PEKANBARU - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau, Muhamad Nur menyatakan, sampai saat ini inflasi di Riau secara tahunan sudah mencapai 7,04 persen, jauh dari target awal yang menargetkan paling tinggi 4 persen.

M Nur mengungkapkan, inflasi ini harus menjadi perhatian bersama. Apalagi jika dilihat komoditi paling banyak penyumbang inflasi adalah cabai merah, diikuti cabai hijau, cabai rawit, bawang merah dan kenaikan tarif dasar listrik.

"Tapi di sini kita melihat, pangan sangat dominan. Bagaimana kalau kita bisa mengendalikan dan menurunkan sampai 5 persen saja, tentu menjadi tugas kita bersama," kata M Nur dilansir mcr, Rabu (10/8/2022).

M Nur menyebutkan, pihaknya telah melakukan survey dan sampai minggu kedua bulan Agustus 2022 ada potensi inflasi di Riau ini akan mengalami penurunan.

Namun diingatkan, masih ada nanti pada September dan Oktober, dimana ini adalah waktu terjadinya penekanan inflasi yang lebih tinggi karena akan ada tahun baru dan natal. "Makanya kita perlu waspada," tegasnya.

Kepala BI Riau melanjutkan, dalam menghadapi hal ini ada beberapa hal untuk menangani inflasi. Dengan menjalankan 4 K, diantaranya ketersediaan pasokan, kestabilan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif.

"Melihat kondisi ini, untuk mengatasi lonjakan harga yang besar, maka perlu bagaimana menciptakan operasi pasar. BI siap bersama-sama bisa melaksanakan kegiatan dengan cara berkoordinasi dengan badan kelompok tani untuk bisa menciptakan operasi pasar agar harga cabai bisa turun mendekati kenormalan," yakinnya.

Ia melanjutkan, upaya selanjutnya yang bisa dilakukan adalah =menyangkut tingginya kebutuhan dengan daerah lain, maka kerjasama lintas daerah perlu diperluas. Dengan harapan ketersediaan pangan dapat tercukupi.

Ditambahkannya, perlu pula menguatkan ketahan pangan, khususnya hortikultura dan pangan strategis lainnya atau istilah lainnya urban farming. "Bagaimana kita mengajak masyarakat untuk bisa memanfaatkan lahan atau ketersediaan lahan agar dimanfaatkan menanam komoditas penting. Mungkin ini harus kita upayakan gerakan sustainable," ajaknya.

Menurutnya lagi, upaya selanjutnya adalah melakukan koordinasi dan komunikasi yang efektif dengan masyarakat. Sehingga diharapkan, simpul-simpul permasalahan dapat diselesaikan.

"Ternyata koordinasi kapan kita menanam cabai, menurut saya kita perlu mendorong petani ada jadwal tanam, sehingga tidak ada masyarakat panen berlebihan dan pasokan aman. Memang komunikasi dengan masyarakat menjadi sangat penting sekali," pungkasnya.(*)

BERITA LAINNYA
Status Pekanbaru Darurat Sampah Dikritik, Ini Respon Pj Wako Polres Inhil Tangkap 3 Bandar dengan Ratusan Butir Ekstasi dan Sabu Banjir Mempura Siak Rendam Ratusan Rumah, Warga Butuh Bantuan Segera		PT Bumi Siak Pusako Selesaikan Survei Seismik 2D Sepanjang 156 Km di Rohil dengan Aman Ini Kronologi Harimau Sumatera Masuk Camp Pekerja di Pelalawan Waspada Penyakit Akibat Tumpukan Sampah, Meiza: Jangan Sampai Pekanbaru Darurat Penyakit