PEKANBARU - Layanan Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) menjadi sorotan setelah sempat terhenti operasionalnya selama empat hari. Evaluasi terhadap kinerja layanan ini mencatat salah satu tantangan utama adalah rendahnya keterisian penumpang (load factor) yang tercatat hanya di angka 20 persen sepanjang tahun 2024.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, Yuliarso, menyebutkan bahwa target keterisian penumpang diupayakan meningkat menjadi 30 persen. "Ini memang karena belum maksimal, kita masih di kisaran 20 persen. Kita berharap capaian bisa 30 persen," ujar Yuliarso saat diwawancarai, Rabu (8/1/2024).

Untuk mencapai target tersebut, pengelola Bus TMP sedang mengembangkan sistem feeder yang dapat menghubungkan kawasan pemukiman dengan jalur utama. Saat ini, uji coba angkutan kota (angkot) listrik sebagai feeder sedang dilakukan di dua rute, yakni Jalan Purwodadi – Jalan HR Soebrantas. Kemudian Jalan Cipta Karya – Jalan HR Soebrantas.

"Kami harapkan feeder ini bisa mendorong peningkatan load factor, sehingga operasional Bus TMP di jalur utama lebih optimal," jelas Yuliarso.

Yuliarso menegaskan, Bus TMP berkomitmen menjadi moda transportasi massal yang nyaman dan dapat diandalkan masyarakat. Ia juga mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam mendukung keberlanjutan angkutan massal ini.

“Banyak manfaat positif yang bisa kita rasakan, mulai dari pengurangan polusi hingga penurunan tingkat kemacetan di jalanan,” tambahnya dikutip dari tribunpekanbaru.

Inovasi seperti feeder diharapkan menjadi solusi strategis untuk meningkatkan daya tarik Bus TMP di kalangan masyarakat. Selain itu, pengelola berencana terus mengevaluasi operasional, baik dari sisi fasilitas maupun jadwal keberangkatan, agar layanan lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna. (*)