BLITAR - Gempa berkekuatan 5,9 magnitudo (sebelumnya 6,2) mengguncang Blitar, Jawa Timur, pada Jumat (21/5/2021).
BMKG mengingatkan gempa tersebut sebagai alarm bagi para Pemda. Sebab BMKG mencatat, aktivitas gempa di pesisir selatan Pulau Jawa meningkat pada tahun ini mulai magnitudo 2 sampai 6.
Diketahui sebelum gempa Blitar pada hari ini, gempa berkekuatan 6,1 magnitudo pernah mengguncang Malang pada 10 April lalu dan menimbulkan sejumlah korban jiwa.
"Kami mohon terutama Pemda yang berada di sepanjang pesisir Jawa ataupun provinsi yang memiliki pesisir selatan Jawa perlu mewaspadai adanya peningkatan aktivitas kegempaan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir di tahun 2021," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konpers seperti dikutip dari kumparan.
Dwikorita menyatakan meningkatnya aktivitas gempa di selatan Jawa perlu diwaspadai. Sebab berdasarkan sejarah, gempa di selatan Jawa bisa melampaui 6 magnitudo dan berpotensi tsunami.
"Peningkatan kejadian gempa bumi yang menurut sejarah kegempaan dengan kekuatan bisa melampaui 6 dan dapat berpotensi tsunami," kata Dwikorita.
"Kita tidak bisa memastikan apakah itu akan terjadi. Tetapi dari pelajaran masa lalu, dari sejarah kegempaan, memang sudah terjadi beberapa kali dan mohon berkenan untuk mewaspadai, tidak panik, tapi segera siapkan bangunan yang cukup kuat mengingat potensi tsunami," lanjutnya.
Sehingga Dwikorita meminta Pemda di pesisir selatan Jawa segera mengevaluasi konstruksi bangunan, khususnya sekolah, kantor, mal atau bangunan yang menjadi tempat banyak orang.
"Mohon pastikan benar-benar sudah sesuai standar bangunan tahan gempa," ucapnya.
Tak hanya itu, Dwikorita turut menyoroti jalur evakuasi warga apabila terjadi tsunami. Berdasarkan survei BMKG di daerah-daerah pesisir selatan Jawa, jalur evakuasi tsunami belum memadai.
"Kami baru saja selesaikan survei di pesisir Jawa. Ternyata hampir sebagian besar kabupaten di pesisir Jawa jalur evakuasi tsunaminya masih belum memadai. Sehingga meski BMKG mengeluarkan peringatan dini, tapi jalur tersebut belum memadai untuk evakuasi, masih ada yang terpotong oleh sungai yang rawan dilewati tsunami dan tidak ada jembatannya untuk menyeberang," kata Dwikorita.
"Dan masih cukup signifikan dijumpai jalur evakuasi terlalu jauh dengan waktu datangnya tsunami yang pendek. Dikhawatirkan tidak memungkinkan untuk keselamatan," lanjutnya.
Untuk itu, Dwikorita meminta Pemda memanfaatkan waktu untuk membenahi bangunan agar tahan gempa serta memperbaiki jalur evakuasi tsunami.
"Kejadian gempa yang baru saja terjadi merupakan alarm bahwa kita harus segera menyiapkan aspek keselamatan bangunan atau jalur evakuasi apabila skenario terburuk terjadi sewaktu-waktu yang tidak dapat diprediksi kapan," tutupnya. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :