Home / Ekonomi | |||||||||
Masuki Tahap Akhir, Restu Komdigi Soal Merger XL-Smartfren Diputuskan Maret Jumat, 21/02/2025 | 22:48 | |||||||||
![]() | |||||||||
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto (foto/Antara) JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan perkembangan terbaru mengenai rencana merger operator seluler antara XL Axiata, Smartfren, dan Smart Telecom. Proses peninjauan masih berlangsung, dengan keputusan final diharapkan dalam waktu dekat. Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menyatakan pihaknya telah membentuk tim khusus untuk mengkaji penyelenggaraan merger ini. Menurutnya, tim tersebut telah mengumpulkan data mengenai komitmen pembangunan serta pemanfaatan frekuensi dari hasil penggabungan ketiga operator tersebut. "Kami sudah membentuk tim untuk mengkaji merger ini. Dari hasil sementara, mereka telah memberikan gambaran terkait rencana pembangunan pascamerger serta efektivitas pemanfaatan frekuensi yang dimiliki," ujar Wayan di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta, Jumat (21/2/2025). Wayan menekankan bahwa merger ini harus membawa manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya dalam peningkatan infrastruktur telekomunikasi. Namun, ia belum bisa memastikan apakah ada frekuensi yang akan dikembalikan ke negara, karena masih dalam tahap kajian, termasuk dari aspek Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi. "Kalau frekuensi yang dikembalikan ternyata tidak memiliki nilai strategis dan berpotensi mengurangi penerimaan negara dari BHP frekuensi, maka kami perlu mempertimbangkannya dengan cermat," tambahnya dikutip dari detikcom. Komdigi menargetkan keputusan persetujuan prinsip merger XL-Smartfren akan keluar dalam 1-2 minggu ke depan, atau paling lambat pada Maret 2025. Persetujuan ini penting agar proses administrasi di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan lembaga terkait lainnya bisa segera dilakukan. Rencana merger XL Axiata, Smartfren, dan Smart Telecom pertama kali diumumkan pada Desember 2024, dengan nilai gabungan mencapai Rp 104 triliun (USD 6,5 miliar). Nantinya, XL Axiata akan menjadi entitas yang bertahan, sementara Smartfren dan Smart Telecom akan melebur ke dalam XLSmart. Axiata Group Berhad dan Sinar Mas akan menjadi pemegang saham pengendali bersama, masing-masing memiliki 34,8% saham di XLSmart, dengan pengaruh yang setara dalam pengambilan keputusan strategis. Dalam perkembangan terbaru, kedua perusahaan menandatangani dua Nota Kesepahaman (MoU) di hadapan Perdana Menteri Malaysia, Dato' Seri Anwar Ibrahim, dan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 28 Januari 2025. MoU pertama berfokus pada potensi sinergi di Malaysia, Indonesia, dan Asia Tenggara. Axiata dan Sinar Mas berencana mengembangkan solusi 5G mutakhir, layanan bisnis, infrastruktur digital, hingga inovasi fintech, guna mempercepat transformasi digital di kawasan. Dengan segera rampungnya persetujuan merger, industri telekomunikasi nasional akan memasuki babak baru dengan hadirnya XLSmart sebagai salah satu pemain utama di pasar. (*) |
|||||||||
![]() ![]() |

HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2025. All Rights Reserved |