BENGKALIS - Memasuki hari keempat di Madinah, Kamis (1/6/2023) Jamaah Calon Haji (JCH) Kabupaten Bengkalis kloter 10 mengikuti program ziarah yang difasilitasi maktab.
Maktab adalah kantor yang diberi kewenangan Pemerintah Arab Saudi untuk mengurus penyiapan layanan jamaah haji, termasuk asal Indonesia.
Ketua Pembimbing Ibadah Haji Bengkalis, Zulkarnaen mengatakan, ada beberapa tempat yang diziarahi, yaitu kebun kurma, masjid Kuba, masjid Qiblatain, Jabal Uhud dan masjid tujuh.
Kebun kurma merupakah salah satu tempat favorit bagi para JCH tidak hanya dari Kabupaten Bengkalis, untuk berbelanja buah kurma.
Di sini, tersedia aneka macam buah kurma mulai kurma biasa hingga premium. Sebelum membeli, JCH bisa mencoba secara gratis untuk mengetahui rasa buah kurma yang akan dibeli.
Kemudian Masjid Kuba, merupakan masjid yang pertama kali dibangun Rasulullah di Madinah. Masjid ini selain memberikan pelajaran berupa sejarah, juga ada aspek ibadah di dalamnya. JCH disunnahkan untuk melaksanaan salat sunat dua rakaat di masjid ini.
Lokasi ziarah berikutnya, Masjid Qiblatain menjadi salah satu tempat tujuan JCH saat berkunjung ke Madinah.
Bangunan ini merupakan saksi perpindahan arah kiblat dari sebelumnya Masjid Al-Aqsa di Palestina ke Masjidil Haram.
Masjid Qiblatain artinya dua arah kiblat. Masjid ini dibangun dua tahun setelah Rasulullah tiba di Madinah. Awalnya, masjid ini bernama Masjid Bani Salamah.
Berikutnya Jabal Uhud, adalah sebuah gunung yang berjarak 5 km di sebelah utara Kota Madinah. Gunung ini memiliki ketinggian 1.077 mdpl dan akan selalu diingat umat Islam karena pernah terjadi pertempuran besar di sana.
Pertempuran itu melibatkan pejuang Islam dan kaum kafir Quraisy yang terjadi pada 15 Syawal 3 Hijriah atau pada Maret 625 Masehi. Pertempuran itu merenggut nyawa puluhan pejuang Islam yang mati secara syahid.
Terakhir Masjid Tujuh, adalah kumpulan masjid-masjid kecil. Jumlah sebenarnya adalah enam bukan tujuh seperti yang terkenal saat ini.
Terkenal dengan Masjid Tujuh, karena diceritakan para sejarawan, Masjid Qiblatain yang jaraknya hanya sekitar 1 km ikut pula ditambahkan, karena biasanya orang yang mengunjungi enam masjid itu juga mengunjungi Masjid Qiblatain karena rutenya sejalan sehingga jumlahnya menjadi 7.
Zulkarnaen menyampaikan, selama ziarah, para JCH dalam kondisi sehat wal afiat dan melengkapi diri dengan APD (alat pelindung diri).
"Begitu juga botol spray yang berisi air, selalu tergantung di leher, memudahkan JCH menyemprotkan air ke wajah dan bagian tubuh lainnya untuk mengurangi dehidrasi akibat cuaca panas terik," pungkasnya.
Penulis: Zulkarnaen
Editor: Barkah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :