Anak Berkebutuhan Khusus di Kampar Temukan Jati Diri Lewat Membatik
Senin, 21 Oktober 2024 - 13:27:45 WIB
|
Anak Berkebutuhan Khusus di Kampar belajar membatik bersama PHR.(foto: istimewa) |
KAMPAR - Di tengah keterbatasan, sebuah kisah inspiratif lahir dari Kabupaten Kampar, di mana puluhan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kampar berinovasi dan menemukan kemandirian melalui seni membatik.
Di Rumah Batik ABK Mandiri, yang merupakan hasil kolaborasi antara PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau, anak-anak ini tak hanya belajar keterampilan, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri dan menggali kreativitas.
Guru sekaligus pendamping di Rumah Batik ABK Mandiri, Liza Wati mengungkapkan, membatik telah menjadi media ekspresi dan komunikasi bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
“Bagi anak-anak kami, batik adalah media untuk berkomunikasi, berekspresi, dan menunjukkan bahwa mereka mampu berkarya. Saat ini ada sekitar 8 sampai 15 anak yang sudah mahir dalam membuat batik,” ujar Liza, Senin (21/10/2024).
Tidak hanya batik tradisional, anak-anak ini juga telah merambah ke batik kontemporer yang memungkinkan mereka mengekspresikan diri dengan lebih bebas.
"Alhamdulillah, produksi batik kita sekarang meningkat. Dulu hanya batik tulis, sekarang juga batik kontemporer. Kita sudah dibina lebih dari satu tahun oleh PHR dan STP Riau, banyak ilmu dan masukan yang kita dapatkan,” tambah Liza.
Dalam sebulan, jumlah produksi batik Rumah Batik ABK Mandiri kini mencapai 100 helai, jauh meningkat dibandingkan awalnya yang hanya 10 hingga 15 helai.
Setiap motif batik yang dihasilkan pun sarat makna. Misalnya, motif Muara Takus yang menggambarkan kebanggaan terhadap sejarah dan budaya Kampar, serta motif lain seperti tampuk manggis, pucuk rebung, dan serat nenas yang mencerminkan kehidupan masyarakat setempat.
Rumah Batik ABK Mandiri telah memberikan dampak positif tidak hanya bagi anak-anak berkebutuhan khusus, tetapi juga masyarakat luas. Karya mereka kini menembus pasar dan mendapatkan apresiasi yang tinggi.
“Kami sering dapat pesanan dari PHR. Pertengahan Oktober ini sudah 54 helai batik yang kami siapkan. Terima kasih kepada PHR atas dukungannya,” ungkap Liza.
Program ini membuka mata masyarakat bahwa anak-anak berkebutuhan khusus memiliki potensi besar untuk menjadi individu mandiri dan produktif.
Manager CSR PHR WK Rokan, Pandjie Galih Anoraga, turut menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini.
“Selain fokus pada operasi yang unggul, PHR juga berkomitmen pada pemberdayaan masyarakat. Kami bangga mendukung inisiatif yang meningkatkan kompetensi anak-anak berkebutuhan khusus di Kampar ini,” ujar Pandjie.
Rumah Batik ABK Mandiri menjadi bukti, dengan dukungan yang tepat, anak-anak berkebutuhan khusus dapat meraih mimpi dan berkontribusi nyata bagi masyarakat. Ini adalah kisah inspiratif yang menunjukkan pentingnya inklusi dan pemberdayaan bagi semua.(rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :