PEKANBARU - Berawal dari kegelisahan dengan nasib para petani, Ade Putra Daulay punya keinginan untuk membentuk komunitas yang berisi anak-anak milenial. Alasannya sederhana, agar ada regenerasi petani.
Pria lulusan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau itu kemudian membentuk Petani Muda Riau (Pemuri) pada Desember 2017. Kemudian kelompok ini terus berkembang, bahkan membantu Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam pengendalian inflasi pangan.
"Awalnya mulai khawatir banyak generasi muda tidak melirik dunia pertanian. Padahal dari bertani juga bisa sukses dan juga kaya. Apalagi di Riau memang masih banyak lahan tidur yang belum diolah," sebut Ade Putra, Ketua Pemuri, Kamis (11/4/2024).
Berawal dari Kota Pekanbaru, Ade mulai menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Mulai menanam cabai, rawit, labu, jagung, dan sebagainya. Tidak mudah, tetapi secara swadaya Pemuri mulai mengolah lahan, budidaya bibit, hingga akhirnya mulai ada yang panen.
Sekitar Tahun 2018, Pemuri panen perdana cabai rawit mencapai 1 ton. Ini menjadi cuan sebab saat itu harga jual Rp38 ribu rupiah per kilogram.
Prestasi demi prestasi diraih. Akhir 2019, Petani Muda Riau dinobatkan sebagai Juara III Tingkat Nasional dalam Anugerah Kepemudaan 2019 kategori Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi yang ditaja oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Kemudian 9 Agustus 2021, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengukuhkan Duta Petani Millenial (DPM) Kementrian Pertanian RI. 11 orangnya adalah kader terbaik Pemuri.
Mendapatkan berbagai pengakuan, tak membuat Ade Putra bersama tim berpuas diri. "Karena Pemuri ingin kaum milenial di Riau tidak meninggalkan pertanian. Karena kalau bukan kita yang peduli siapa lagi. Karena ada banyak kisah sukses para petani, apalagi saat ini dengan kemajuan teknologi dan transaksi perbankan," sebutnya.
BRImo Praktis dan Aman
Pencapaian ini, diakui Ade tak lepas dari kemudahan transaksi yang diberikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI. Ade sudah menjadi nasabah BRI bertahun-tahun yang lalu.
"Sudah hampir tujuh tahun jadi nasabah BRI. Apalagi sekarang semakin dipermudah dengan segala transaksi lewat ponsel, cukup dengan aplikasi BRImo," ujar Ade.
Ia menambahkan dengan fitur QRIS, BRImo dapat melakukan transaksi online di mana saja dan kapan pun. Transaksi dengan merchant BRI juga semakin mudah dengan transaksi digital.
"Sekarang lebih mudah pakai QRIS BRI, enggak perlu bawa uang tunai sampai jutaan rupiah. Apalagi kalau ada operasi pasar, kita mau bayar ke distributor telur ayam, cabai di Pekanbaru cukup transfer saja, aman dan praktis," katanya.
Selain untuk kebutuhan pertanian, Ade juga merasakan manfaat BRImo untuk keperluan pribadi, seperti top up pulsa atau isi token listrik. Semua mudah lewat layanan perbankan yang bisa diakses cukup lewat ponsel saja.
Ia berharap BRI dapat terus memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya kelompok tani. Apalagi di Riau nantinya bakal terus menambah jumlah petani dengan dibuka lahan-lahan rawa yang tak termanfaatkan.
Sementara itu Regional CEO Office BRI Pekanbaru, Kicky Andre Davetra mengatakan BRI terus meningkatkan portofolio pembiayaan baik UMKM juga petani, guna memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Pihaknya terus mendorong realisasi KUR selain menambah debitur baru, juga bisa membuat pelaku usaha naik kelas. Artinya UMKM yang sudah menikmati KUR tiga atau empat kali, bisa kemudian meningkatkan kelas masuk kredit Kupedes yang memiliki plafon sampai dengan Rp 250 juta.
Selain itu pihaknya juga mendorong layanan digital seperti BRImo, EDC, QRIS dari BRI. Bahkan di momen Ramadan dan Lebaran disediakan banyak promo belanja di merchant BRI.
Penggunaan mesin electronic data capture (EDC) BRI di Riau juga semakin diminati para pelaku usaha. Selain dinilai praktis dan efisien, penggunaan EDC BRI juga bisa memudahkan para usaha.
Penulis: Riki Ariyanto
Editor: Satria