QRIS Permudah UMKM Ratatia Rattan Handmade Berbisnis
Selasa, 30 April 2024 - 15:25:08 WIB
PEKANBARU - Tia Juwita menyukai furnitur berbahan rotan sejak lama. Dari kecintaannya terhadap furnitur rotan, membuatnya melihat peluang bisnis yang menjanjikan.
Baginya, furnitur rotan jika didekorasi dalam ruangan, bisa membuat rumah terlihat indah dan klasik. Selain itu, jika dirawat dengan benar, furnitur rotan bisa awet bertahun-tahun.
"Rata-rata furnitur bahan rotan itu awet. Seperti yang ada di rumah orang tua saya, itu umurnya hampir sama dengan saya," kata Tia, owner Ratatia Rattan Handmade, Rabu (28/4/2024).
Bentuk produk juga bisa disesuaikan dengan zaman, sehingga selalu kekinian.
Kemudian tahun 2013, Tia memberanikan diri memulai buka usaha kerajinan rotan yang ukuran kecil. Ia bekerja sama dengan pengrajin rotan di sekitar daerah Rumbai. Karena pembuatannya butuh waktu lama, ia menjual produk-produk Rattan Handmade dengan sistem pre-order.
"Sebagai UMKM baru memulai dan modal terbatas, saya buka pesanan dengan sistem pre-order. Jualannya di media sosial Facebook dan Instagram, karena belum punya galeri," ceritanya.
Seiring berjalannya waktu, produk Rattan Handmade mulai banyak peminatnya. Hingga tahun 2017 dibuka galeri pertama di daerah Rumbai. Kemudian galeri kedua di buka di Jalan Sudirman, samping Hotel Pangeran Pekanbaru.
Di galerinya terdapat beragam produk seperti kursi, keranjang bayi, mangkuk, tempat make-up, lemari laci, tempat payung, tudung saji, vas bunga, kotak tisu, dan masih banyak lagi.
Saat ini brand Ratatia Rattan handmade bukan hanya dikenal di Pekanbaru, melainkan juga daerah lain di Indonesia. Bahkan produk rotan ini sudah menerima orderan dari Malaysia, Singapura, dan US.
Rattan Handmade Dimudahkan Pembayaran non-tunai
Di era serba digital ini, penggunaan pembayaran non-tunai seperti dengan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) dianggap efisien bagi konsumen dan pelaku UMKM, termasuk Ratatia Rattan Handmade.
Maka Tia tak pikir panjang, ketika pihak BRI menawari pembuatan QRIS untuk merchant. Fasilitas pembayaran non-tunai yang disediakan BRI ini turut memperlancar bisnis di galerinya.
"Saya senang dengan transaksi non tunai ini. Ditawari BRI sekitar tahun 2022, langsung saya setujui. Karena banyak juga pembeli memilih pembayaran pakai QRIS. Terkadang konsumen tak membawa uang cash dalam jumlah banyak," sebut Tia.
Sebelum pakai QRIS, pembayaran juga bisa menggunakan transfer antar bank. Tetapi dengan QRIS ini pembeli cukup scan barcode yang tersedia di meja kasir. Uang nanti langsung dikirim ke rekening usaha. Sehingga lebih aman dan efisien.
Sebelumnya Regional CEO BRI Pekanbaru, Kicky Andrie Davetra mengatakan pihaknya terus mendorong masyarakat untuk transaksi secara nontunai. Karena selain praktis, juga trend pembayaran kekinian itu serba digital.
“Jelas kami dorong layanan digital seperti BRImo, EDC, QRIS dari BRI. Bahkan kami sediakan banyak promo belanja di merchant BRI. Silahkan masyarakat yang ingin transaksi pakai BRImo atau QRIS,” ujarnya belum lama ini.
Penggunaan mesin electronic data capture (EDC) BRI di Riau jugaa semakin diminati para pelaku usaha. Selain dinilai praktis dan efisien, penggunaan EDC BRI juga bisa memudahkan para usaha.
"Untuk transaksi EDC BRI meningkat. Pada Februari ini transaksi EDC sudah meningkat 124 persen secara volume,” ujarnya.
Penulis: Riki Ariyanto
Editor: Satria
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :