Dari Dumai untuk Dunia: Pertamina Inovasi Marine Fuel Oil Sesuai Standar Internasional
DUMAI - PT Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai kembali menunjukkan komitmennya terhadap inovasi dan efisiensi dengan meluncurkan produksi perdana Marine Fuel Oil (MFO) 180 centistoke (cSt) Low Sulphur. Dalam menghadapi tingginya permintaan bahan bakar kapal berkualitas tinggi, langkah ini tidak hanya meningkatkan daya saing kilang, tetapi juga memenuhi standar baru yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO) mengenai batasan kadar sulfur.
Launching produksi perdana MFO 180 cSt Low Sulphur ini dilaksanakan di halaman kantor Oil Movement Kilang RU II Dumai, Selasa (18/2/2024) dan dipimpin langsung oleh Senior Manager Operation & Manufacturing (SMOM) Pertamina RU II Permono Avianto. Dan menandai upaya Pertamina dalam berkontribusi terhadap keberlanjutan industri maritim global.
Inovasi Marine Fuel Oil (MFO) 180 cSt Low Sulphur yang diperkenalkan oleh PT Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai adalah langkah strategis yang mencerminkan komitmen perusahaan dalam mengedepankan inovasi dan efisiensi berkelanjutan. Di tengah dinamika industri maritim yang semakin ketat, Pertamina tidak hanya beradaptasi, tetapi juga berinisiatif untuk memimpin.
Langkah ini merupakan respons langsung terhadap tantangan yang dihadapi oleh sektor pelayaran global, di mana International Maritime Organization (IMO) telah menetapkan standar baru yang menuntut kadar sulfur dalam bahan bakar tidak melebihi 0.5%. Sebelumnya, batasan tersebut mencapai 4.5%, yang tentu saja berdampak signifikan pada kualitas emisi dan lingkungan.
Dengan memproduksi MFO 180 cSt Low Sulphur, Pertamina menunjukkan dedikasinya dalam menjaga kualitas produk sambil memenuhi regulasi yang semakin ketat. Inovasi ini bukan hanya tentang mematuhi aturan, tetapi juga tentang memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Sebagai pelopor di industri ini, Pertamina mengukuhkan posisinya sebagai penyedia bahan bakar berkualitas tinggi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Inovasi ini merupakan bukti nyata bahwa Pertamina berkomitmen untuk tidak hanya memenuhi permintaan pasar, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi global, mendukung industri maritim yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Sejalan dengan tema HUT Pertamina ke – 67 yaitu “Energizing The Acceleration” sebuah refleksi dari komitmen perusahaan untuk terus bergerak maju dalam memberikan solusi energi yang inovatif dan berkelanjutan. Tema ini mencerminkan semangat Pertamina untuk mempercepat transformasi di berbagai lini, guna memenuhi kebutuhan energi nasional dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Sebagai perusahaan energi terbesar di Indonesia, Pertamina berperan penting dalam menjaga ketahanan energi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan telah melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan proses produksi, distribusi, dan penggunaan energi, serta mengadopsi teknologi terbaru untuk meningkatkan efisiensi. Dengan tema ini, Pertamina ingin mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam mempercepat pencapaian visi tersebut.
Energizing The Acceleration juga menggambarkan komitmen Pertamina terhadap inovasi yang berkelanjutan. Dengan meluncurkan produk-produk baru yang ramah lingkungan, seperti Marine Fuel Oil (MFO) 180 cSt Low Sulphur, Pertamina menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga pada tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Senior Manager Operation & Manufacturing (SMOM) Pertamina RU II Permono Avianto, mengungkapkan bahwa, sebagai upaya meningkatkan daya saing kilang serta mengoptimalkan potensi profit margin dan efisiensi di berbagai lini, PT Pertamina RU II Dumai kembali jalankan inovasi.
“Di tengah tingginya permintaan akan bahan bakar minyak khusus kapal yang berkualitas tinggi, kini Kilang Pertamina RU II berhasil memproduksi Marine Fuel Oil (MFO) dengan viskositas 180 centistoke (cSt) dengan kandungan sulfur yang rendah.” Kata Permono Selasa (18/2/2024) saat Launching produksi perdana MFO 180 cSt Low Sulphur di halaman kantor Oil Movement Kilang RU II Dumai, dikutip dari laman pertamina.com.
(PT KPI RU Dumai launching program optimalisasi BBM own use, Rabu (9/8/2024)/foto-PT KPI RU Dumai)
Dijelaskan Permono, inovasi ini merupakan salah satu wujud komitmen Pertamina, khususnya Refinery Unit II, dalam menjalankan inovasi dan efisiensi berkelanjutan. Inovasi ini sekaligus menjawab tantangan dari International Maritime Organization (IMO) yang menetapkan standar batasan kualitas sulfur baru untuk produk MFO pada tahun 2020 yakni tidak melebihi angka 0.5% dibandingkan batasan sebelumnya sebesar 4.5%.
Standar baru IMO ini kemudian dituangkan dalam Keputusan Dirjen Migas No. 0179.K/DJM.S/2019 yang menyatakan pemenuhan pembatasan kadar sulfur pada bahan bakar jenis MFO dimulai efektif sejak 1 Januari 2020.
“Kegiatan hari ini merupakan wujud syukur atas keberhasilan rekan-rekan di Pertamina RU II dalam memformulasikan produk MFO yang sudah sesuai dengan standar IMO. Hal ini juga sejalan dengan rencana kerja Pertamina di tahun 2020 yang termasuk di dalamnya inovasi terkait kehandalan kilang dan produk berkualitas tinggi," ungkap Permono.
Lebih lanjut mengenai keberhasilan produksi MFO 180 cSt Low Sulphur ini Permono menjelaskan pihaknya telah memulai persiapan produksi produk ini sejak Juli 2019. Serangkaian proses mulai simulasi tertulis, analisis laboratorium hingga percobaan lapangan telah dilaksanakan dan berbuah manis pada awal 2020 dengan diproduksinya MFO 180 cSt Low Sulphur yang telah sesuai dengan standar IMO.
Pada tahap awal, produk ini telah diproduksi dengan volume 30.000 barrel dengan potensi optimal hingga 200.000 barrel per batch produksi. Angka tersebut akan digunakan terlebih dahulu untuk kebutuhan bunker (pengisian bahan bakar cadangan) bagi kapal yang bersandar di jetty Pertamina RU II.
“Untuk tahap awal ini, MFO 180 cSt Low Sulphur yang kami produksi akan dijual untuk keperluan pengisian bahan bakar kapal yang bersandar di jetty kami. Ke depannya, tidak menutup kemungkinan produk MFO ini dapat menjadi salah satu komoditas yang kami jual untuk keperluan eksternal," jelas Permono.
Terkait dengan keuntungan diproduksinya produk MFO 180 cSt Low Sulphur ini Permono menambahkan di tengah tingginya harga jual bahan bakar jenis ini yang bisa terpaut hingga USD 19 dari bahan bakar jenis Solar, dalam kondisi optimal potensi profit yang dapat diperoleh mencapai angka USD 220 Juta per tahun.
Selain itu, keberadaan produk MFO 180 cSt Low Sulphur produksi Kilang RU II Dumai ini dapat menggantikan pasokan MFO untuk kebutuhan bunker di RU II Dumai yang selama ini disuplai dari RU IV Cilacap. Hal ini berdampak pula pada penurunan Jetty Occupancy dengan persentase hingga 7%.
“Sebagai kilang yang memasok hingga 20 % kebutuhan energi nasional, inovasi dan efisiensi serta tambahan profit se kecil apapun dapat berdampak besar bagi bisnis Pertamina. Kami mohon doa dan dukungan dari seluruh stakeholders dan masyarakat agar Pertamina dapat terus mengembangkan inovasi dan efisiensi serupa di masa mendatang," pungkas Permono.
Kado Istimewa HUT PT KPI RU Dumai ke-7
Dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-7, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit Dumai memberikan kado istimewa dengan meluncurkan produksi perdana Marine Fuel Oil (MFO) 180 centistoke (cSt) Low Sulphur dan Smooth Fluid 05 (SF-05).
Lewat produk tersebut, unit operasi PT KPI di Dumai dan Sungai Pakning telah mampu memproduksi 1,2 juta barrel produk Low Sulphur Marine Fuel Oil per bulan. Secara akumulatif, kedua kilang tersebut telah mendistribusikan Low Sulphur Marine Fuel Oil sebanyak 23,6 juta barel di lingkup domestik sampai internasional, seperti Malaysia dan Singapura.
Selain itu, PT KPI Kilang Dumai juga telah berhasil meluncurkan produk baru yang digunakan untuk mendukung proyek eksplorasi nasional Direktorat Hulu (Upstream), yakni Smooth Fluid 05 (SF-05) dengan (lifting) perdana sebanyak 7.000 Bbl (barel) dan memberikan revenue tambahan bagi PT KPI dengan estimasi sebesar USD 840.000.
Peluncuran ini tidak hanya menjadi momen bersejarah bagi perusahaan, tetapi juga merupakan langkah signifikan dalam upaya memenuhi kebutuhan energi berkualitas tinggi di sektor maritim.
MFO 180 cSt Low Sulphur hadir sebagai solusi inovatif di tengah meningkatnya permintaan bahan bakar yang ramah lingkungan. Dengan kadar sulfur yang rendah, produk ini memenuhi standar ketat yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO), yang berkomitmen untuk mengurangi emisi polutan dari kapal. Langkah ini sejalan dengan visi PT KPI untuk berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendukung industri maritim yang lebih bersih.
Kado ulang tahun ini juga mencerminkan perjalanan PT KPI yang penuh prestasi dalam tujuh tahun terakhir. Sejak berdiri, perusahaan telah berkomitmen untuk menghadirkan produk-produk berkualitas tinggi, menjaga ketahanan energi nasional, serta berkontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan.
Dengan peluncuran MFO 180 cSt Low Sulphur, PT KPI tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri energi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekosistem maritim. Ini adalah langkah nyata dalam mendukung transformasi energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Kilang Dumai, Agustiawan, menjelaskan, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) di usia yang menginjak ke-53 Tahun, terus agresif mencatatkan kinerja cemerlangnya dalam menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan dan upaya menjaga ketahanan energi nasional.
Sebagai salah satu tulang punggung penyedia produk BBM nasional yang berkualitas, sejak tahun 1971 Kilang Dumai terus memastikan keamanan dan keandalan kilangnya lewat pengembangan dan pemeliharaan kilang secara ketat dengan memperhatikan setiap aspek Health, Safety, Security & Environment (HSSE). Hal itu dilakukan demi menjaga kepercayaan masyarakat, serta terus mendorong capaian produksi migas nasional.
Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Kilang Dumai, Agustiawan, mengatakan bahwa pihaknya akan terus menunjukkan kontribusi sebagai salah satu kilang yang memberikan kontribusi memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
(Perwira PT KPI RU II Dumai sedang melakukan pengecekan Kilang Putri Tujuh Dumai/foto-PT KPI RU Dumai)
“Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan seluruh masyarakat yang mendoakan operasional kilang kami terus berjalan dengan andal. Tentunya kami akan terus berupaya menjaga pasokan kebutuhan BBM bagi masyarakat lewat keandalan kilang kami. Dan ini sudah jadi komitmen penuh kami sebagai perusahaan migas nasional demi mencapai ketahanan energi nasional,” kata Agustiawan dalam keterangan tertulisnya.
Dengan kapasitas produksi 170 ribu barel per hari, baik yang ada di Kota Dumai maupun Sungai Pakning, PT KPI Kilang Dumai telah bertransformasi sebagai kilang minyak lebih ramah lingkungan. Hal ini ditunjukkan salah satunya dengan produk inovasi untuk bahan bakar kapal, Low Sulphur Marine Fuel Oil yang secara resmi diluncurkan pada tahun 2020. Sehingga kini PT KPI Unit Dumai menjadi salah satu kilang dengan sebutan kilang ‘Green Refinery’.
Agustiawan menyebutkan bahwa pihaknya juga terus mendorong para Perwira (sebutan pekerja Pertamina) untuk menciptakan inovasi-inovasi yang dapat berkontribusi mendukung peningkatan profit serta kapasitas keandalan kilang, baik melalui inovasi produk maupun digitalisasi sistem.
“Strategi yang kami lakukan untuk mendorong pengembangan inovasi itu kami fasilitasi lewat program Continuous Improvement Program (CIP) dan Anual Quality Pertamina Award (APQA). Sehingga ini mendorong pekerja untuk terus melakukan riset,” jelasnya.
Raih Penghargaan Best Innovation Award
Lewat inovasinya, pada 26-28 Agustus 2024 PT KPI Kilang Dumai berhasil meraih "Best Innovation Award" dalam ajang tahunan bergengsi Forum Fasilitas Produksi Migas di Surabaya karena telah berhasil menciptakan value creation setara US$ 265 juta lewat rekayasa proses dan manajemen bahan baku kilang dan menghasilkan valuable product baru yaitu Low Sulphur Marine Fuel Oil.
Penghargaan Best Innovation Award sebagai pengakuan atas komitmen perusahaan dalam mengembangkan solusi energi yang inovatif dan berkelanjutan. Penghargaan ini mencerminkan dedikasi Pertamina dalam meningkatkan efisiensi operasional dan menghadirkan produk-produk unggulan yang memenuhi kebutuhan pasar dan lingkungan. Dengan prestasi ini, Pertamina semakin menegaskan posisinya sebagai pemimpin dalam industri energi di Indonesia.
Fritz Mardohar, salah satu inovator dari inovasi tersebut menyebutkan bahwa umumnya dalam bisnis kilang dan petrokimia, biaya pasokan crude oil atau minyak mentah merupakan salah satu komponen terbesar hingga 85 persen. Sehingga hal tersebut mendorong PT KPI Kilang Dumai untuk mencoba menekan nilai tersebut.
“Melalui inovasi yang kami kembangkan, kami dapat menekan secara drastis kebutuhan crude dari Duri hingga 0 persen dibandingkan rancangan awal yaitu 17,5 persen. Sehingga, crude dari Duri tersebut dapat digunakan untuk memproduksi produk ramah lingkungan yaitu Low Sulphur Marine Fuel Oil,” jelasnya.
Lewat produk tersebut, unit operasi PT KPI di Dumai dan Sungai Pakning telah mampu memproduksi 1,2 juta barrel produk Low Sulphur Marine Fuel Oil per bulan. Secara akumulatif, kedua kilang tersebut telah mendistribusikan Low Sulphur Marine Fuel Oil sebanyak 23,6 juta barel di lingkup domestik sampai internasional, seperti Malaysia dan Singapura. Pencapaian tersebut juga menjadi kado manis dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) PT KPI yang ke-7 tahun.
Selain itu, pada 17 Mei 2024, PT KPI Kilang Dumai juga telah berhasil meluncurkan produk baru yang digunakan untuk mendukung proyek eksplorasi nasional Direktorat Hulu (Upstream), yakni Smooth Fluid 05 (SF-05) dengan (lifting) perdana sebanyak 7.000 Bbl (barel) dan memberikan revenue tambahan bagi PT KPI dengan estimasi sebesar USD 840.000. Keberhasilan tersebut kembali menambah catatan milestone kinerja cemerlang yang telah dilakukan kilang Dumai sebagai salah satu garda terdepan Pertamina dalam mencapai kemandirian energi nasional.
Selain berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan pasokan BBM Nasional, PT KPI Kilang Dumai juga telah berhasil menunjukan kontribusinya dalam mendukung pembangunan dan ekonomi daerah lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Hal tersebut diupayakan juga sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat, khususnya yang berada di sekitar operasi perusahaan.
“Kami berkomitmen tidak hanya memastikan kebutuhan energi nasional terpenuhi, tapi kami juga ingin terus tumbuh dan maju bersama masyarakat. Oleh karenanya, lewat program-program CSR (Corporate Social Responsibility) kami mencoba terus melakukan pemberdayaan masyarakat secara inklusif, baik melalui upaya edukasi maupun bantuan yang dibutuhkan secara langsung,” kata Agustiawan.
Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai bentuk peran aktif PT KPI Kilang Dumai dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang sejalan dengan implementasi nilai-nilai pada prinsip Environmental, Social dan Governance (ESG) dalam menjalankan praktik bisnis berkelanjutan.
Sepanjang tahun 2024, PT KPI Kilang Dumai telah berhasil berkontribusi dalam penurunan angka stunting dan gizi buruk di Kecamatan Dumai Timur lewat program Posyandu Sehati, Bantuan Nozzle Gambut sebagai dukungan upaya penanggulangan keadaan darurat, hingga bantuan santunan bagi anak-anak yatim yang secara rutin dilaksanakan.
Sementara itu, melalui unit operasinya di Sungai Pakning, PT KPI Kilang Dumai juga telah membuktikan kontribusinya dalam memberdayakan masyarakat setempat lewat program TJSL Konservasi Mangrove, Filagam (Filtrasi Air Gambut), Budidaya madu hutan gambut Biene, sampai dengan pertanian hortikultura yang telah membantu meningkatkan perekonomian setiap anggota kelompok program.
Penulis: Bambang
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :