PEKANBARU - Harga tandan buah segar (TBS) sawit tak ada turunnya di Riau bahkan mencapai harga Rp3.400 per kilogram. Hal ini membuat petani yang tergabung dalam Koperasi Sawit Makmur (Kopsa-M) di Desa Pangkalan Baru, Kabupaten Kampar, mulai berbenah.
Sejenak, petani dan pekerja tak ingin larut dalam konflik internal kepengurusan Kopsa-M. Ada ribuan hektare lahan yang terlupakan sejak ada dua versi kepengurusan yang kini butuh perhatian.
"Soal kepengurusan kami kesampingkan dulu, ada sisi ekonomi dari kebun yang harus diperhatikan," kata Rizal, seorang petani anggota Kopsa-M, Kamis (25/11/2021).
"Kami baca berita, harga sawit naik terus, ini harus dimanfaatkan petani untuk mengurus kebun yang sudah tiga bulan tak terurus," tambahnya.
Sebelum panen, puluhan petani dan pekerja sudah berembuk dengan ninik mamak dan kepala desa. Mereka sepakat dengan melakukan pembersihan jalan sebagai akses masuk.
Puluhan pekerja dan petani sudah mengecek kebun. Pohon sawit sudah banyak yang ditumbuhi semak sehingga akan dibersihkan dulu setelah jalan dibersihkan. "Beberapa hari ke depan kami akan gotong royong membersihkan kebun," ujarnya.
Ceritanya, petani dan pekerja sudah mendapatkan secercah semangat setelah mendapat dua kali talangan dari PT Perkebunan Nusantara atau PTPN V sebagai mitra Kopsa-M.
Sementara untuk panen nanti, petani berharap PTPN V kembali membuka DO PB (surat pemesanan buah). Hasil penjualannya akan masuk ke rekening bersama.
"Target lahan yang panen 800 hektare, diangsur nanti," jelasnya.
Di sisi lain, petani saat mengecek kebun menemui beberapa jalan utama sudah rusak. Petani curiga ada yang sengaja dirusak karena ada bekas alat berat di lokasi.
Petani sudah tahu orang yang diduga merusak jalan itu. Petani sudah meminta perusak itu memperbaiki jalan lagi karena untuk kebaikan bersama.
"Demi petani dan pekerja juga, kalau tidak mau memperbaiki akan kami laporan ke Polres Kampar," ucapnya.
Disinggung soal kepengurusan, petani mengakui memang ada rapat anggota luar biasa (RALB). Di sisi lain, ketua Kopsa-M RALB Martius sudah meninggal dunia beberapa hari terpilih. Otomotis hal ini membuat pucuk kepemimpinan kosong.
Terkait Anthony Hamzah yang saat ini tidak diketahui keberadaannya dan telah menjadi Tersangka di Polres Kampar, dimana masa jabatannya akan habis pada 2 Desember nanti. Mau tidak mau, Kopsa-M harus melakukan rapat lagi. Saat ini, petani tengah membahas bagaimana format rapat, apakah rapat anggota tahunan, rapat khusus dan RALB.
Penulis: Bayu
Editor: Rico
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :