Jenuh Belajar Daring, Pembelajaran Tatap Muka Diminta Segera Diberlakukan
Senin, 06 September 2021 - 14:24:46 WIB
PEKANBARU - Para murid dan orang tua di Kota Pekanbaru mengaku cukup jenuh dengan pelaksanaan belajar dengan sistem daring atau online. Pasalnya, ada banyak kendala selama belajar daring diterapkan selama pandemi Covid-19.
Untuk itu, harapan agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Pekanbaru bisa segera terealisasi dengan catatan tetap mematuhi standar protokol kesehatan Covid-19 agar wabah Covid-19 diminimalisir pihak sekolah termasuk para siswa.
"Kita sudah banyak menerima keluhan dari masyarakat soal sekolah daring ini, para siswa cukup jenuh dan minta agar sekolah tatap muka bisa segera dijalankan. Tentunya dewan mendorong keinginan dari masyarakat dan Disdik Kota Pekanbaru hendaknya mempertimbangkan hal itu," ungkap Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Yasser Hamidy, Senin (6/9/2021).
Namun, Yasser juga berpesan pembelajaran tatap muka tetap harus memprioritaskan kesehatan para peserta didik, dengan cara memberikan standar protokol kesehatan untuk sekolah yang menyelenggarakan belajar tatap muka.
"Sekolah tetap harus memprioritaskan juga kesehatan anak. Saya berharap, sekolah yang dibuka harus sudah memenuhi standar protokol kesehatan yang baik," ucap Yasser.
Selain menerapkan protokol kesehatan, Yasser juga minta sekolah memperhatikan kesehatan tenaga pendidik dan semua orang yang beraktivitas di sekolah.
"Kepala sekolah harus memastikan guru dan staf sudah divaksin. Ini untuk menjaga dan melindungi anak-anak kita," kata dia.
Sebelumnya Walikota Pekanbaru, Firdaus mengatakan, pelaksanaan belajar tatap muka harus tetap mengacu kepada kebijakan yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Untuk belajar tatap muka tetap dengan prokes (protokol kesehatan) dan mempedomani apa yang menjadi kebijakan Kementerian Pendidikan," ucapnya, Rabu (1/9/2021) lalu.
Berdasarkan kebijakan terbaru dari Kemendikbud, kata Walikota Firdaus, belajar tatap muka hanya boleh dilangsungkan di wilayah yang masuk zona kuning dan hijau sebaran wabah Covid-19.
Namun Walikota mengakui, belajar dalam jaringan (daring) yang diterapkan telah menimbulkan kejenuhan tidak hanya bagi peserta didik, tapi juga orangtua/wali murid.
"Dengan 1,5 tahun belajar daring, ini membuat kejenuhan bagi anak-anak dan juga orangtua. Namun daring harus kita terapkan supaya terhindar dari sebaran wabah covid," tutupnya.
Penulis: Mimi Purwanti
Editor: Satria
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :