Dibanderol Rp2.666 perkilo, Ini Penyebab Harga TBS Sawit di Riau Jeblok Lagi
Selasa, 31 Mei 2022 - 12:14:48 WIB
PEKANBARU - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau periode 1-17 Juni 2020 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit.
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Disbun Riau, Defris Hatmaja menuturkan, jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp27,01 per kilogram atau mencapai 1,00 persen dari pekan lalu.
"Dengan begitu, harga pembelian TBS petani untuk periode satu pekan kedepan juga mengalami penurunan menjadi Rp2.666,44 per kilogram," kata Defris, Selasa (31/5/2022).
Untuk harga jual CPO, Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp60,86 per kilogram dan PT Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp107,28 per kilogram.
"Sedangkan untuk harga jual kernel, PT Sinar Mas Group sebesar Rp6.980 per kilogram dan PT Asian Agri Group sebesar Rp7.112 per kilogram," tuturnya.
Defris mengungkapkan, penurunan harga TBS ini disebabkan faktor internal dan faktor eksternal. "Untuk faktor internal, turunnya harga TBS periode ini disebabkan terjadinya kenaikkan dan penurunan harga jual CPO dari perusahaan yang menjadi sumber data," ungkapnya.
Sedangkan faktor eksternalnya, lanjut Defris, belum normalnya ekspor CPO dan harga kernel walaupun sudah di umumkan pencabutan larangan ekspor CPO oelh pemerintah.
"Saat ini merupakan masa transisi, jadi ekportir menunggu dan melihat perkembangan, karena lelang CPO kita di KPBN Jakarta juga tidak ada deal (WD) sesuai harga dasar penawaran lelang. Apalagi pasca terbitnya juknis Dirjendaglu No. 18/22 (bahwa rasio eksport cpo ditetapkan Dirjendaglu pada masa transisi saat ini)," terangnya.
"Dampaknya, tidak serta merta begitu dicabut larangan ekspor, harga CPO bisa naik atau langsung bisa di ekspor CPO ke luar negeri," jelasnya.
Masih kata Defris, umumnya pembelian CPO/produk sawit jangka panjang (1 thn). Dampaknya para negara importir terbesar selama 1 bulan pelarangan ekspor lari ke Malaysia.
"Importir juga melakukan kontrak dengan Malaysia karena mereka butuh konsistensi/kepastian pasokan CPO. Karena pasar ekspor CPO belum normal, harga TBS yang kita tetapkan masih belum normal seperti yang diharapkan," pungkasnya.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :