www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
Cuaca Riau 9 Januari 2025, Waspada Hujan Lebat dan Petir di Beberapa Wilayah
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Riau Sudah, Kini BPPT Usulkan TMC Karhutla di Sumsel, Kalbar dan Kalteng
Jumat, 09 Agustus 2019 - 06:02:24 WIB
Data Hotspot. Ist
Data Hotspot. Ist

Baca juga:

JAKARTA -  Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT) Tri Handoko Seto mengatakan modifikasi cuaca untuk penanggulangan karhutla di Sumatera dan Kalimantan masih berpeluang terjadinya hujan, karena masih terdapat pertumbuhan awan di wilayah tersebut. Hingga kini, BBTMC-BPPT masih tunggu komando dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

Sementara operasi modifikasi cuaca untuk mengantisipasi  kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah dilaksanakan sejak 26 Februari hingga saat ini. Pada 30 Juli, jumlah titik api (hotspot) di wilayah Provinsi Riau terpantau nol. Sementara, jumlah tertinggi sekitar 20 titik panas selama akhir Juli 2019.

“Pantauan saat ini, di wilayah Sumatera dan Kalimantan  masih terdapat pertumbuhan awan sehingga penerapan teknologi modifikasi cuaca berpeluang besar. Kami sudah menyerahkan data pada pihak BNPB untuk modifikasi cuaca di Sumatera dan Kalimantan. Namun, memang baru provinsi Riau yang dilaksanakan TMC,” ujar Tri Handoko Seto.

Sebelumnya, wilayah-wilayah yang diusulkan BBTMC-BPPT untuk dilaksanakan TMC antisipasi Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) meliputi Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.  “Secara historis, peningkatan jumlah hotspot secara signifikan di Sumatera mulai bulan Juni dan di Kalimantan mulai bulan Juli, hingga puncaknya pada bulan Agustus pada September, “ papar Tri Handoko Seto.

Meningkatnya jumlah hotspot, lanjut Seto, juga dipengaruhi berkurangnya  curah hujan pada bulan-bulan tersebut. Data historis curah hujan kurun 2009-2018 pada Juli dan Agustus di wilayah Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, sangat rendah dan berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan.

“Curah hujan juga minim untuk September, namun membaik pada bulan Oktober. Pada bulan September di wilayah-wilayah tersebut masih rawan terjadi karhutla. Jadi untuk Riau kami usulkan diperpanjang hingga akhir September atau akhir musim kemarau sesuai prediksi BMKG ,” ujarnya.

Sementara  itu, Posko Riau untuk antisipasi Karhutla pada 26 Februari- 20 April 2019  telah dilaksanakan sebanyak 63 penerbangan dengan total jam terbang capai 114 jam dengan habiskan sekitar 50.000 kg bahan semai, menggunakan pesawat Cassa 212-200 milik TNI AU.  “Hasil air mencapai 324,01 juta M3,” kata Seto.

Sementara periode 22 Mei hingga 3 Agustus, operasi TMC dilaksanakan dua tahap, dengan menggunakan sistem flare dan bahan semai. Pada tahap pertama total jam terbang 36 jam menghabiskan 74 Gygroscopic flare dan 4 Agl BIP dengan menggunakan PK-TMC (BPPT). Sedangkan tahap kedua,  total jam terbang 25 jam dengan menghabiskan 12.400 kg bahan semai mengggunakan pesawat Cassa 212-200 PK-PCT . “Rentang waktu tersebut menghasilkan 114, 27 juta M3 air,” ujarnya.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, pihaknya akan upayakan maksimal untuk membantu menanggulangi Karhutla agar tidak mengalami kembali kasus karhutla 2015. “Presiden sudah perintahkan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Karhutla 2019 di Istana Negara agar pemadaman harus dilakukan meskipun titik api masih belum berdampak besar dan meluas,” ujarnya.

Seperti diketahui, TMC mulai dimanfaatkan sebagai salah satu solusi di dalam upaya penanganan bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Indonesia untuk pertamakalinya pada 1997 dalam operasi Pengendalian Karhutla di Sumatera dan Kalimantan, sebagai dampak El Nino pada  September – Oktober 1997.

Penghujung 2006 sebagian besar kawasan hutan dan lahan gambut di wilayah Sumatera dan Kalimantan mengalami kebakaran yang masif.  Bencana kabut asap ini mengakibatkan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia merasa terganggu asap yang berasal dari wilayah Indonesia. Pemerintah memutuskan untuk melaksanakan operasi gabungan, yaitu operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan dari darat dan udara. Operasi gabungan dari udara dengan penerapan TMC dan Water Bombing.  (rilis) 


 
    Berita Terkait

 


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Ilustrasi hujan. (Foto: Int)Cuaca Riau 9 Januari 2025, Waspada Hujan Lebat dan Petir di Beberapa Wilayah
ilustrasi.Pemerintah Tetapkan 27 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025
ilustrasi.Catat, Ini Batas Maksimal Beli Token Listrik Diskon 50 Persen
Load factor Bus TMP Pekanbaru rendah (foto/int)Keterisian Penumpang Cuma 20 Persen, Layanan Bus TMP Pekanbaru Dievaluasi
35 pekerja migran Indonesia dideportasi dari Malaysia sudah tiba di Dumai (foto/MC.Riau)35 PMI Bermasalah yang Dideportasi dari Malaysia Tiba di Dumai
  Surya Darmadi.Anak Surya Darmadi Ditetapkan Tersangka Korupsi PT Duta Palma Group, Jampidsus: Ada di Singapura
Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby.Ini Syarat dari Bupati Kuansing Suhardiman Amby yang Harus Dipatuhi PKS Agar Tetap Beroperasi
ilustrasi makan durian.Apakah Durian Menyebabkan Kolesterol dan Darah Tinggi? Ini Ulasannya
3.447 orang mendaftar PPPK Riau tahap II (foto/int)Perpanjangan Pendaftaran PPPK Tahap II di Riau, Sudah 3.447 Orang Mendaftar
Tapir yang merupakan satwa liar dilindungi ini pertama kali terdeteksi di Kelurahan Bukit Timah (foto/Antara)Tapir Liar Berkeliaran di Pemukiman Dumai, BBKSDA Riau Masih Telusuri Asalnya
Komentar Anda :

 
 
 
Potret Lensa
DPMPTSP Riau-PT BSP Permudah Perizinan Pelaku Usaha UMKM
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2025 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved