PEKANBARU – Dalam acara bertajuk "Sawit Goes to Campus," Ketua Umum DPP Apkasindo, Dr. Gulat ME Manurung, MP, CIMA, mengajak mahasiswa dan pelajar untuk lebih mengenal dan memahami multiplier effect dari industri kelapa sawit Indonesia. Menurutnya, sawit bukan hanya menjadi komoditas penting bagi Indonesia, tetapi juga memiliki dampak global yang signifikan.
Dalam kesempatan tersebut, Gulat menekankan enam peran penting dana sawit yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Ia menjelaskan bahwa dana tersebut berfokus pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) petani, produktivitas sawit, dan program biodiesel yang dapat berkontribusi pada kemandirian energi.
"Program SDM Sawit melalui beasiswa yang telah berjalan sejak 2017 adalah salah satu contoh keberhasilan kami. Sejak 2023, kami telah memberikan beasiswa penuh kepada 3.000 anak-anak petani sawit, pekerja, dan buruh tani ke 23 kampus terbaik di Indonesia dari Aceh hingga Papua," ujar Gulat di hadapan ratusan mahasiswa di Universitas Lancang Kuning.
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) juga menyoroti peran penting industri kelapa sawit dalam mendorong perekonomian global. Ia mengingatkan bahwa Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, dan sektor sawit dapat berkontribusi signifikan terhadap pencapaian target tersebut.
"Banyak yang belum memahami tujuan program biodiesel dengan utuh. Biodiesel menjaga harga TBS petani, mengontrol stok CPO dunia, mengurangi impor solar, dan menciptakan lapangan kerja. Ini semua sangat positif untuk masyarakat dan ekonomi Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut, Gulat menegaskan bahwa anggapan bahwa biodiesel hanya memperkaya konglomerat produsen adalah salah.
"Manfaat dari biodiesel dirasakan langsung oleh petani sawit dan masyarakat sebagai konsumen. Semua biaya yang dibayarkan ke produsen biodiesel telah dihitung oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian terkait, sehingga anggapan insentif dari dana BPDPKS tidaklah tepat," tegasnya.
Gulat mengajak semua pihak untuk menjaga program-program BPDPKS dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang dapat merusak ekonomi Indonesia. Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia 8% sebagaimana disampaikan Presiden Prabowo harus didukung dari Hulir (Hulu-Hilir) Sawit (Hulu-Hilir).
"Kita harus mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh Presiden Prabowo, dari sektor hulu hingga hilir sawit, karena sawit adalah lokomotif ekonomi Indonesia," tutup Gulat.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Rektor Universitas Lancang Kuning, Prof. Dr. Junaidi, serta perwakilan dari berbagai lembaga dan asosiasi terkait industri kelapa sawit. Gulat mengucapkan terima kasih kepada civitas akademika Universitas Lancang Kuning atas keramahannya dan berharap acara serupa dapat dilaksanakan di tahun depan. (rilis)