PEKANBARU - Herba Ali sukses bertani jambu madu deli hijau (MDH) di Jalan Hangtuah-Jalan Bata Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau. Dengan luas kebun setengah hektare yang rimbun dan subur, ia membuktikan bahwa kerja keras dan ketekunan mampu mengubah hobi menjadi ladang rezeki.
Herba Ali, pria berusia 38 tahun, mengawali perjalanan sebagai petani jambu madu sejak 2017 bersama sang istri. Sebelumnya, Ali bekerja sebagai mekanik di bengkel, namun kecintaannya terhadap bercocok tanam membuatnya meninggalkan pekerjaan lamanya.
“Awalnya saya hanya coba-coba tanam satu batang di pekarangan rumah. Melihat prospeknya bagus, saya tambah lagi 30 batang. Dari situ mulai panen dan berkembang hingga kini ada 500 batang,” ujarnya penuh semangat.
Ali memulai usaha ini dengan modal Rp3 juta untuk membeli bibit jambu madu dari Medan. Kini, usahanya telah berkembang pesat hingga memiliki kebun seluas setengah hektare.
Dengan teknik perawatan yang rutin, seperti penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama, Ali mampu memanen hingga 300 kilogram jambu madu setiap hari. Buah tersebut dijual seharga Rp35 ribu per kilogram, baik melalui reseller, media sosial, maupun toko buah ternama di Pekanbaru.
“Awalnya saya pasarkan ke teman-teman kantor, kemudian istri membantu lewat media sosial. Sekarang sudah ada tiga reseller yang membantu pemasaran,” kata Ali kepada halloriau.com belum lama ini.
Selain di Pekanbaru, jambu madu Ali juga diminati pelanggan dari luar kota, seperti Padang, Sumatera Barat. Bahkan, permintaan yang terus meningkat membuat Ali mempekerjakan dua karyawan untuk membantu.
Namun, perjalanan ini tidak tanpa hambatan. Ali mengakui bahwa hama seperti lalat buah sempat menjadi tantangan besar di awal usahanya. “Kalau terlambat bungkus, buahnya busuk,” ujarnya.
Untuk mengatasinya, Ali menerapkan teknik pembungkusan buah sejak bunga mulai mekar. Selain itu, ia rutin menggunakan pupuk kandang, NPK, KCL, TSP, dan MKP untuk memastikan pohon tumbuh sehat.
Tidak hanya menjual buah segar, Ali juga menyediakan bibit jambu madu dengan harga mulai dari Rp50 ribu per bibit. “Banyak pelanggan yang tertarik menanam sendiri, jadi kami sediakan bibitnya,” jelasnya.
Bibit tersebut dihasilkan melalui teknik mencangkok dan stek, yang ditanam di media planter bag. Ali juga menanam pohon dengan jarak ideal 3x3 meter untuk memastikan setiap pohon memiliki ruang tumbuh yang cukup.
Kesuksesan Ali tidak hanya menjadi inspirasi bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi generasi muda. Ia berpesan agar anak-anak muda tidak takut mencoba bertani. “Bertani itu penuh peluang rezeki. Tapi harus sabar, jangan gampang menyerah,” tuturnya.
Editor: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :