JAKARTA - Mata uang rupiah dan dolar Australia memimpin penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar uang Asia.
Nilai mata uang rupiah di pasar spot hari ini, Rabu (16/2/2022), mengalami kenaikan sebesar 22 poin atau 0,16 persen di Rp14.277 per dolar AS. Sedangkan dolar Australia naik 0.10 persen menjadi 0,7158 per dolar AS.
Sementara sebagian besar kurs lainnya melemah atas dolar AS, seperti Yen Jepang turun -0,07 persen di 115,71, Dolar Hong Kong terpuruk -0,01 persen di 7,8020, Won Korea Selatan anjlok 0,03 persen di 1.197,23.
Ringgit Malaysia tertekan -0,05 persen di 4,1865, Peso Filipina turun -0,05 persen di 51,315, dan Dolar Taiwan terjatuh -0,06 persen di 27,862. Baht Thailand terpuruk 0,11 persen di 32,385, Dolar Singapura turun -0,03 persen di 1,3449, Yuan China anjlok -0,02 persen di 6,3406.
Indeks dolar pada pagi ini tampak mengalami penguatan 0,03 persen di 96,01, merespons pemberitaan penarikan pasukan Rusia dari perbatasan Ukraina.
Dikutip dari iNews.id, Rusia mengatakan bahwa beberapa pasukannya kembali ke pangkalan setelah latihan di dekat Ukraina, berita yang tampaknya mengurangi kecemasan investor atas krisis di wilayah tersebut.
Kekhawatiran atas konflik kedua negara itu sempat mendorong kenaikan baru-baru ini, terutama dolar sebagai aset safe-haven. Kecemasan yang mereda membuat sebagian besar investor tampak bergairah untuk masuk di aset berisiko, dibuktikan dengan kinerja tiga indeks Wall Street yang menguat semalam.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dalam pidato yang disiarkan secara nasional, merespons penarikan pasukan Rusia dengan mengatakan bahwa langkah itu belum dilakukan verifikasi.
Biden juga mengatakan bahwa Amerika Serikat, "tidak menciptakan konfrontasi langsung dengan Rusia. Apabila Rusia menyerang pasukannya, Biden secara tegas menyebut "Kami akan merespons dengan paksa."
"De-eskalasi di perbatasan Rusia-Ukraina, harusnya mendorong kinerja yang kurang baik dalam dolar," kata Analis FX CIBC Capital Markets Bipan Rai, dilansir Reuters, Rabu (16/2/2022).
Selain seputar tensi geopolitik, pelaku pasar juga masih tetap waspada terhadap komentar apa pun yang timbul dari pejabat Federal Reserve AS tentang prospek kenaikan suku bunga pada pekan ini.
Pejabat Fed terus berdebat tentang seberapa agresif untuk mulai menaikkan suku pada pertemuan Maret mereka, menyusul Gubenur Fed wilayah St. Louis James Bullard pada Senin (14/2/2022) yang mengulangi seruannya untuk laju kenaikan suku bunga Fed yang lebih cepat.
Sementara pejabat Fed lainnya kurang bersedia untuk berkomitmen pada kenaikan setengah poin, atau bahkan khawatir hal itu dapat menyebabkan masalah.
"Kuncinya benar-benar ada di risalah pertemuan The Fed akhir pekan ini, yang bisa menjadi penting untuk pasar minggu ini," tutur Rai. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :