DUMAI – Satilina Tafonao (32) baru-baru ini ia didiagnosa mengidap hipertensi. Kondisi ini diketahui setelah ia memeriksakan kesehatannya di Puskesmas beberapa hari yang lalu.
Awalnya Lina sapaan akrabnya, sering merasakan sakit kepala dan nyeri di tengkuk. Ia mengira hanya sakit kepala biasa, namun setelah beberapa hari sakitnya tak kunjung mereda akhirnya Lina memeriksakannya ke Puskesmas.
Dari hasil pemeriksaan dokter di Puskesmas ternyata tekanan darah Lina naik 155/100 milimeter merkuri (mmHG).
"Saya pun diberi obat untuk menurunkan tekanan darah. Saya enggak menyangka bisa kena darah tinggi (hipertensi-red). Padahal saya selalu jaga makan lho, daging saya tidak terlalu suka. Apalagi makanan yang banyak mengandung garam karena saya bukan penyuka makanan yang bercita rasa asin," tutur Lina, Jumat (27/10/2023).
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung. Misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat, dan daya tahan pembuluh darahnya.
Sejak mengetahui dirinya terkena hipertensi, Lina lebih cermat menjaga kesehatannya. Kini ia menjadi lebih rajin berolahraga dan menghindari stres. Selain itu ia pun menjaga pola makannya.
Ia lebih banyak mengonsumsi sayuran hijau dan makanan yang direbus. Padahal awalnya ia suka makan-makanan yang digoreng dan berminyak. Ia juga membiasakan diri untuk banyak mengonsumsi air putih ketimbang minuman berpemanis.
"Kita kan tetap berusaha menjaga kesehatan, masalah penyakit kalau sudah terkena ya kita obati. Untunglah saya sudah terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kalau tidak, bisa jadi beban pikiran juga. Apalagi dengan biaya berobat yang makin lama makin mahal," sebut Lina.
"Belum kalau tiba-tiba harus dirawat di rumah sakit. Kalau tidak punya JKN, pasti pusing cari uangnya. Yang namanya penyakit mana pernah kita tahu kapan datangnya. Seperti saya selama ini tidak pernah punya keluhan, tiba-tiba sakit kepala dan waktu diperiksa tahu-tahu ternyata terkena hipertensi," ujar Lina.
Lina dan keluarganya terdaftar sebagai peserta Program JKN dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI-APBD) yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah Kota Dumai. Lina yang sehari-hari ini bekerja mengurusi keluarganya merasa bersyukur dengan terdaftarnya ia dan keluarga sebagai peserta Program JKN. Ia pun berharap pemerintah tetap memperhatikan masyarakat terutama masyarakat kecil yang tidak mampu membayar sendiri iurannya.
Menurut Lina, Kehadiran Program JKN sudah banyak membantu masyarakat terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. Dengan terdaftarnya dalam Program JKN melalui segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) secara tidak langsung sudah meringankan beban ekonomi masyarakat. Dengan menjadi peserta JKN, jika sakit sudah ada kepastian biaya berobat.
"Saya dukung lah Program JKN ini, karena sangat bagus dan sangat bermanfaat apalagi sekarang banyak inovasi-inovasi dari BPJS Kesehatan yang mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.
Contohnya seperti Aplikasi Mobile JKN. Saya dan keluarga memanfaatkannya dengan baik. Kami kalau mau berobat ke Puskesmas atau kalau dirujuk ke rumah sakit selalu mendaftar dulu secara online melalui Aplikasi Mobile JKN. Caranya mudah, yang penting kita download dulu aplikasinya setelah itu ikuti aja petunjuknya. Saya yang ibu rumah tangga saja bisa menggunakannya, apalagi orang yang bekerja atau generasi muda sekarang yang familiar dengan gadget mereka sehari-hari," pungkas Lina. (rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :