PEKANBARU - OJK Riau mengakui ‘aksi’ rentenir cukup sulit untuk diberantas. Padahal Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Riau sudah menggalakkan aksi melawan rentenir sejak beberapa tahun lalu.
Kepala OJK Riau, M Lutfi mengungkapkan, salah satu upaya untuk melawan rentenir sudah diinisiasi perbankan di daerah.
Namun faktanya, tawaran yang dilakukan rentenir memberikan pinjaman uang dengan mekanisme jauh lebih mudah, membuat masyarakat menengah ke bawah tertarik.
“Saya menyebutnya 'bank 46' ya. Pagi pinjam 4, sore dibalikin 6. Artinya 50 persen bunga yang mereka bebankan kepada masyarakat," ucap Lutfi dilansir mcr, Sabtu (24/12/2022).
"Memang sampai saat ini aksi rentenir itu memang susah untuk dilawan, karena mereka menawarkan kemudahan," bebernya.
Dia menambahkan, para pedagang yang membutuhkan dana cepat sangat diakomodir oleh 'bank 46' alias rentenir.
Kecenderungan masyarakat yang perlu dana cepat tidak memikirkan seberapapun beban bunga yang harus ditanggung.
"Jadi nggak masalah kalau pagi mereka pinjam Rp4 juta, sorenya dibalikin Rp6 juta. Kira-kira begitu. Makanya saya bilang 'bank 46'," celetuknya.
Lutfi menegaskan, aksi melawan rentenir merupakan pekerjaan rumah yang hingga kini belum terselesaikan, baik oleh TPAKD maupun OJK dan BI selaku pembina dari TPAKD.
Dalam pertemuan khusus di Kota Dumai beberapa waktu lalu, soal kredit melawan rentenir juga menjadi pembahasan intensif.
Salah satunya, bagaimana industri keuangan bank dan non bank semakin mengambil peran yang lebih masif untuk memberikan kemudahan pinjaman kepada masyarakat dan pedagang khususnya di Riau.
"Kuncinya juga ada pelaksanaan TPAKD di masing-masing Pemda, baik kabupaten maupun kota di riau kalau memang persoalan ini mau diselesaikan," kata Lutfi.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :