www.halloriau.com  


BREAKING NEWS :
Komisi III DPRD Pekanbaru Panggil Tiga OPD Sekaligus, Ini yang Dibahas
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Tragedi Kanjuruhan: Tangis Duka Sepak Bola Indonesia dalam Kepulan Gas Air Mata
Senin, 03 Oktober 2022 - 05:56:29 WIB

JAKARTA - Tragedi Kanjuruhan menegaskan bahwa nyawa manusia jauh lebih penting dari sepak bola. Dalam kepulan gas air mata, dalam hilangnya ratusan nyawa, sepak bola Indonesia kembali menangis dan berduka.

“Nyawa seorang manusia lebih penting dari sepak bola,” kata -kata ini ditegaskan oleh Xavi Hernandez, pelatih Barcelona, usai timnya menggilas Cadiz 4-0 pada Sabtu 10 September 2022.

Kala itu, Barcelona tak bisa lepas dalam merayakan kemenangan seiring insiden medis dalam laga pekan keempat Liga Spanyol 2022-2023 kontra Cadiz.

Laga Cadiz vs Barcelona sempat terhenti lama, sekitar lebih dari 45 menit, karena insiden kolaps seorang fan tuan rumah di tribune Stadion Nuevo Mirandilla. Sang fan diberitakan sempat kehilangan denyut jantung selama 5 menit.

Berkat keputusan cermat wasit Carlos del Cerro Grande dalam menyetop laga, plus kesigapan kiper Cadiz Jeremias Ledesma mengantarkan alat pacu jantung, serta sikap kooperatif Jose Mari yang ikut mengangkat tandu, nyawa seorang fan bisa terselamatkan.

Satu Nyawa Jauh Lebih Bernilai dari Sepak Bola
Satu nyawa begitu berharga, lebih bernilai dari sebuah laga sepak bola.

Karena itu, apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 sudah selayaknya disebut sebagai sebuah tragedi kelam.

“Dunia sepak bola dalam keadaan terpukul menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” ujar Presiden FIFA, Gianni Infantino.

“Ini adalah hari kelam bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia sepak bola, sebuah tragedi di luar pemahaman,” ucap Infantino dilansir dari situs resmi FIFA.

Mengacu keterangan sampai Minggu (2/10/2022) malam, sebanyak 125 orang yang hadir untuk menjadi bagian dari laga akbar sepak bola Liga 1 2022-2023 antara Arema FC vs Persebaya, harus pulang tanpa nyawa, kembali hanya membawa nama.

Ketika air mata sepak bola Indonesia masih mengucur dan belum benar-benar kering dalam melepas kepergian dua fan Persib yang tewas terinjak-injak dalam ajang pramusim Piala Presiden 2022, kini tangis harus kembali pecah membahana seiring tragedi di Kanjuruhan.

Kerusuhan di Kanjuruhan yang merenggut ratusan nyawa bermula dari aksi suporter tuan rumah yang menyerbu arena lapangan usai laga Arema FC vs Persebaya.

Kemarahan fan Arema FC memuncak begitu melihat tim kesayangan mereka takluk 2-3 dari Persebaya. Untuk kali pertama dalam 23 tahun terakhir, Arema FC kalah di kandang sendiri oleh sang rival bebuyutan, Persebaya.

Melansir dari Kompas.id, sekitar 3.000 suporter Arema FC yang tak puas, merangsek masuk ke arena lapangan Stadion Kanjuruhan setelah peluit akhir laga dibunyikan.

Polemik Gas Air Mata
Bentrok fan Arema FC dengan pihak keamanan pun tak terhindarkan. Guna mengendalikan massa, pihak keamanan lantas menembakkan gas air mata.

Gas air mata diduga memicu kepanikan di tribune. Para suporter pun terkonsentrasi di satu titik pintu keluar sehingga terjadi penumpukan massa.

Desak-desakan terjadi dan jatuh banyak korban jiwa. Ratusan.

“Lapangan sepak bola yang menjadi neraka…,” demikian media Korea Selatan, Chosun, menggambarkan kerusuhan di Kanjuruhan.

Baca juga: Pernyataan Resmi FIFA: Tragedi Kanjuruhan Hari Kelam Sepak Bola Dunia

Merujuk kepada pasal 19 poin B dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations, pemakaian gas air mata di dalam stadion untuk mengontrol massa adalah sesuatu yang dilarang.

"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," demikian bunyi aturan tersebut.

