NEW YORK - Pendiri platform pemberi pinjaman kripto Nexo, Antoni Trenchev memperkirakan, bitcoin berpotensi melonjak hingga menyentuh 100.000 dolar AS atau Rp1,4 miliar per koin pada pertengahan tahun ini.
Menurut data Coin Metrics, seperti dilansir dari iNews.id, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia itu diperdagangkan dengan harga 46.170,43 per koin pada Senin (3/1/2022) malam.
"Saya pikir (bitcoin) akan mencapai 100.000 dolar AS tahun ini, mungkin pada pertengahan tahun," kata Trenchev, salah satu pendiri dan mitra pengelola di Nexo, dikutip dari CNBC, Rabu (5/1/2022).
Dalam situs webnya, Nexo mengklaim sebagai lembaga pemberi pinjaman terbesar di dunia dalam industri keuangan digital. Perusahaan telah mengelontorkan dana lebih dari 6 miliar dolar AS dalam bentuk kredit dan mengelola aset kepada lebih dari 2,5 juta pengguna di seluruh dunia.
Bitcoin sebagian besar telah menjadi pemenang di era pandemi, melonjak lebih dari 60 persen pada tahun lalu meski jauh dari rekor tertinggi sekitar 69.000 dolar AS di awal 2021. Sebagai perbandingan, S&P 500 naik hampir 27 persen selama periode yang sama, sementara Dow Jones dan Nasdaq masing-masing naik 18,73 persen dan 21,39 persen pada tahun lalu.
Namun tidak semua orang berpikir sama dengan Trenchev. Beberapa ahli memperingatkan bitcoin mungkin akan jatuh dalam beberapa bulan mendatang. Profesor keuangan di Universitas Sussex Carol Alexander memperkirakan bitcoin bisa turun hingga 10.000 dolar AS pada 2022, hampir menghapus semua keuntungannya dalam satu setengah tahun terakhir.
Belum adanya regulasi di sektor ini dan perubahan harga yang liar juga dapat membebani prospek bitcoin. Sementara Trenchev mengatakan, ada dua alasan sederhana mengapa dia melihat keuntungan besar bitcoin di masa depan.
"Salah satunya, institusi membangun perbendaharaan mereka dan mengisinya dengan mata uang kripto," ujarnya.
Perusahaan seperti MicroStrategy dan Square adalah salah satu contoh perusahaan yang diketahui telah membeli bitcoin dalam jumlah besar. Alasan lain adalah prediksi 'uang murah' akan tetap ada dan akan menjadi keuntungan bagi kripto.
Komentarnya muncul meskipun ada ekspektasi Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga beberapa kali tahun ini untuk pertama kalinya di era pandemi karena bank sentral AS berupaya menekan inflasi. The Fed termasuk di antara bank sentral yang mengambil langkah-langkah pelonggaran moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 2020 untuk menjaga pasar keuangan tetap bertahan selama awal pandemi.
Trenchev mengatakan, kebanyakan orang kemungkinan salah mengenai ekspektasi kenaikan suku bunga Fed.
"Sejujurnya saya berpikir bahwa segera setelah suku bunga dinaikkan, itu akan mneyebabkan penurunan pada ekuitas dan pasar obligasi, dan terus terang, beberapa tahun terakhir, kita belum melihat semacam koreksi di pasar keuangan tradisional," tuturnya.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :