Awas! Inflasi Pernah Tembus 17% di Era SBY Gegara Harga BBM Naik
Kamis, 01 September 2022 - 08:14:17 WIB
JAKARTA - Pemerintah berkali-kali memberikan sinyal kuat untuk menaikkan harga BBM subsidi dalam waktu dekat. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono membeberkan dampak yang akan terjadi jika harga BBM naik.
Ia mengatakan jika harga BBM naik, maka inflasi bisa semakin terkerek. Hal ini pernah terjadi di tahun 2005. Pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) inflasi pernah tembus 17% akibat pemerintah menaikkan harga bensin 32,6% dan Solar 27,3% pada bulan Maret.
Kemudian pada bulan Oktober di tahun yang sama, harga bensin naik lagi 87,5% dan Solar 104,8%.
"Akibat kenaikan BBM itu karena digunakan hampir seluruh sektor, maka inflasi kita di 17,11%. Jadi pentingnya mengendalikan harga energi menjadi catatan berikutnya dari kita supaya tidak memberikan dampak kepada inflasi," kata Margo pada Selasa (30/8/2022) lalu.
Imbasnya, saat itu angka kemiskinan naik dari 15,97% pada 2005 menjadi 17,75% pada 2006 di mana jumlah orang miskin meningkat dari 35,1 juta jiwa menjadi 39,3 juta jiwa. Peningkatan jumlah orang miskin juga tercermin saat pemerintah menaikkan harga BBM pada 2013 dan 2014.
"Kalau BBM naik kemudian pengaruh ke inflasinya tinggi, maka (berdampak) kepada kemiskinan," ujarnya, seperti yang dilansir dari detik.
Pemerintah yang menaikkan harga BBM dua tahun berturut-turut pada 2013 dan 2014 membuat laju inflasi tahunan saat itu mencapai 8,38% dan 8,36%.
"Kenapa dampak dari kenaikan harga BBM ini lebih rendah dari di tahun 2005? Karena di 2013-2014 kebijakan bansosnya sudah mulai bagus sehingga dampak dari inflasi bisa ditekan terutama pada golongan menengah dan rentan yang bawah diredam dengan bansos," jelasnya.
Margo juga mengingatkan tingginya inflasi bisa menurunkan konsumsi rumah tangga yang sekarang jadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat inflasi tinggi pada 2005, konsumsi rumah tangga turun dari 4% menjadi 3,2%.
"Kalau ada inflasi tinggi kemudian menggerus pengeluaran rumah tangga, maka dampak besarnya adalah ke pertumbuhan ekonomi. Pelajarannya 2005 begitu inflasi tinggi, konsumsi rumah tangga yang 4% tinggal 3,2%. Demikian juga 2013-2014 (saat BBM naik) konsumsi rumah tangga turun," bebernya.*
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :