PEKANBARU - Sekitar tahun 2021, Susi Ermina, pusing tujuh keliling. Sebab pemilik kios tempat dirinya berjualan gorengan menagih uang sewa kios, padahal masih ada empat bulan sebelum habis masa kontrak.
Pemilik kios tak mau tahu. Butuh segera uang perpanjangan sewa sebesar Rp7 juta untuk satu tahun. Jika tidak sanggup, maka sudah ada pedagang lain yang mau menempati tempat itu.
Memang lokasi Susi berjualan gorengan yang diberi nama Jasaki sangat strategis. Lokasinya berada tepat di persimpangan lampu merah Jalan Rajawali-Jalan Durian, Sukajadi, Pekanbaru. Jadi memang banyak orang lalu lalang di sekitar tempat tersebut.
Di tengah kekalutan itu, secercah harapan datang. Seorang pimpinan Bank BRI yang merupakan langganan gorengannya, menyarankan agar Susi mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Tanpa banyak pertimbangan lagi, Susi bersama suaminya, Arif mendatangi Kantor BRI yang hanya berjarak sekitar 15 meter dari lapak dagangannya itu.
Kini kantor unit BRI itu berganti menjadi Gerai Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM). SenyuM adalah kantor satu atap yang terdiri dari BRI, Pegadaian, dan PNM.
Setelah dinyatakan memenuhi syarat, Susi menerima dana KUR sebesar Rp20 juta, dengan angsuran sekitar Rp800 ribu per bulan.
"Jadi saya berterima kasih dengan adanya program KUR BRI. Saya merasakan langsung manfaatnya, membayar sewa lapak dan bisa menambah modal usaha," cerita Susi saat dijumpai, Sabtu (27/4/2024).
Saat ini usaha Susi menjual aneka gorengan, seperti tahu goreng, ubi, pisang, dan lainnya. Namun paling favorit pergedel jagung yang juga menjadi andalan Jasaki.
"Kalau satu pergedel jagung harga Rp500, gorengan lain seperti tahu, pisang itu Rp5 ribu dapat empat buah," ujar wanita asal Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) itu.
Rata-rata, Susi bisa menghabiskan 10 hingga 15 sisir pisang, lalu 200 tahu setiap hari. Untuk omzet secara umum dirinya bisa mendapatkan ratusan ribu hingga Rp1 juta per hari.
Dirinya berharap usahanya bisa terus berkembang, dan BRI bisa membantu kembali jika butuh tambahan modal. "Harapannya BRI sukses selalu, terus membantu UMKM agar bisa terus berkembang," katanya.
Sebelumnya Sebelumnya Regional CEO Office BRI Pekanbaru, Kicky Andre Davetra mengatakan pihaknya terus meningkatkan portofolio pembiayaan untuk segmen UMKM. Upaya ini dilakukan sebagai cara memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
“Fokus BRI ke UMKM tidak perlu dipertanyakan lagi. Karena secara bisnis portofolio kami, di Riau khususnya itu 90 persen penyaluran kredit kita di sektor UMKM. Semua produk layanan kami bisa dinikmati di unit kerja BRI yang tersebar di 12 kabupaten dan kota di Riau,” ujarnya belum lama ini.
Kicky menambahkan pihaknya terus mendorong realisasi KUR selain menambah debitur baru, juga bisa membuat UMKM naik kelas. Artinya UMKM yang sudah menikmati KUR tiga atau empat kali, bisa kemudian meningkatkan kelas masuk kredit Kupedes yang memiliki plafon sampai dengan Rp 250 juta.
Apalagi UMKM punya dampak ke masyarakat sekitar cukup besar. UMKM bisa mengurangi pengangguran dan meningkatkan ekonomi rumah tangga. Menjadi sentral perputaran ekonomi di mana ada arus barang dan uang di tengah UMKM tersebut.
Penulis: Riki Ariyanto
Editor: Satria
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :