"Kami Dibimbing Asian Agri Bagaimana Mengelola Kebun Sawit Hingga Menikmati Premium Sharing"
PEKANBARU - Asian Agri telah bermitra dengan 30.000 petani plasma di Riau dan membina kemitraan dengan petani swadaya untuk membawa dampak positif terhadap kesejahteraan dan peningkatan ekonomi petani.
Dengan menerapkan kebijakan tanpa bakar dan praktik pengelolaan kebun secara berkelanjutan, Asian Agri membantu petani mitra untuk meningkatkan produktivitas, hasil panen, mendukung mereka memperoleh sertifikasi. Pabrik Asian Agri menerapkan teknologi terbaik memanfaatkan energi hijau yang dihasilkan secara mandiri, dalam rangka meminimalisasi emisi gas rumah kaca.
Hingga saat ini, Asian Agri telah memberikan banyak dampak positif bagi petani plasma binaan mereka hingga telah memberikan apresiasi untuk petani plasma binaannya melalui pembagian premi hasil penjualan minyak sawit bersertifikasi atau premium sharing.
Ketua KUD Jaya Makmur, Sudiyono menuturkan, dirinya telah bermitra dengan Asian Agri sejak tahun 1990, yang sudah memasuki tahun ke-35. Selama kemitraan tersebut, ia bersama petani lainnya sebagai mitra perusahaan senantiasa mendapatkan bimbingan dan pengarahan terkait budidaya kelapa sawit yang baik, sehingga mereka dapat mengelola kebun mereka dengan optimal.
"Asian Agri juga telah membantu kami melengkapi semua kebutuhan administrasi untuk sertifikasi. Dengan kerjasama yang baik, kami mendapatkan premium sharing pertama kali pada tahun 2013, dan secara rutin hingga tahun ini kami juga terus menerima premi tersebut,” aku Sudiyono.
Dijelaskan, dari premi yang diterima akan digunakan untuk kegiatan penguatan kelompok dan juga untuk persiapan untuk pendapatan alternatif selama proses peremajaan kebun kelapa sawit.
Selanjutnya, salah seorang petani plasma generasi kedua Asian Agri yang juga menerima premi, Sekretaris KUD Sawit Subur, Anton Suhartono, menjelaskan kemitraan dengan perusahaan memberikan banyak kemudahan, seperti proses administrasi pengajuan permohonan dana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) hingga pengelolaan kebun yang berkelanjutan.
“Dalam kemitraan ini, kami merasa nyaman karena perusahaan juga menjadi avalist/penjamin dalam pengajuan kredit bank,” ujar Anton.
Ia juga menekankan pentingnya menggunakan bibit unggul Topaz dari Asian Agri saat melakukan replanting, yang terbukti dapat meningkatkan produktivitas hingga 28 ton/ha pada tahun ketiga tanaman menghasilkan. Selain itu, panen perdana juga dimulai pada umur tanaman 30 bulan, lebih cepat dibanding dengan bibit lain yang umumnya membutuhkan waktu kurang lebih 36 bulan.
“Saya bersama anggota KUD Sawit Subur juga tidak ragu melakukan replanting pada tahun 2019 di lahan seluas 538 hektar, dan tahap kedua pada tahun 2024 ini dengan luas 144 hektar,” ujarnya.
Menurut Anton, ia tidak khawatir kehilangan pendapatannya selama masa replanting, karena berbagai kemudahan telah diberikan, baik dari pemerintah, yaitu dana BPDPKS, maupun dari Asian Agri, berupa pemanfaatan dana premium sharing untuk persiapan pendapatan alternatif, seperti beternak ayam kampung organic, sehingga petani tetap memiliki penghasilan selama masa tunggu.
Demikian juga dengan salah seorang petani plasma generasi pertama Asian Agri yang juga menerima premi, Ketua KUD Bukit Makmur, Irwan Ritonga mengatakan pada generasi pertama, perusahaan juga telah memberikan pendampingan teknis pengelolaan kebun yang berkelanjutan.
"Saya bersyukur bermitra dengan Asian Agri yang telah memperbaiki kondisi ekonomi keluarga, sehingga tidak ragu lagi untuk melanjutkan kembali kemitraan dengan perusahaan. Memasuki generasi kedua, kami tetap mempercayakan pembangunan kebun (fase replanting) kepada perusahaan sebagai ahlinya," katanya.
Seperti petani mitra Asian Agri lainnya, lanjut Irwan Ritonga, dirinya juga dibantu untuk proses pengurusan dana bantuan BPDPKS melalui program PSR. Selain bermitra dengan perusahaan, dirinya mengetahui pentingnya penggunaan bibit sawit unggul Topaz, yang sudah teruji dan terbukti keunggulannya untuk hasil kebun yang maksimal.
Seperti diketahui, Asian Agri memberikan apresiasi untuk petani plasma binaannya melalui pembagian premi hasil penjualan minyak sawit bersertifikasi atau premium sharing tahun 2023 mencapai lebih dari Rp3,8 miliar kepada 38 KUD yang memiliki anggota kurang lebih 15.000 petani.
Program premium sharing ini merupakan bentuk apresiasi perusahaan kepada petani plasma yang telah konsisten menerapkan praktik perkebunan berkelanjutan sesuai dengan stardar sertifikasi.
Regional Head Asian Agri Provinsi Riau, Pengarapen Gurusinga mengatakan tujuan dari pemberian apresiasi ini adalah untuk memotivasi petani plasma agar terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hasil perkebunan mereka, serta menjaga keberlanjutan sertifikasi yang telah diperoleh, yaitu Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
”Pengarapen juga menambahkan bahwa dengan sertifikat RSPO yang dimiliki oleh para petani, mereka dapat mendukung industri kelapa sawit yang lestari di pasar internasional, khususnya di Eropa, yang hanya menerima produk kelapa sawit yang telah memenuhi asas-asas keberlanjutan," katanya, Kamis (12/12/2024).
Head of Partnership Asian Agri, Rudy Rismanto mengatakan kemitraan merupakan salah satu strategi bisnis keberlanjutan perusahaan. Dengan adanya kemitraan, pasokan bahan baku perusahaan menjadi lebih terjamin, sekaligus menguntungkan petani.
Hal ini karena kemitraan memungkinkan adanya pendampingan dalam pengelolaan kebun petani agar hasil produksinya optimal, serta memberikan jaminan pembelian buah sawit, sehingga memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Editor: Budy Satria
Tentang Asian Agri
Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979. Hingga kini Asian Agri mengelola 100.000 hektar kebun kelapa sawit dan mempekerjakan lebih dari 20.000 orang.
Sebagai perintis program Pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans), Asian Agri telah bermitra dengan 30.000 petani plasma di Riau dan Jambi yang mengelola 60.000 hektar kebun kelapa sawit, serta membina kemitraan dengan petani swadaya untuk membawa dampak positif terhadap kesejahteraan dan peningkatan ekonomi petani.
Dengan menerapkan kebijakan tanpa bakar dan praktik pengelolaan kebun secara berkelanjutan, Asian Agri membantu petani mitra untuk meningkatkan produktivitas, hasil panen, kemamputelusuran rantai pasok, sekaligus mendukung mereka memperoleh sertifikasi. Pabrik Asian Agri menerapkan teknologi terbaik memanfaatkan energi hijau yang dihasilkan secara mandiri, dalam rangka meminimalisasi emisi gas rumah kaca.
Seluruh unit bisnis dalam naungan Asian Agri telah memperoleh sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). Saat ini perkebunan inti Asian Agri di Provinsi Sumatera Utara, Riau & Jambi serta perkebunan petani plasma di Provinsi Riau & Jambi telah 100% bersertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh kebun baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaannya.
Keberhasilan Asian Agri menjadi salah satu perusahaan produsen CPO terkemuka telah diakui secara internasional dengan sertifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001.
Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant - Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :