PEKANBARU – Minyak goreng masih langka di sejumlah gerai ritel modern di Pekanbaru meskipun pemerintah telah mencabut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 06 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Sawit. Keputusan itu resmi berlaku per 16 Maret 2022.
Pengamat ekonomi Universitas Riau Edyanus Herman mengatakan, kelangkaan minyak goreng masih terjadi disebabkan kurangnya pengawasan di tingkat distributor. Sedangkan produksi barang dari produsen dia menilai tidak ada masalah.
“Sebanyak 500 ribu sampai 600 ribu liter minyak goreng per bulan bisa dipenuhi oleh produsen, baik itu produsen eksportir maupun non-eksportir. Hanya saja, di tingkat distributor perlu dijaga kelancarannya supaya para spekulan tak memanfaatkan situasi ini,” kata dia saat dihubungi, Selasa (22/3/2022).
Menurut dia, kecil kemungkinan adanya permainan di tingkat produsen karena pabrik minyak goreng di Indonesia saat ini jumlahnya tak sampai 100 sehingga tak sulit diawasi.
Selain itu, dia menyinggung soal pentingnya peran Satgas Ketahanan Pangan Riau dalam mengawasi distribusi minyak goreng agar tidak terjadi penumpukan barang. Pengawasan harus sampai ke level paling bawah.
Dia lantas mencontohkan perusahaan minyak goreng di Dumai telah menetapkan delivery order (DO) untuk pedagang skala besar, tapi dikhawatirkan stok barang malah dijual ke luar negeri demi meraup untung lebih.
“Harus jelas ke mana penyalurannya. Sidak dari pabrik sampai ke pasar, bahkan pengecer juga perlu diamati. Di tingkat distributor bisa saja ada indikasi barang yang ada dijual ke luar negeri,” katanya.
“Ekspor itu 80 persen, sedangkan 20 persen dipasarkan dalam negeri. Bisa saja barang dari pabrik itu malah dijual ke luar negeri. Makanya perlu diawasi tata niaga minyak goreng ini,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho menyayangkan keputusan pemerintah menyerahkan harga minyak goreng kepada mekanisme pasar dan menghentikan subsidi. Dampaknya, harga minyak goreng kembali melambung.
“Kita minta Pemprov Riau mengawasi harga ini agar tidak membebani masyarakat, apalagi jelang Ramadan. Jangan biarkan terjadi monopoli harga," kata dia.
Mahalnya harga minyak goreng dikeluhkan warga Pekanbaru, Mimi Purwanti. Bahkan kata dia, tak hanya harganya yang tingggi tapi juga langka di sejumlah gerai modern.
“Stok barang di minimarket enggak banyak. Bahkan di beberapa gerai kosong. Harganya juga mahal, kalau merek Sunco Rp25.500 per kemasan. Kalau minyak goreng curah Rp20 ribu per liter,” kata Mimi.
Penulis: Rico Mardianto
Editor: Satria
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :