SKK Migas Ungkap Tantangan dalam Mencapai Target Lifting Minyak
Jumat, 28 Februari 2025 - 06:20:35 WIB
JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan sejumlah tantangan dalam upaya mencapai target lifting minyak nasional.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyebutkan setidaknya terdapat empat kendala utama yang menghambat peningkatan produksi minyak dan gas bumi. Kendala pertama adalah kondisi fasilitas hulu yang sudah tua dan mengalami kebocoran.
“Fasilitas yang sudah tua menjadi kendala yang cukup besar dalam produksi. Terutama di wilayah offshore, banyak pipa yang telah berkarat,” ujar Djoko dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (27/2/2025).
Kendala kedua adalah proses perizinan yang masih memakan waktu lama di sektor hulu migas. Sementara itu, kendala ketiga berkaitan dengan aspek keamanan, di mana kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) kerap menghadapi gangguan dari masyarakat saat melakukan eksplorasi maupun produksi.
“Masalah keamanan ini cukup krusial. Ada gangguan dari masyarakat ketika proses eksplorasi dan produksi berlangsung,” tambahnya.
Adapun kendala keempat adalah tantangan fiskal. Untuk mengatasi hal ini, Djoko menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan insentif kepada badan usaha guna meningkatkan investasi di sektor hulu migas.
Menanggapi kendala yang dihadapi, SKK Migas berencana untuk menyederhanakan perizinan dengan memangkas aturan yang dianggap menghambat. Selain itu, guna mengatasi gangguan keamanan dari masyarakat, SKK Migas akan bekerja sama dengan TNI dan Polri dalam upaya pengamanan.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, terus mendorong SKK Migas agar meningkatkan lifting minyak nasional dalam beberapa tahun mendatang. Bahlil menegaskan pentingnya pencapaian target yang telah ditetapkan pemerintah.
“Target yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto adalah lifting minyak mencapai 800.000-900.000 barel per hari (bopd) pada 2028-2029. Jika memungkinkan mencapai 1 juta bopd, tentu akan lebih baik. Hal ini dapat dicapai melalui intervensi teknologi yang tepat,” ujar Bahlil.
Pada tahun 2024, realisasi lifting minyak nasional masih belum mencapai target yang ditetapkan dalam APBN. Sepanjang tahun lalu, rata-rata lifting minyak bumi tercatat sebesar 579.700 bopd, sementara target yang ditetapkan dalam APBN mencapai 635.000 bopd.
Pada Desember 2024, lifting minyak sempat mencapai 657.000 bopd, namun pada Januari 2025 turun menjadi 532.000 bopd. SKK Migas terus berupaya meningkatkan produksi guna mencapai target lifting yang telah ditetapkan pemerintah, seperti yang dilansir dari bisnis.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :