otomotif akan melebur dengan teknologi. Indonesia mungkin sedikit terlambat. Tapi, seperti biasa, adopsinya sangat cepat. Termasuk, teknologi Honda Sensing di All New Honda BR-V ini.
Honda Sensing bukan teknologi baru bagi Honda. Di Indonesia. Sudah dibenamkan di Honda Accord, Honda CR-V, dan Honda Odyssey. Termasuk yang terbaru All New Honda Civic Turbo RS (2022), seperti yang dilansir dari sindonews
Di Jepang, Honda Sensing menjadi standar di hampir semua mobil Honda. Dari city car, MPV, SUV, hingga kei car.
Bahkan, awal 2021 silam Honda mengenalkan Honda Sensing yang lebih advance. Yang disebut Honda Sensing Elite di Honda Legend EX.
Salah satu fitur Honda Sensing Elite adalah Traffic Jam Pilot, dimana mobil bisa berjalan secara otonom di kemacetan.
Masuknya teknologi Honda Sensing ke All New Honda BR-V menjadi menarik. Sebab, akses teknologi yang sebelumnya hanya ada di mobil di atas Rp450 jutaan jadi lebih terbuka terhadap masyarakat yang lebih luas di varian All New Honda BR-V Prestige dengan Honda Sensing yang dibanderol Rp340 jutaan.
Lalu, bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia terhadap Honda Sensing? Luar biasa. Sampai-sampai membuat PT Honda Prospect Motor (HPM) kewalahan.
Sebab, 60-70 persen pemesanan awal All New Honda BR-V oleh para “loyalis Honda” adalah tipe tertinggi All New Honda BR-V Prestige dengan Honda Sensing.
Konsumen Indonesia memang sangat menyukai hal-hal yang mewah, yang top grade, juga cutting edge.
Apa Sebenarnya Honda Sensing?
Mencoba Fitur Honda Sensing di All New Honda BR-V di Perjalanan Luar Kota
Secara singkat, Honda Sensing adalah serangkaian fitur keselamatan di mobil Honda menggunakan kamera dan radar yang ada di mobil.
Fitur Honda Sensing ini banyak. Ada Lead Car Departure Notification System (LCDN), Collision Mitigation Brake System (CMBS), Lane Keeping Assist System (LKAS), Road Departure Mitigation (RDM), Adaptive Cruise Control (ACC), hingga Auto-High Beam.
Semuanya menjadi satu solusi yang tujuannya membuat konsumen lebih nyaman dan lebih aman.
Pertanyaannya, bergunakah fitur di jalanan Indonesia? Adakah dampaknya terhadap kenyamanan, atau malah keselamatan?
Pengujian Jarak Jauh
Cara terbaik untuk menguji fitur Honda Sensing adalah dengan melakukan perjalanan jauh. SINDONews melakukannya dalam test drive All New Honda BR-V menempuh rute Jakarta-Solo belum lama ini. Ada beberapa kesimpulan yang di dapat.
Pertama, fitur terbaik di Honda Sensing adalah Adaptive Cruise Control (ACC). Inilah fitur andalan yang sulit ditemukan di kompetitor pabrikan Jepang lainnya ataupun Korea sekelas.
Fitur ini juga yang membuat All New Honda BR-V “stand out” di rentang harganya.
Singkatnya, ACC adalah fitur semi otonom yang membuat mobil bisa ”mengemudi sendiri”. Mirip Tesla, dengan level yang berbeda. Kamera dan radar terkoneksi dengan komputer di mobil, membuat All New Honda BR-V bisa menjaga kestabilan kecepatan mobil sambil mengatur jarak dari kendaraan yang di depannya.
Mengaktifkannya cukup 2-3 detik. Cuma butuh beberapa sentuhan di tombol setir. Dengan ACC, mobil kita akan terus menerus mengikuti mobil di depannya. Jika mobil di depan mengerem, mobil kita akan ikut mengerem. Sampai dibawah 40 km/jam maka otomatis ACC akan non aktif. Ini berbeda dengan fitur ACC di Honda Accord atau Honda CR-V yang sudah dibenamkan fitur tambahan ACC dengan Low Speed Follow (LSF).
Jika mobil di depan ngebut, maka All New Honda BR-V juga akan ikut ngebut sesuai kecepatan yang sudah kita tentukan sebelumnya (maksimal 180 km/jam).
Ini membuat perjalanan jarak jauh jadi sangat nyaman. Kita tidak perlu ngegas, ataupun ngerem. Hanya memegang setir sambil santai, waspada, dan menikmati perjalanan. Perjalanan jauh jadi terasa nikmat dan tidak melelahkan.
Fitur kedua, Collision Mitigation Brake System (CMBS) ini juga penting. Jika kita lengah dan tidak sempat mengerem, maka mobil akan mengambil alih dengan melakukan pengereman mendadak.
Sehingga tidak terjadi tabrakan/benturan dengan kendaraan lain atau pejalan kaki. Memiliki fitur ini memberikan piece of mind atau ketenangan pikiran. Apalagi, saat bepergian bersama keluarga.
Ketiga, Lane Keeping Assist System (LKAS) dan Road Departure Mitigation (RDM) yang membantu kita untuk mengemudi dengan disiplin. Tidak asal menyalip kiri atau kanan. Juga aman karena akan diperingatkan ketika mengantuk.
Ketika LKAS dan RDM aktif, mobil akan memberikan getaran pada setir dan visual. Tujuan sistem itu adalah menjaga kendaraan tetap berada pada jalurnya. Sehingga saat mengantuk dan keluar jalur, kita akan mendapat peringatan atau bahkan koreksi di kemudi. Terakhir, Auto-High Beam akan mengganti lampu besar dan lampu normal bergantung pada situasi jalan.
Penyesuaian
Saat menggunakan Honda Sensing adalah ini: penyesuaian. Wajar jika ada pengguna yang kaget atau bingung menggunakan teknologi baru di mobil ini.
Sebagian pengguna mungkin ada yang tidak bisa menyalakan Cruise Control sampai hari ini. Adapun Honda Sensing memiliki teknologi yang lebih kompleks.
Maka, perlu penyesuaian untuk menggunakannya. Untuk tahu kekurangan dan kelebihan teknologi tersebut. Kemampuan maksimalnya, dan lainnya.
Perlu waktu untuk proses penguasaan teknologi baru ini. Juga, pendewasaan dalam penggunaan.
Misalnya, ACC akan otomatif mati ketika mobil dibawah 40 km/jam. Maka, pengguna harus selalu waspada. Jangan lengah atau malah lupa mengerem.
Atau, jangan juga ceroboh dengan melakukan hal-hal lain seperti pengemudi yang makan dan minum di mobil saat ACC aktif sambil lepas tangan dari roda kemudi.
Harus diingat, meski seolah-olah “otonom”, tapi baru level 1-2. Teknologinya masih sangat perlu invervensi manusia.
Selain dari itu, sudah saatnya pengguna untuk menyambut teknologi canggih di dalam mobil ini.
Sudah saatnya mereka dimanjakan dengan beragam fitur keselamatan dan juga kenyamanan yang membuat kegiatan berkendara menjadi lebih mengasyikkan, seperti moto Honda: Fun to Drive. *
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)