DUMAI - Suniarti (66) tidak menyangka akan mendapatkan kartu JKN dari pemerintah. Sudah lama ia mendambakannya karena selama ini ia rutin berobat dan sudah sering dirawat inap akibat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus yang ia derita.

Saat ini anak-anak Suniarti jarang berkunjung sebab semua sudah berumah tangga. Tinggal ia sendiri menghabiskan masa senjanya.Sudah lama Suniarti mengidap penyakit hipertensi dan diabetes mellitus.

Sebelum ada Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ia membayar sendiri biaya berobatnya. Sebagai ibu rumah tangga, kadang ia merasa berat karena harus rutin kontrol dan mengonsumsi obat. Namun sejak ada Program JKN, Suniarti tidak lagi mengeluarkan biaya untuk berobat. Karena ia sudah terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD yang iurannya dibayarkan Pemerintah Kota (Pemko) Dumai.

"Alhamdulillah saya sangat bersyukur program JKN ini betul-betul sudah banyak membantu kehidupan saya. Dulu sebelum ada program ini saya sering pusing memikirkan biaya berobat ke dokter," cerita Sunarti.

"Anak-anak yang menyarankan langsung berobat ke spesialis saja. Ya tahu sendiri lah sekali konsultasi ke spesialis itu kan mahal biayanya. Belum lagi untuk menebus obat di apotek, kalau nggak dibantu anak-anak mana mampu saya. Dari mana saya cari biayanya," sambungnya, Jumat (26/5/2023).

Diluncurkannya program JKN pada 1 Januari 2014 memberikan harapan baru bagi masyarakat, terutama bagi yang kurang mampu. Menurut Suniarti, program ini secara tidak langsung telah meringankan beban ekonomi masyarakat.

Dulu ia sering mendengar atau menyaksikan langsung ada masyarakat yang tidak bisa berobat lantaran tidak mempunyai uang untuk membayar biaya pengobatan. Namun saat ini sudah tidak pernah ia dengar lagi.

"Artinya kehadiran program JKN di tengah-tengah masyarakat telah merubah tatanan kehidupan di masyarakat. Yang dulunya sakit dan biaya berobat merupakan beban yang harus ditanggung, kini sejak ada Program JKN masyarakat tidak khawatir lagi dengan biaya berobat. Karena semua sudah dijamin pemerintah melalui Program JKN," katanya lugas.

Suniarti merupakan salah satu dari sekian ratus juta penduduk Indonesia yang memanfaatkan pelayanan Program JKN. Semenjak ada program ini ia tidak pernah lagi berobat ke langsung ke dokter spesialis. Karena dengan memanfaatkan Program JKN ia juga bisa mendapatkan pelayanan dokter spesialis di rumah sakit.

"Dulu kalau berobat saya pasti ke spesialis, rasanya tidak puas kalau nggak berobat ke spesialis. Padahal kalau sakit kita tidak harus selalu ke spesialis. Buktinya sekarang saya bisa ditangani di Puskesmas. Kalau untuk pengecekan gula darah dan tekanan darah, bisa dilakukan di Puskesmas. Obat-obatannya pun ada disediakan lengkap. Jadi untuk apa ke rumah sakit atau ke spesialis kalau di Puskesmas saja sudah bisa ditangani," kata Suniarti.

Suniarti memang rutin memeriksakan tekanan darah dan gula darahnya di Puskesmas sebab dia tidak mau dirawat lagi. Tahun lalu dua kali ia dirawat karena tekanan darah dan gula darahnya naik.

Dari beberapa kali pengalamannya dirawat Suniarti menceritakan bahwa selama dirawat inap ia mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak rumah sakit. Tidak ada hal-hal yang menyulitkan selama ia dirawat, yang penting sesuai prosedur, semuanya berjalan lancar.

"Kalau masalah prosedur tidak ada yang sulit kok, yang penting kita punya kartu JKN atau KTP. Asal status kepesertaannya aktif, sudah pasti dilayani. Prosedur tetap kita jalani dengan baik, kalau kita dirujuk dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) harus ada surat rujukannya, kecuali gawat darurat tidak perlu rujukan," sebutnya.

"Mudah-mudahan program JKN tetap dipertahankan dan ditingkatkan mutu pelayanannya, baik itu dari sisi pelayanan maupun sarana prasarana di fasilitas kesehatan. Apalagi setiap hari pasien JKN yang berkunjung ke rumah sakit itu semakin banyak. Namanya orang sakit pasti butuh pelayanan yang baik dan cepat, serta sarana prasarana yang lengkap dan nyaman," tutupnya. (rilis)

BERITA LAINNYA
OJK Riau Gelar Edukasi Bahaya Investasi Bodong dan Pinjaman Online Ilegal Kembali Maju di Pilkada Kepulauan Meranti, Mahmuzin Taher Ambil Formulir Penjaringan di PKB dan PDIP Lawan Honda BeAT, Motor Murah Suzuki NEX II Dapat Warna Baru di 2024 Bakal Telan Biaya Rp1,8 Miliar, SDN 83 Pekanbaru Segera Dibangun Pasca Terbakar Harga Komoditas Pertanian di Riau Stabil, Pinang Kering Tetap Rp4.400/Kg		Peringatan Hari Kartini, Pj Ketua TP PKK Tampil di Fashion Show Designer Puan Aspekraf Sekda: ASN Tak Boleh Terpengaruh Siapapun PJ Walikota Pekanbaru Korsel Vs Indonesia: Menang Adu Penalti, Tim Garuda ke Semifinal Pj Sekdaprov: Otda untuk Kesejahteraan dan Demokrasi Digrebek, Bandar Narkoba Kampung Dalam Pekanbaru Tunggang Langgang Lompat ke Sungai Siak