"Mereka (suporter) turun untuk tujuan mencari pemain dan pihak manajemen, kenapa bisa kalah," kata Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022) pagi.

"Terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata," ujar Nico Afinta menjelaskan.

Ketua Save Our Soccer, Akmal Marhali, menyebut ada unsur kelalaian dari PSSI yang dinilainya tidak mengkomunikasikan prosedur terkait kepada kepolisian.

"Ini terkait pihak kepolisian yang melaksanakan tugas atau pengamanan tidak sesuai prosedural dan melanggar FIFA Safety and Security Stadium pasal 19 poin B, di mana senjata api dan gas air mata tidak boleh masuk ke sepak bola," kata Akmal.

Menurut Akmal, pengamanan dalam pertandingan sepak bola berbeda dengan prosedur penanganan demo.

"Ini juga kelalaian PSSI, ketika melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian tidak menyampaikan prosedur ini bahwa pengamanan sepak bola itu berbeda dengan pengamanan demo," ujar Akmal.

"Tidak boleh ada senjata dan gas air mata yang masuk ke dalam stadion," tutur Akmal menegaskan.
Gas Air Mata Pelatuk untuk Masalah yang Menumpuk?

Namun, bagaimana jika gas air mata ibarat kata menjadi pelatuk dari peluru-peluru masalah lain yang sudah lebih dulu terakumulasi, seperti jam kickoff malam yang senantiasa memicu polemik serta jumlah penonton yang tak mengindahkan rekomendasi.

Panpel laga Arema FC vs Persebaya disebut tak menjalankan usulan dari pihak keamanan untuk menggeser waktu sepak mula menjadi sore hari dan membatasi penonton dengan cara hanya mencetak 38 ribu tiket.

“Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” kata Menko Polhukam, Mahfud MD.

Pengamat sepak bola senior, Weshley Hutagalung, mencoba melihat tragedi di Kanjuruhan, Malang dalam perspektif yang lebih luas.

“Sedih saya bahas ini. Seolah protokol pengelolaan sepak bola di Indonesia itu dianggap sepele, enggak mau melihat persoalan secara komprehensif dan preventif,” kata Weshley Hutagalung kepada KOMPAS.COM.

Weshley Hutagalung menilai tiga lingkaran sepak bola mutlak mesti menyatukan paradigma.

Sehingga, proses pembangunan sepak bola tak berjalan sendiri-sendiri, menyesuaikan kebutuhan dan keinginan golongan tertentu.

“Sepak bola kita belum menemukan posisi yang pas di mata semua pihak. Pertanyaan mendasar, ‘Di mana posisi sepak bola dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara?’”

“Kalau semua melihat hal yang sama dari sepak bola, maka turunan posisi dan peran sepak bola tidak akan jauh berbeda dalam pemahaman kita, seluruh stakeholder sepak bola Nusantara.”

“3 lingkaran sepak bola, pemerintah, federasi, dan swasta harus punya pandangan yang sama dan punya cetak biru dalam pengelolaan sepak bola, bukan hanya fokus kompetisi, tapi juga pembinaan sejak usia dini, serta nilai-nilai sepak bola dijadikan bahan dalam materi pembelajaran formal dan non-formal.”

Bola Harus Berhenti Bergulir...
Weshley Hutagalung berpandangan proses edukasi sepak bola idealnya melibatkan banyak unsur, termasuk kalangan pendidik dan aktivis agama.

“Sebetulnya insiden di Malang ini memoret bagaimana kurang lebih wajah liga domestik kita,” kata Adi Prinantyo.

“Liga profesional, ya seharusnya penanganannya juga harus profesional. Artinya, profesional itu sesedikit mungkin ada korban jatuh, korban luka pun harus dihindari,” ujarnya

“Apalagi korban dari penonton, yang harusnya dia menikmati. Harusnya jangan sampai ada korban. Ini ada korban tewas, meninggal dunia, jumlahnya ratusan, itu betul-betul memotret kerapuhan profesionalisme penanganan liga kita,” tutur Adi Prinantyo menjelaskan.

Penghentian sementara kompetisi Liga 1 dinilai sebagai keputusan ideal demi melancarkan proses investigasi dan evaluasi.

Adi Prinantyo menyatakan, kalau perlu, sampai akhir tahun 2022 bola permainan di pentas Liga 1 tak usah digulirkan.

“Kalau kita mau menahan diri untuk katakanlah melakukan koreksi secara menyeluruh, ini bisa dijadikan salah satu pijakan untuk melakukan evaluasi itu.”

“Katakanlah liga profesional istirahat, bukan hanya seminggu, mungkin sebulan, atau mungkin kalau belum cukup tiga bulan, atau sampai akhir tahun.”

“Mari kita berbenah diri, duduk bersama, klub-klub, apa yang kurang disampaikan kepada PSSI. PSSI juga harus berlapang dada, legawa untuk menerima masukan-masukan, jangan terburu menyalahkan pihak lain.”

Proses evaluasi tragedi Kanjuruhan diharapkan bisa berjalan secara menyeluruh, tidak setengah-setengah.

“Kalau perlu kita baru mulai liga di tahun depan. Kalau kita harus berjalan lagi, berjalan dengan betul-betul optimal.”

“Ini betul-betul pijakan penting bagi kita untuk menghadirkan sebuah sistem persepakbolaan yang betul-betul menaungi semua. Pemainnya senang, pelatihnya oke, penontonnya juga menonton dengan aman dan gembira,” ucap Adi Prinantyo.

Bola itu bulat. Kadang di atas, kadang di bawah. Selalu ada saat menang dan kalah.

Tanpa rasa penerimaan akan hasil akhir, bola tak akan pernah sempurna bergulir.

Agar si kulit bulat menggelinding dan menciptakan permainan indah, dibutuhkan pula sinergi dan kesatuan pemahaman dari seluruh elemen penunjang, bukan cuma dari kaki-kaki terampil pemain.

Ketika itu semua belum terpenuhi, saat belum ada refleksi dan evaluasi, maka, meminjam pernyataan Presiden Jokowi, solusi terbaik saat ini adalah membuat bola berhenti bergulir.

"Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," ucap Presiden Jokowi melalui video yang diunggah Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (2/10/2022) pagi WIB, seperti yang dilansir dari kompas.

"Saya menyesalkan terjadinya terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini tragedi terakhir sepak bola di tanah air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini pada masa yang akan datang," kata Presiden Jokowi.

Sepak bola sudah seharusnya menyajikan hiburan, bukan terus menerus menjadi “kuburan”. (*)

   


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Komisi III DPRD Pekanbaru panggil Disdik, Dinkes, dan Dinsos (foto/Mimi)Komisi III DPRD Pekanbaru Panggil Tiga OPD Sekaligus, Ini yang Dibahas
Direktur Eksekutif MPD Riau, Zulfan Efendi (kanan) minta Bawaslu lebih proaktif (foto/yuni)MPD Riau: Bawaslu Harus Proaktif Hadang Politik Uang, Jangan Cuma Nunggu Laporan
Panwascam Kecamatan Sungai Batang saat interogasi gelar berita acara laporan dari warga temuan di lapangan (foto/Ayendra)Masa Tenang Pilkada, Warga dan Panwascam di Inhil Gerebek Tim Paslon Bawa Logistik
Jembatan Sei Rokan Kiri yang ada di Desa Suka Damai, Ujung Batu rusak diterjang banjir (foto/int)Jembatan Sei Rokan Ujung Batu Rohul Ditutup, Berikut Jalur Alternatifnya
Tangkapan layar postingan instagram Agung Nugroho (foto/IG)Diguyur Hujan, Agung Nugroho Kunjungi Makam Ayah Tercinta
  Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam HMI dan BEM Universitas Islam Indragiri laksanakan audiensi dengan Kajari Inhil, (foto/Ayendra)Audiensi dengan Kejari, Mahasiswa Minta Kasus Baznas Inhil Ditangani Profesional
KPU dan Polres Sukses Gelar Senam Sehat, di Lapangan Taman Bukit Gelanggang (foto/bambang)KPU dan Polres Dumai Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih Pada 27 November
Walikota Dumai, Paisal secara simbolis serahkan bantuan RLH bantuan Baznas Dumai (foto/bambang)Wako Dumai Serahkan Bantuan Rumah Layak Huni
Apical menggelar kuliah umum bertajuk “GreenFest with Sustainable Palm Oil”, di Universitas Riau (foto/Yuni)GreenFest, Apical Bersama RSPO Edukasi Gen Z Tentang Sawit Berkelanjutan
Arus kendaraan di Desa Tanjung Alai, Kampar pakai sistem buka-tutup akibat longsor (foto/ist)Lintas Riau-Sumbar di Kampar Macet Akibat Longsor: Jembatan Bailey Ditutup, Sistem Buka-Tutup
Komentar Anda :

 
 
 
Potret Lensa
Honda CDN Riau Kunjungi www.halloriau.com
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved