PEKANBARU - Perekonomian Riau di tahun 2024 diprediksi akan tetap tumbuh positif, meski mengalami sedikit perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan indikator terbaru, pertumbuhan ekonomi Riau diperkirakan berada dalam rentang 3,3 persen hingga 4,1 persen.
Meskipun lebih rendah dibandingkan tahun 2023, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis Riau yang berkisar antara 2 persen hingga 3 persen.
Kepala KPw BI Riau, Panji Achmad mengatakan, sinergi antara berbagai pihak, khususnya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), akan memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi.
“Kami yakin inflasi tahun ini akan terkendali dalam rentang 2,5 persen atau lebih kurang 1 persen, sehingga mampu mendukung daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi Riau secara keseluruhan,” kata Panji Achmad dalam kegiatan diskusi Bedelau ke-1 di aula BI Riau, Kamis (10/10/2024).
Ia mengungkapkan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran sebagai upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
"Bauran kebijakan yang kami terapkan bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar, mengendalikan inflasi, serta mendorong investasi di sektor-sektor strategis di Riau," jelasnya.
Salah satu sektor yang mendapatkan perhatian khusus dari Bank Indonesia adalah industri pulp dan kertas, yang dianggap memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Dalam kolaborasinya dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), Bank Indonesia melakukan kajian terhadap dampak pengembangan sektor ini terhadap perekonomian Riau.
Hasil kajian tersebut menunjukkan, pengembangan sektor industri pulp dan kertas di Riau dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan investasi, penciptaan lapangan kerja, serta penguatan ekspor daerah.
“Kami berharap hasil kajian ini dapat memberikan insight berharga bagi pemerintah daerah dalam merumuskan strategi pembangunan yang lebih efektif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Bank Indonesia menekankan pentingnya kebijakan yang terintegrasi antara sektor keuangan dan industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif.
"Kebijakan yang tepat tidak hanya mendorong pertumbuhan, tetapi juga memastikan distribusi manfaat ekonomi yang lebih merata di kalangan masyarakat," tuturnya.
Meski prospek pertumbuhan ekonomi Riau terlihat menjanjikan, sejumlah tantangan tetap harus diantisipasi. Fluktuasi harga komoditas global, perubahan iklim, serta kebijakan perdagangan internasional bisa memengaruhi sektor-sektor andalan Riau, seperti kelapa sawit dan pertambangan.
Oleh karena itu, BI menegaskan pentingnya diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor komoditas.
Dalam hal ini, sektor industri manufaktur seperti pulp dan kertas serta pariwisata dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi baru di Riau.
"Riau memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor-sektor tersebut, yang jika dimaksimalkan, dapat membantu daerah ini keluar dari ketergantungan pada sektor komoditas primer," tukasnya.
Dengan dukungan kebijakan yang konsisten dari Bank Indonesia dan sinergi antara berbagai pihak, prospek ekonomi Riau di tahun 2024 tetap positif.
Editor: Barkah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :