Pabrik Sawit di Riau Gandeng BRIN Riset Biogas Kombinasi Limbah Sawit Perdana
Minggu, 31 Maret 2024 - 13:51:47 WIB
PEKANBARU - Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) melanjutkan kolaborasi bareng Sub Holding Perkebunan Nusantara, PTPN IV PalmCo. Kolaborasi ini dalam rangka pengembangan energi baru terbarukan limbah kelapa sawit.
Riset limbah ini adalah kerja sama lanjutan antara BRIN dan PTPN IV setelah sukses melaksanakan penelitian hingga ke proses pengembangan limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME) menjadi biogas di PalmCo Regional III yang ada di Riau.
Para peneliti mulai meneliti potensi peningkatan produksi biogas yang ramah lingkungan melalui tandan kosong kelapa sawit pasca proses pencacahan dan fermentasi sebelum dicampurkan ke dalam POME. Kombinasi ini bertujuan agar gas methane yang diperoleh lebih baik dan stabil.
Lewat proses itu, energi yang diproduksi juga lebih konstan. Jika berhasil, maka kombinasi limbah cair dan padat menjadi biogas tersebut akan menjadi yang perdana di lingkungan PTPN.
"Terima kasih atas kerja sama baik yang terjalin selama ini. Kerja sama yang langsung bisa dirasakan manfaatnya. Baik itu biogas menjadi listrik, penurunan emisi gas rumah kaca, maupun mengurangi limbah," kata Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian dalam kunjungan ke Region Office PTPN IV PalmCo Regional 3, Kota Pekanbaru, belum lama ini.
Penelitian BRIN di perusahaan sawit terluas di dunia ini dilangsungkan di areal kluster riset dan inovasi BRIN-PTPN IV PalmCo Regional III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Pagar, Kampar. Amarulla menjelaskan bahwa secara umum BRIN mengusung tiga konsep dalam melaksanakan riset, yakni reguler research, apply research, dan action research.
"Khusus di PTPN IV ini bisa kombinasi regular research dan apply research. Artinya, hasil penelitian yang telah dirasakan manfaatnya masih bisa dikembangkan lagi. Juga bisa dikembangkan ke regional lain, bagaimana teknologi yang sudah terbukti di sini. Begitu juga pihak yang sudah dapat manfaat dari BRIN kepada sektor lain," lanjutnya.
PTPN IV PalmCo Regional III bersama BRIN tercatat telah menjalin kerjasama sejak lama. Salah satunya pemanfaatan energi baru terbarukan sejak lima tahun lalu.
Hasil kerja sama itu, para peneliti BRIN dan PalmCo mampu menghasilkan penemuan baru. Penemuan itu dapat menyelesaikan pembangunan pemanfaatan limbah sawit menjadi biogas.
Project pertama yang diselesaikan adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Terantam di Kampar yang bersumber dari limbah cair dan dikonversi menjadi tenaga listrik. Tak sedikit, tenaga listrik yang dihasilkan berkapasitas 1 Mega Watt yang hasilnya dimanfaatkan bagi operasional pabrik palm kernel oil (PKO) Tandun.
Selain itu, di pabrik Kampar BRIN mampu membangun Biogas co-firing. Energi yang dihasilkannya digunakan sebagai sumber pengganti material pembakaran boiler pabrik kelapa sawit, yang selama ini pakai cangkang sawit sebagai bahan baku.
"Dari penelitian itu, diharapkan biogas yang dihasilkan bisa meningkat dari yang awalnya sebesar 120 meter kubik perjam saat pure POME, naik 25% menjadi 150 meter kubik perjam melalui pemanfaatan teknologi yang mengkombinasikan Tandan Kosong atau limbah padat Sawit," kata Amarulla.
Sementara Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menyambut baik penelitian lanjutan yang terakomodir melalui program Kerjasama Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM 1 2022-2025) ini. Jatmiko menjelaskan bahwa penelitian tersebut sejalan dengan grand strategy perusahaan yang mendukung program pemerintah dalam dekarbonisasi.
"Kami bersyukur PTPN IV PalmCo yang ada di Regional III Riau kembali dipercaya menjadi lokasi untuk kegiatan kerjasama Riset dan inovasi Indonesia Maju LPDP tahun ke-2 o. Ini menjadi salah satu langkah percepatan program prioritas Riset dan inovasi BRIN tahun 2024," katanya.
Bagi Jatmiko, riset ini tidak hanya berpeluang menjadi pioneer bagi pembangunan Biogas kombinasi limbah padat dan cair di PTPN, langkah ini juga sejalan dengan semangat pemerintah dalam menggesa dekarbonisasi dan net zero emission yang dicanangkan.
"Sudah menjadi kewajiban dan kebutuhan kita dalam mendukung Net Zero Emissions 2060. Kita komit menjadi perkebunan negara yang menjadi backbone untuk hal tersebut," tukas Jatmiko lagi, seperti yang dilansir dari detik. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :