Buktikan Sawit di Indonesia Sustainable, Peserta IWCP 2019 Besok Akan Kunjungi Riau
PEKANBARU - Guna menciptakan perdamaian dan menyelesaikan konflik dengan solusi yang berlandaskan pertanian, United Nations Development Programme (UNDP) yang difasilitasi Kementerian Luar Negeri melalui Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebiajakan (BPPK) menyelenggarakan International Workshop on Crops for Peace (IWCP) di Jakarta yang berlangsung 5-6 November 2019.
Kemudian pada tanggal 7-8 November peserta workshop akan melakukan kunjungan ke Riau untuk melihat organisasi petani, kebun petani dalam rangka membuktikan bahwa sawit Indonesia itu sudah sustainable (berkelanjutan).
Ditemui di ruang kerjannya Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Riau Ir Ferry HC, Selasa (5/11/2019) mengatakan, dengan melakukan kunjungan langsung ke kebun sawit, peserta memperoleh informasi yang benar tentang pengelolaan industri kelapa sawit yang lestari di Indonesia khususnya di Riau. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini akan membuktikan bahwa Indonesia Hijau itu ada.
"Untuk perkebunan sawit, kita sudah melaksanakan penilaian atau sertifikasi, baik Sertifikasi Nasional ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) maupun RSPO yang bertaraf internasional," terang Ferry.
Lanjutnya, tentunya ini merupakan upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang berbasis lingkungan yang sangat sesuai dengan Program Hijau Gubernur Riau Syamsuar.
"Nantinya kegiatan kunjungan ini akan diikuti para peserta dari 12 negara dan 1 organisasi internasional, yaitu dari Kolombia, Filipina, Myanmar, Thailand, Timor Leste, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Afghanistan, Ghana, Nigeria, Ethiopia dan anggota PBB, serta tentunya Indonesia sendiri," bebernya.
Dalam kunjungan peserta ke Riau, sambung Ferry, Kementerian Luar Negeri meminta pemerintah provinsi memfasilitasi kegiatan tersebut. Dimana nantinya Gubri juga akan memberikan pemaparan tentang Program Riau Hijau. "Selain itu juga akan ada penilaian usaha perkebunan, kemungkinan akan dilakukan Dirjen Perkebunan yang akan mendampingi dari Jakarta," sebutnya.
"Untuk penilaian ini sudah ada koordinasi dengan SMART Groub (PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk) yang merupakan salah satu grup yang dipilih UNDP untuk melakukan penilaian. Karena UNDP memiliki cukup banyak kegiatan dalam rangka pendampingan pembangunan terutama menuju sustainable di dunia industri sawit," jelas Kadis.
UNDP sendiri, sambung Ferry, sudah mempunyai forum di tingkat nasional yaitu Forum Koordinasi Sawit Berkelanjutan Indonesia (FOKSBI). Dengan dasar kegiatannya adalah sawit berkelanjutan. FOKSBI pertama di Indonesia dibentuk di Kabupaten Pelalawan. FOKSBI ini bekerja secara terus menerus dalam rangka memonitor sawit berkelanjutan Indonesia.
"Dalam memberikan sertifikat pada perkebunan, ada 8 aspek penilaian yang kita berikan kepada perusahaan. Jika perusahaan sudah punya sertifikat itu, berarti seluruh aspek sustainable sudah terpenuhi dan perusahaan tersebut bisa bersaing di pasar dunia," tuturnya lagi.
Sambung Ferry, pada tanggal 7 dan 8 November dalam kunjungan ke Riau, peserta langsung melakukan cek ke lapangan, untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tata kelola kebun kelapa sawit di petani maupun pendampingan yang dilaksanakan perusahaan ataupun yang dilakukan oleh UNDP sendiri.
"Nantinya untuk kunjungan ke lapangan, sudah disepakati ke kebunnya SMART. Dan kita memang belum dapat titik yang pasti dimana, tetapi untuk kebun SMART ini di Riau cukup banyak," tukasnya.
Penulis : Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :