Gapki Catat Produksi CPO Oktober 2023 Naik 9,2% Jadi 4,5 Juta Ton
Rabu, 20 Desember 2023 - 06:09:02 WIB
JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat produksi crude palm oil (CPO) pada Oktober 2023 mencapai 4.523.000 ton atau naik 9,2% (month-to-month) dari produksi September 2023 sebesar 4.143.000 ton.
Selain itu produksi palm kernel oil (PKO) juga naik 9,1% (mtm) dari 394.000 ton pada September 2023 menjadi 430.000 ton pada Oktober 2023.
Adapun total konsumsi dalam negeri pada Oktober 2023 mencapai 2.181.000 ton atau naik 10,2% dari konsumsi September 2023 sebesar 1.979.000 ton. Kenaikan terbesar terjadi pada konsumsi biodiesel yang mencapai 1.160.000 ton.
Sedangkan penggunaan minyak sawit untuk pangan pada Oktober 2023 turun 3,5% (mtm) menjadi 835.000 ton. Konsumsi untuk olein juga turun 2,1% menjadi 186.000 ton pada Oktober 2023.
Dari sisi perdagangan luar negeri, total ekspor minyak sawit pada Oktober 2023 mengalami kenaikan 11,4% (mtm) menjadi 3.001.000 ton. Kenaikan ekspor terbesar terjadi pada oleokimia sebesar 21,9% dari 333.000 ton pada September menjadi 406.000 ton pada Oktober 2023.
Selanjutnya, kenaikan ekspor terbesar kedua ditempati oleh olahan CPO sebesar 12,4% dari 1.968.000 ton pada September menjadi 2.212.000 ton pada Oktober 2023.
Adapun kenaikan ekspor CPO sebesar 13,3% dari 233 ribu ton pada September menjadi 264.000 ton di pada Oktober 2023. Sedangkan ekspor PKO dan olahan PKO mengalami penurunan sebesar 17,4% dari 138.000 ton di September 2023 menjadi 114.000 ton di bulan Oktober.
"Dengan stok awal Oktober sebesar 3.103.000 ton, produksi 4.953.000 ton, konsumsi sebesar 2.181.000 ton dan ekspor 3.001.000 ton, maka stok akhir Oktober 2023 adalah 2.874.000 ton yang lebih rendah dari stok akhir September sebesar 3.103.000 ton," kata Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono dalam keterangan resmi, Selasa (19/12/2023).
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Minggu (17/12/2023), harga referensi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) untuk periode 16-31 Desember 2023 mengalami penurunan sebesar US$27,63 menjadi US$767,51 per ton. Harga referensi tersebut turun 3,47% dibandingkan harga pada periode 1-15 Desember 2023 sebesar US$795,14 per ton.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Budi Santoso membeberkan sejumlah faktor yang menjadi penyebab anjloknya harga referensi CPO di akhir tahun.
Dia menyebut, adanya penurunan permintaan CPO dari India, Tiongkok dan Uni Eropa. Di sisi lain, produksi CPO diperkirakan terjadi peningkatan. Kondisi tersebut membuat harga CPO menjadi turun.
"Peningkatan produksi CPO dunia tidak diimbangi dengan peningkatan permintaan," ujar Budi dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (17/12/2023), seperti yang dilansir dari bisnis.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :