TANGGAL 19 Desember 2008 menjadi tonggak sejarah berdirinya Kabupaten Kepulauan Meranti, sebuah wilayah di ujung timur Sumatra yang kaya akan sumber daya alam dan potensi lokal. Kini, Kabupaten Kepulauan Meranti telah melangkah jauh dari awal berdirinya, menghadapi berbagai tantangan sekaligus meraih banyak pencapaian penting yang patut direnungkan dan disyukuri.

Sebelumnya Kepulauan Meranti memisahkan diri dari kabupaten induk,
Bengkalis dan resmi menjadi kabupaten yang didasarkan pada Undang-undang Nomor 12 Tahun 2009, dimana pembentukan tersebut tak lepas dari sejarah panjang perjuangan masyarakat setempat yang menuntut pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti daerah berjuluk tanah jantan ini sejak 1957. Tujuannya hanya satu, yakni meningkatkan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan sesuai cita-cita pemekaran.

Tahun 2024 ini menjadi tahun ke-enam belas atau sudah dua windu Kepulauan Meranti mengurus rumah tangganya sendiri. Berbagai upaya pembangunan terus dilakukan untuk mengejar berbagai ketertinggalan. Baik dari segi infrastruktur dasar, jalan, listrik dan air bersih, maupun sektor penting lainnya, seperti kesehatan dan pendidikan.

Sebelum dimekarkan, bahkan sampai dengan awal pemekaran, banyak pihak yang mencibir dan meragukan bahwa Kepulauan Meranti bisa eksis secara keuangan dan pembangunan. Namun para tokoh berkeyakinan dan memiliki dasar kajian akademis dan politis bahwa daerah ini memiliki kekuatan dan sumberdaya yang besar untuk dikembangkan.

Berdasarkan catatan statistik, Kabupaten Kepulauan Meranti juga telah mengalami berbagai dinamika dalam perjuangan melawan kemiskinan. Saat awal pemekaran, angka kemiskinan di kabupaten ini sangat tinggi, mencapai 43 persen dari total penduduk yang berjumlah sekitar 180 ribu jiwa. Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah dalam merancang kebijakan yang mampu mengentaskan kemiskinan secara berkelanjutan.

Sebagai kabupaten baru yang mayoritas wilayahnya adalah kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, keterbatasan akses infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan menjadi faktor utama tingginya angka kemiskinan. Keadaan ini menggambarkan tantangan besar yang harus dihadapi Meranti untuk keluar dari status salah satu daerah tertinggal di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menekan angka kemiskinan. Namun, tantangan struktural dan geografis membuat penurunan angka kemiskinan berlangsung perlahan, dimana tahun 2022, persentase penduduk miskin berada pada angka 23,84 persen, kemudian tahun 2023, angka kemiskinan berhasil turun menjadi 22,98 persen, menunjukkan adanya progres dalam upaya pengentasan kemiskinan. Selanjutnya tahun 2024, angka kembali mengalami sedikit peningkatan menjadi 23,15 persen, yang mencerminkan adanya tantangan baru dalam upaya pengentasan kemiskinan dengan metode lain.

Fluktuasi angka kemiskinan ini mencerminkan kompleksitas masalah yang dihadapi oleh Kepulauan Meranti. Beberapa faktor penyebab diantaranya akses transportasi dan konektivitas antarwilayah, ketergantungan pada sektor primer, dimana ekonomi masyarakat masih didominasi oleh sektor perikanan dan pertanian yang rentan terhadap fluktuasi cuaca dan harga pasar serta minimnya diversifikasi ekonomi seperti peluang di sektor industri, jasa, dan pariwisata belum tergarap optimal.

"Memerangi kemiskinan adalah tugas bersama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Butuh dukungan dari masyarakat dan semua pihak untuk menciptakan peluang yang lebih baik bagi semua," ujar Plt Bupati Kepulauan Meranti, Asmar beberapa waktu lalu.

Enam belas tahun bukan lah waktu yang panjang bagi sebuah daerah pemekaran untuk tegak sama tinggi dengan kabupaten dan kota lainnya. Kota Sagu masih terpuruk sebagai kabupaten termiskin dan paling terisolir di Provinsi Riau. Namun paling tidak upaya-upaya menjadikan Kepulauan Meranti gemilang dan terbilang telah dimulai pemerintah daerah.

Pernahkah kita mengingat pesan sang proklamator, Soekarno, bahwa kita tidak boleh melupakan sejarah? Ucapan itu menjadi relevan saat Kabupaten Kepulauan Meranti kini telah berusia dua windu. Sebagai kabupaten termuda di Provinsi Riau, Meranti menyimpan cerita panjang perjuangan yang layak dikenang dan menjadi pelajaran bagi generasi selanjutnya.

Sejarah pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti bukanlah sekadar catatan administratif. Ini adalah refleksi historis dari dedikasi dan semangat para tokoh serta masyarakat Tanah Jantan yang menginginkan perubahan demi kesejahteraan bersama.

Mantan Bupati Kepulauan Meranti dua periode, Irwan Nasir, mengenang betapa momentum pembentukan Kepulauan Meranti adalah anugerah besar dari Allah SWT.

"Ini adalah perjuangan panjang yang penuh keikhlasan. Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti bukan hanya demi status administrasi, tetapi sebagai upaya tulus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,"  ujarnya.

Sebelum menjadi kabupaten, Kepulauan Meranti merupakan bagian dari Kabupaten Bengkalis. Namun, masyarakat merasa adanya kebutuhan untuk berdiri sendiri agar bisa lebih fokus membangun wilayah yang unik dari segi geografis maupun demografis.

Perjuangan itu tidak mudah. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun, berbagai diskusi intensif, dan perjuangan politik di tingkat provinsi hingga nasional. Namun, keinginan kuat masyarakat yang menginginkan perubahan menjadi kunci utama.

"Ridho Allah dan dukungan masyarakat adalah kekuatan terbesar dalam proses ini," kenang Irwan.

Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau punya posisi strategis masuk sebagai daerah segitiga pertumbuhan Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Secara geografis Kabupaten Kepulauan Meranti terletak di pesisir timur pulau Sumatera. Ini merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Riau dengan ibu kota Selatpanjang.

Kota Selatpanjang dipilih menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Meranti. Wilayah ini dulunya bandar atau kota yang sibuk dan terkenal perniagaannya di dalam kesultanan Siak. Kota ini terbentuk dari masyarakat heterogen, khususnya suku Melayu dan Tionghoa serta sukun lainnya. Mereka hidup berdampingan sehingga menyuburkan perdagangan dan lalu lintas di kota dengan luas 45,44 kilometer persegi ini.

Wilayah ini berbatasan langsung dengan sejumlah negara tetangga. Sebab itu, masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Secara tak langsung Meranti juga menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone Batam -Tanjung Balai Karimun

Luas Kabupaten Kepulauan Meranti adalah 3.707,84 kilometer persegi. Kabupaten ini terdiri dari Pulau Merbau, Pulau Rangsang, Pulau Tebing Tinggi.
Hal inilah yang membuat wilayah dengan jumlah penduduk sekitar
211.771 jiwa pada tahun 2023 itu dikenal sebagai kabupaten kepulauan. Sedangkan untuk nama Meranti sendiri diambil dari gabungan tiga nama pulau, yakni Pulau Merbau, Pulau Rangsang, dan Pulau Tebing Tinggi.

Sebagai daerah penghasil sagu terbesar di dunia, Kepulauan Meranti telah menjadikan komoditas ini sebagai identitas sekaligus tulang punggung perekonomian. Berbagai inovasi berbasis sagu, seperti produksi mie sagu, tepung sagu, hingga diversifikasi produk turunan lainnya, menunjukkan bagaimana kekayaan alam dapat menjadi penggerak utama ekonomi daerah. Dimana Kabupaten Kepulauan Meranti memproduksi sebesar 90 persen dari total hasil produksi sagu di Provinsi Riau atau setara 70 persen produksi sagu secara nasional dengan total luas perkebunan sagu mencapai 61.689 hektare.

Tidak hanya itu, sektor perikanan juga mengalami transformasi besar. Wilayah Kecamatan Rangsang Barat, misalnya, kini dikenal sebagai kawasan budidaya kakap putih nasional. Dengan dukungan teknologi dan kebijakan pemerintah daerah yang berpihak pada masyarakat, nelayan di Meranti tidak lagi hanya bergantung pada hasil tangkapan laut, tetapi juga mengembangkan budidaya ikan yang lebih berkelanjutan.

Potensi sumber daya alam Kabupaten Kepulauan Meranti terdiri dari sektor Migas maupun Non Migas. Pada sektor Migas, Meranti memiliki minyak bumi dan gas alam. Lokasinya terdapat di daerah kawasan pulau Padang dan Kecamatan Tebingtinggi Barat yang dioperasikan oleh PT Imbang Tata Alam (ITA).

PT ITA telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi di tahun 2025. Perusahaan menargetkan produksi sebesar 6.404 barrel minyak dan 2,53 MMSCFD gas bumi per hari. Untuk mencapai target ini, PT ITA akan kembali melakukan pengembangan dua sumur minyak baru di Lapangan Ringgit serta melakukan well service atau perbaikan pada 103 sumur minyak yang ada.

Act Communication & CSR Manager PT ITA, Iman Soerjasantosa menjelaskan bahwa saat ini produksi harian perusahaan mencapai 5.346 barrel minyak dan 2,8 MMSFD gas.

Lebih jauh Field Sr. CSR Officer PT ITA, Arip Hidayatuloh, mengungkapkan target lifting minyak dan gas (Migas) perusahaan untuk tahun 2024 sebesar 7.000 BOEPD (Barrel of Oil Equivalent per Day). Target ini terdiri dari 5.364 BOPD (Barrel of Oil per Day) minyak dan 2,8 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day) gas. Sementara itu, target untuk tahun 2025 diproyeksikan sedikit lebih rendah yaitu sebesar 6.852 BOEPD, dengan rincian 6.404 BOPD minyak dan 2,53 MMSCFD gas.

Salah satu peluang besar yang kini berada di depan mata di luar pendapatan DBH terhadap pengelolaan minyak dan gas bumi (Migas) adalah kabupaten ini akan mendapatkan hak Participating Interest (PI) sebesar 10 persen.

Kerja sama antara PT ITA dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kepulauan Meranti saat ini sudah berada pada tahap akhir, menunggu persetujuan dari SKK Migas dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Persetujuan ini sangat penting untuk memberikan landasan hukum yang kuat bagi BUMD setempat dalam menerima bagian keuntungan dari operasi migas di wilayah tersebut.

PI 10 persen ini tidak hanya sekadar angka, tetapi merupakan peluang besar untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah. Dengan target pendapatan yang diproyeksikan mencapai Rp 80 miliar lebih, aliran dana ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan infrastruktur, layanan publik, dan pengentasan kemiskinan di Kepulauan Meranti.

Pendapatan dari sektor migas diharapkan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga pondasi untuk pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan. Dimana PI 10 persen ini menjadi awal dari babak baru dalam sejarah ekonomi Kepulauan Meranti, menciptakan kesejahteraan yang merata dan memperkuat posisi kabupaten ini sebagai salah satu daerah strategis di Provinsi Riau.

Di sektor Non Migas lainnya, Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi beberapa jenis perkebunan kelapa, karet, dan pinang.

Di usia yang masih belia sebagai kabupaten, Kepulauan Meranti telah menunjukkan perjalanan yang penuh dinamika, tantangan, dan pencapaian. Di tengah semangat perayaan, masyarakat dan pemimpin daerah bersatu untuk merefleksikan perjalanan panjang ini, sebuah perjalanan menuju kemajuan yang berkelanjutan.

Kepulauan Meranti Fokus Pembangunan Infrastruktur Dasar

Tahun ini, perhatian tertuju pada kepemimpinan Pelaksana Tugas Bupati, AKBP (Purn) H. Asmar, yang dikenal responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Sebagai Plt bupati dan kembali mendapatkan amanah untuk periode kedua sebagai Bupati definitif nantinya, Asmar memiliki tanggungjawab besar untuk membangun kabupaten ini menjadi lebih baik lagi.

Kabupaten Kepulauan Meranti pernah dihadapkan pada ujian berat ketika pemimpinnya sebelumnya tersandung masalah hukum dan harus menerima konsekuensinya. Kondisi tersebut sempat menciptakan kegelisahan di tengah masyarakat, yang merindukan kepemimpinan stabil untuk membawa daerah ini keluar dari keterpurukan.

Di tengah badai tersebut, Asmar ditetapkan sebagai Plt Bupati Kepulauan Meranti. Penunjukan Asmar bukan hanya simbol keberlanjutan roda pemerintahan, tetapi juga menjadi awal dari upaya pemulihan kepercayaan publik dan penataan kembali arah pembangunan.

Dalam refleksi kepemimpinannya, Asmar menyatakan bahwa integritas, transparansi, dan kerja nyata adalah kunci untuk membawa Kepulauan Meranti menjadi lebih baik.

Salah satu refleksi nyata adalah respon cepat terhadap kondisi darurat yakni
pembangunan kembali Jembatan Panglima Sampul dan Jembatan Selat Akar yang ambruk. Asmar berkoordinasi cepat kepada pemerintah Provinsi Riau untuk melanjutkan pembangunan. Dimana kedua jembatan tersebut merupakan urat nadi masyarakat dalam melakukan aktifitas ekonomi.

Salah satu fokus utama Kabupaten Kepulauan Meranti selama dua windu terakhir adalah peningkatan infrastruktur. Perbaikan jalan, pembangunan jembatan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menghubungkan daerah terpencil dengan pusat ekonomi.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terus menggencarkan pembangunan infrastruktur di berbagai desa di sejumlah kecamatan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat. Dalam dua tahun terakhir, berbagai kegiatan di bidang Sumber Daya Air dan Bina Marga, begitu juga dengan di bidang Cipta Karya telah dilaksanakan dengan skala besar.

Pada Bidang Sumber Daya Air, tahun 2023 mencatat sejumlah capaian, antara lain pemeliharaan tanggul sepanjang 8.500 meter, pembangunan Kanal Banjir sepanjang 18.400 meter, normalisasi tali air sepanjang 29.200 meter, pemeliharaan jaringan irigasi rawa sepanjang 15.600 meter, pembangunan sistem drainase perkotaan sepanjang 1.515 meter.

Sedangkan pada tahun 2024, dilakukan pemeliharaan tanggul sepanjang 21.545 meter. Pembangunan Kanal Banjir sepanjang 9.800 meter serta rehabilitasi sepanjang 69.117 meter, pemeliharaan jaringan irigasi rawa sepanjang 3.000 meter, pembangunan sistem drainase perkotaan sepanjang 1.534 meter.

Sementara pada Bidang Bina Marga dalam dua tahun terakhir, pembangunan jalan dan jembatan juga menjadi salah satu fokus utama.

Pada tahun 2023, pembangunan dan pemeliharaan jalan dengan metode swakelola mencapai 42.793,19 meter, dan non-swakelola sepanjang 14.287 meter. Pada tahun 2024, pembangunan jalan metode swakelola sepanjang 20.444,38 meter, dan non-swakelola sepanjang 13.517 meter.

Pemeliharaan jembatan, duiker, dan box culvert pada 2023 bernilai Rp1,36 miliar, sementara pada 2024 meningkat menjadi Rp2,44 miliar.

Langkah percepatan pembangunan ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Kepulauan Meranti untuk meningkatkan aksesibilitas dan meminimalkan risiko banjir, sekaligus menunjang produktivitas masyarakat. Dengan keberlanjutan program ini, diharapkan kualitas hidup masyarakat dapat terus meningkat.

Keterbatasan infrastruktur dasar telah lama menjadi tantangan bagi Kabupaten Kepulauan Meranti. Sebagai kabupaten kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau kecil, konektivitas antarwilayah menjadi kebutuhan mendesak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Menyadari hal ini, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti memulai program ambisius bertajuk "Merangkai Pulau", dimulai dari Pulau Rangsang.

Pulau Rangsang, yang meliputi tiga kecamatan yakni Rangsang, Rangsang Pesisir, dan Rangsang Barat, menjadi fokus utama dalam program ini. Jalan sepanjang 31,85 kilometer yang menghubungkan enam desa di Kecamatan Rangsang, mulai dari Tanjung Samak, Wonosari, Teluk Samak, Gemala Sari, Penyagun, hingga Repan, menjadi salah satu prioritas utama.

Pada tahun 2025, pembangunan infrastruktur jalan di wilayah ini akan dilanjutkan dengan mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 36,27 miliar untuk mengerjakan jalan sepanjang 8,7 kilometer di Desa Gemala Sari. Selain itu, pembangunan ruas jalan Tanjung Samak - Tanjung Kedabu dengan tema "Jalan Pelayanan Dasar" akan dilakukan dengan anggaran Rp 37,01 miliar. Kedua ruas jalan ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas, mempercepat mobilitas masyarakat, serta mendukung akses menuju Rumah Sakit Pratama Penyagun yang saat ini tengah dibangun.

Dalam upayanya mengatasi keterpurukan infrastruktur, Kabupaten Kepulauan Meranti mendapatkan dukungan besar dari pemerintah pusat. Dengan alokasi total sebesar Rp 73,39 miliar, Kepulauan Meranti menjadi kabupaten penerima DAK terbesar di Indonesia. Dukungan ini menunjukkan pengakuan terhadap urgensi kebutuhan infrastruktur di daerah ini sekaligus menjadi tantangan untuk memastikan anggaran tersebut digunakan secara efektif.

Program "Merangkai Pulau" tidak berhenti di Pulau Rangsang. Setelah infrastruktur di pulau ini selesai, program serupa akan diperluas ke wilayah lain seperti Pulau Merbau dan Tebingtinggi Timur. Perbaikan infrastruktur di kecamatan lainnya juga akan terus dilakukan secara bertahap, memastikan bahwa pembangunan merata di seluruh Kepulauan Meranti.

Program ini tidak hanya sekadar membangun jalan, tetapi juga menjembatani harapan masyarakat yang selama ini terisolasi. Dengan konektivitas yang lebih baik, akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan ekonomi akan semakin terbuka.

"Pembangunan infrastruktur adalah prioritas kita. Kita ingin memastikan semua masyarakat Kepulauan Meranti memiliki akses yang sama untuk berkembang dan sejahtera,"  ujar Plt Bupati Asmar.

Saat ini sejumlah ruas jalan di Kabupaten Kepulauan Meranti mengalami perubahan status dan panjang jalan yang menjadi kewenangan Kabupaten pada tahun 2024 ini.

Dengan diberlakukannya keputusan ini, membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan dan penanganan infrastruktur jalan di Kepulauan Meranti.

Sebelum SK baru ini, panjang total ruas jalan yang menjadi kewenangan Kabupaten mencapai 929,41 kilometer, dengan kondisi jalan yang bervariasi: baik sepanjang 108,510 kilometer (11,68%), sedang 261,001 kilometer (28,08%), rusak ringan 444,308 kilometer (47,80%), dan rusak berat 115,593 kilometer (12,44%). Namun, setelah perubahan, panjang ruas jalan Kabupaten menjadi 710,611 kilometer dengan jumlah ruas jalan bertambah dari 277 menjadi 282.

Dalam kondisi baru ini, kondisi jalan yang mantap (gabungan antara kondisi baik dan sedang) mencapai 369,511 kilometer atau 52% dari total jalan Kabupaten, meningkat dari 39,75% sebelumnya. Sementara itu, ruas jalan dalam kondisi rusak ringan menurun menjadi 239,799 kilometer (33,75%), dan rusak berat menjadi 101,301 kilometer (14,26%).

Di usia yang ke-16, Kabupaten Kepulauan Meranti menunjukkan bahwa semangat membangun dari pinggiran tidak hanya menjadi jargon, tetapi diwujudkan melalui kerja nyata. Program "Merangkai Pulau" adalah bukti komitmen pemerintah daerah untuk menyatukan Meranti, secara fisik dan emosional, menuju masa depan yang lebih baik.

Melalui langkah-langkah konkret ini, Kepulauan Meranti tidak hanya sekadar membangun jalan, tetapi juga membangun jembatan harapan bagi masyarakatnya.

Peduli Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan

Tidak melulu terhadap infrastruktur, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti juga terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan sektor pendidikan sebagai investasi masa depan. Melalui alokasi 20 persen anggaran APBD untuk pendidikan, Pemkab berhasil mencatat berbagai pencapaian yang membanggakan dalam dua tahun terakhir, baik di tingkat provinsi maupun nasional.

Pendidikan adalah kunci untuk mencetak generasi yang mampu membawa Meranti ke masa depan yang lebih cerah. Dimana, program tersebut juga telah memberi andil bagi pembangunan manusia di kabupaten termuda di Provinsi Riau ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan alat ukur keberhasilan sebuah pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Kepulauan Meranti terus mengalami peningkatan meski tidak terlalu signifikan. Tahun 2010 lalu, IPM Kepulauan Meranti masih di angka 59.71, lalu naik menjadi 60.38 di tahun 2011 dan naik lagi di tahun 2012 menjadi 61.49. Tren kenaikan IPM ini terus terjadi hingga pada tahun 2020 sebesar 67,39, tahun 2021 menjadi 67,69, tahun 2022 menjadi 68,31 dan tahun 2023 di angka 68,69. Hal ini menunjukkan keberhasilan Pemkab dalam membangun akses pendidikan, layanan kesehatan, dan pendapatan masyarakat.

Pemerintah daerah menilai pembangunan daerah tidak akan bisa dipisahkan dari pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Meskipun beberapa tahun belakangan belum dianggarkan melalui APBD, Pemkab Kepulauan Meranti melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terus berupaya melanjutkan pendidikan bagi anak-anak melalui program Adem (Afirmasi Pendidikan Menengah) dan Adik (Afirmasi Pendidikan Tinggi) untuk anak-anak di wilayah 3T.

Dahulunya, Pemkab Kepulauan Meranti pernah mengambil langkah berani dengan meluncurkan program beasiswa untuk seratusan putra daerah agar melanjutkan pendidikan tinggi ke berbagai universitas ternama di Indonesia. Program yang dimulai sejak awal pemekaran ini menjadi salah satu upaya membangun sumber daya manusia unggul di kabupaten termuda di Provinsi Riau.

Dalam perjalanannya, anggaran yang telah digelontorkan untuk program ini mencapai Rp 10 miliar. Angka ini tentu terbilang besar jika dibandingkan dengan kapasitas keuangan daerah.

Namun, keberanian Pemkab Kepulauan Meranti untuk berinvestasi di bidang pendidikan tidak dapat dipandang sebelah mata. Anggaran tersebut adalah bukti komitmen bahwa pendidikan adalah kunci pembangunan daerah yang berkelanjutan.

Program ini memberi kesempatan bagi putra-putri Meranti untuk menimba ilmu di universitas terkemuka, membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang mumpuni. Para penerima beasiswa tersebut telah menyelesaikan studinya di berbagai bidang keilmuan dan meniti jalan hidup yang berbeda-beda.

Menariknya, tidak semua penerima beasiswa kembali dan bekerja langsung di kampung halaman. Sebagian besar justru memilih berpencar, berkarier di berbagai perusahaan nasional dan internasional, membawa serta nama baik Kepulauan Meranti ke kancah yang lebih luas. Keputusan ini mungkin memunculkan pertanyaan: Mengapa tidak kembali dan membantu daerah yang telah mendukung mereka?

Namun, pengabdian pada daerah tidak selalu harus dalam bentuk bekerja di pemerintahan atau tinggal di kampung halaman. Banyak dari mereka yang mengabdi dengan cara mereka sendiri membawa ide-ide inovatif, membangun jaringan luas, dan menginspirasi generasi muda Meranti untuk bermimpi lebih besar.

Ada yang bekerja di sektor industri, pendidikan, teknologi, bahkan mendirikan usaha sendiri dan turut mendorong perekonomian daerah melalui kontribusi yang tak kasat mata. Jejak mereka yang sukses juga menjadi motivasi bagi adik-adik di kampung halaman, membuktikan bahwa anak-anak Meranti mampu bersaing di level nasional maupun internasional.

Program beasiswa ini, meskipun kini tak lagi seaktif dulu, tetap meninggalkan warisan berharga. Pembangunan manusia adalah investasi jangka panjang yang hasilnya tidak selalu bisa diukur dalam waktu dekat. Mereka yang telah mengenyam pendidikan tinggi adalah aset berharga yang membawa perubahan dari berbagai sudut, meskipun tidak selalu terlihat secara langsung.

Melalui program ini, Pemkab Kepulauan Meranti telah membuka jalan bagi anak-anak muda untuk bermimpi lebih tinggi dan menjadi bagian dari perubahan. Kini, tugas pemerintah selanjutnya adalah menciptakan ekosistem yang kondusif agar potensi para tenaga terampil ini bisa terserap dan dimanfaatkan untuk kemajuan daerah.

Pada akhirnya, mereka yang pernah mendapatkan beasiswa telah membuktikan bahwa meski berada di berbagai penjuru, mereka tetap membawa semangat dan kebanggaan sebagai putra daerah Kepulauan Meranti. Mereka membalas jasa daerah, bukan hanya melalui tempat kerja mereka, tetapi juga melalui prestasi dan kontribusi yang mereka ciptakan di mana pun mereka berada.

Bupati Asmar menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mencetak generasi masa depan yang berkualitas. Dengan fondasi yang kuat di sektor pendidikan, Kabupaten Kepulauan Meranti optimis dapat terus bergerak menuju daerah maju dan sejahtera.

Tidak hanya itu, tenaga kependidikan juga sudah dilakukan peningkatan kapasitas, seperti pada tahun 2023 dan 2024 guru di Kabupaten Kepulauan Meranti telah mengikuti Program Guru Penggerak sebanyak 4 angkatan, yaitu Angkatan 6,8,9 dan 11 dengan jumlah guru sebanyak 234 yang telah menamatkan pendidikan. Selanjutnya
tahun 2023, sebanyak 12 sekolah dari jenjang PAUD, SD, hingga SMP ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak.

Penerapan Modul P5 seperti Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Gambut dan Mangrove mulai diterapkan bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

Pada 2023-2024, Kabupaten Kepulauan Meranti mencetak prestasi diantaranya dua guru SMP masuk 5 besar nasional kategori Guru dan Pengawas SMP terbaik. Kemudian juara Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) peringkat 1 Provinsi Riau dalam pelestarian Bahasa Melayu serta juara Umum Provinsi Riau dalam kategori Dukungan Program Transisi PAUD ke SD, adaptasi Rapor Pendidikan, dan transformasi digital.

Selanjutnya mendapatkan anugerah Utama Jambore GTK Hebat pada tahun 2024, dimana 43 guru menjadi kategori terbaik di Riau, 10 diantaranya masuk tingkat nasional.

Selanjutnya Digitalisasi Pembelajaran, dimana meraih predikat "Daerah Pelopor Transformasi Digital" berkat pemanfaatan Chromebook, Google Workspace, dan aktivasi akun belajar.

Kabupaten Kepulauan Meranti terus menunjukkan komitmennya untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi, khususnya di sektor pendidikan. Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, kabupaten ini mencatat berbagai prestasi luar biasa yang tidak hanya membanggakan di tingkat provinsi, tetapi juga nasional.

Era digitalisasi telah menjadi kebutuhan utama dalam sistem pendidikan modern. Kabupaten Kepulauan Meranti mengambil langkah berani dengan memanfaatkan teknologi Google Workspace for Education sebagai pendorong utama transformasi ini.

Melalui program Pemanfaatan Google Website Kabupaten Kepulauan Meranti, sejumlah pencapaian penting berhasil diraih yakni di tahun 2023, 10 Besar Nasional Aktivasi Akun Belajar.id, dengan menempati peringkat 1 di Provinsi Riau, peringkat 1 Pemanfaatan Google Workspace for Education di Provinsi Riau, dua Sekolah Menjadi Kandidat Sekolah Rujukan Google Pertama di Provinsi Riau, menjadikan Kepulauan Meranti sebagai pelopor inovasi pendidikan digital di daerah.

Selanjutnya prestasi tahun 2024 yakni peringkat 1 Tingkat Provinsi Pemanfaatan Chromebook, yang mendukung akses teknologi bagi siswa dan guru. peringkat 1 Aktivasi Akun Belajar.id Tingkat Provinsi, melanjutkan tradisi unggul dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran, peringkat 1 Pemanfaatan Google Workspace for Education Tingkat Provinsi, peningkatan Guru Tersertifikasi Google (Google Certified Educator) yang memperlihatkan komitmen untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan meraih Kategori Daerah Maju pada Daerah Champion 2024 Tingkat Nasional, sebagai pengakuan atas keberhasilan Meranti dalam memanfaatkan teknologi digital di sektor pendidikan.

Kesuksesan ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah yang berkomitmen untuk menyediakan fasilitas, pelatihan, dan infrastruktur digital bagi para siswa dan guru. Pemanfaatan Chromebook dan akun belajar.id secara aktif telah mengubah cara siswa belajar dan berinteraksi, menjadikan pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan.

Plt Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar, menegaskan bahwa digitalisasi pendidikan merupakan prioritas utama.

"Kami ingin memastikan bahwa anak-anak Meranti siap menghadapi tantangan masa depan. Teknologi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan yang harus diintegrasikan dalam setiap aspek pendidikan," ujar Asmar.

Keberhasilan Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi bukti bahwa daerah dengan keterbatasan geografis sekalipun dapat unggul dalam transformasi digital, asalkan memiliki visi yang jelas dan kemauan untuk berubah. Prestasi ini tidak hanya membanggakan masyarakat Meranti, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk memprioritaskan digitalisasi pendidikan.

Di usia 16 tahun, Kabupaten Kepulauan Meranti membuktikan bahwa inovasi teknologi adalah kunci utama untuk mengejar ketertinggalan dan menciptakan generasi unggul. Dengan capaian ini, Meranti tidak hanya menyiapkan anak-anak didiknya untuk bersaing di tingkat lokal dan nasional, tetapi juga global.

Di bidang layanan sosial, inovasi seperti rumah singgah di Pekanbaru bagi warga yang berobat, fasilitas ambulans gratis, Pendampingan Bagi Anak Berhadapan Hukum (ABH), layanan Pendampingan Bagi Lanjut Usia (Lansia) layanan Pendampingan Penyandang Disabilitas dan pemberian Bantuan Korban Bencana juga diprioritaskan menunjukkan bagaimana pemerintah berupaya menjadikan layanan dasar sebagai prioritas.

Salah satu inovasi yang patut diapresiasi adalah penyediaan rumah singgah di Kota Pekanbaru. Fasilitas ini menjadi solusi bagi warga Kepulauan Meranti yang harus menjalani pengobatan jauh dari kampung halaman. Rumah singgah ini tidak hanya menyediakan tempat tinggal yang nyaman, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas makan, minum, serta satu unit ambulans gratis yang siap melayani kebutuhan transportasi medis di Kota Pekanbaru.

Program ini lahir dari keprihatinan pemerintah terhadap keluh kesah masyarakat, khususnya mereka yang kesulitan mencari tempat tinggal saat menjalani perawatan kesehatan. Plt Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar, kerap menyempatkan diri mengunjungi rumah singgah ini, memberikan motivasi serta bantuan langsung kepada warga yang tengah berjuang memulihkan kesehatan mereka

Berbagai inovasi di bidang layanan sosial ini membuktikan komitmen pemerintah Kepulauan Meranti dalam menjadikan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama. Melalui program yang terencana, responsif, dan berkelanjutan, layanan sosial tidak hanya sekadar kebijakan, tetapi hadir sebagai solusi nyata di tengah-tengah kebutuhan masyarakat.

Dengan upaya nyata ini, diharapkan Kepulauan Meranti dapat terus bergerak maju, menghadirkan layanan sosial yang lebih baik, inklusif, dan berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Kepulauan Meranti Berbenah Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas

Di usia ke-16, Kabupaten Kepulauan Meranti menunjukkan komitmen serius dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Salah satu upaya nyata terlihat dari perkembangan pesat fasilitas kesehatan di RSUD Kepulauan Meranti dan pembangunan Rumah Sakit Pratama Penyagun di Kecamatan Rangsang Pesisir.

RSUD Kepulauan Meranti kini tengah berbenah dengan berbagai peningkatan fasilitas dan layanan. Hingga saat ini, rumah sakit tersebut telah dilengkapi dengan 12 dokter spesialis yang siap melayani masyarakat. Para dokter tersebut meliputi spesialis anak, bedah, penyakit dalam (internis), kandungan (obgyn), anestesi, radiologi, patologi klinis, laboratorium, saraf (neurologi), THT (otolaringologis), paru (pulmonologi), dan rehabilitasi medik atau fisioterapi.

Tidak berhenti di situ, Plt Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar, mengambil langkah proaktif untuk mendatangkan lebih banyak dokter spesialis. Dalam pertemuannya dengan Ketua IDI Riau, dr. Marhan Efendi, Asmar mendorong percepatan kedatangan dokter melalui kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK UNRI). Residen dari FK UNRI diharapkan bisa turun ke Kepulauan Meranti, membantu memperkuat layanan kesehatan di daerah ini.

"Tujuan kita adalah agar masyarakat Meranti bisa mendapatkan layanan kesehatan terbaik tanpa harus menempuh jarak yang jauh," ujar Asmar .

Selain berfokus pada pengembangan RSUD, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti juga fokus melakukan pembenahan terhadap Puskesmas di setiap kecamatan dan tengah membangun Rumah Sakit Pratama Penyagun di Kecamatan Rangsang Pesisir. Pembangunan ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik bidang kesehatan sebesar Rp 42 miliar lebih. Proyek ini mencakup pembangunan sejumlah unit gedung seperti Poliklinik, IGD, IRNA, dan Gedung Penunjang dengan fasilitas yang menerapkan standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (SMK3).

Rincian anggaran mencakup jasa konsultan perencanaan sebesar Rp 1,1 miliar, pembangunan fisik rumah sakit sebesar Rp 8,3 miliar, pengadaan alat kesehatan senilai Rp 12,8 miliar, serta sisanya digunakan untuk pengadaan armada dan Puskesmas keliling. Proyek ini dikerjakan oleh PT. Sanur Jaya Utama dengan target penyelesaian pada akhir Desember 2024.

Rumah sakit ini diharapkan menjadi rujukan utama pelayanan kesehatan bagi warga di tiga kecamatan di wilayah Rangsang. Sebelumnya, masyarakat harus melakukan perjalanan selama dua jam ke RSUD Kepulauan Meranti di Selatpanjang untuk mendapatkan layanan medis, sebuah tantangan besar bagi masyarakat pesisir. Dengan hadirnya RS Pratama Penyagun, akses layanan kesehatan akan lebih mudah, cepat, dan merata.

Dengan berbagai pembangunan dan peningkatan layanan kesehatan ini, harapan besar terletak pada pemerataan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat Kepulauan Meranti. Bukan hanya sekadar infrastruktur, tetapi juga peningkatan kualitas layanan dan tenaga medis yang kompeten akan menjadi kunci keberhasilan.

Dua windu pertama telah menjadi fondasi kuat bagi Meranti untuk bergerak maju. Dengan komitmen dari pemerintah daerah, dukungan masyarakat, dan sinergi dari berbagai pihak, Kepulauan Meranti terus menapaki jalan menuju daerah yang lebih sehat dan sejahtera.

Namun, perjalanan dua windu ini tidak selalu mulus. Tantangan seperti peningkatan kualitas pendidikan, pembangunan infrastruktur yang merata, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Dalam pidatonya, Asmar menyampaikan pesan penuh harapan. Disebutkan
Hari jadi ke-16 ini menjadi momentum bagi seluruh elemen masyarakat untuk merefleksikan apa yang sudah dicapai dan apa yang harus diperbaiki. Semangat gotong royong, kearifan lokal, dan kepemimpinan yang tanggap menjadi modal besar dalam menyongsong masa depan Kepulauan Meranti.

"Kita boleh muda sebagai kabupaten, tetapi semangat kita harus matang. Kepulauan Meranti punya potensi besar, dan dengan kerja keras bersama, kita bisa menjadikan Meranti sebagai daerah yang tidak hanya dikenal di Riau, tetapi juga di tingkat nasional," ujarnya.

 "Kepulauan Meranti punya potensi besar. Namun, potensi ini harus diimbangi dengan kerja keras, inovasi, dan kebersamaan. Hanya dengan itu kita bisa memastikan bahwa Meranti tidak hanya maju, tetapi juga menjadi tempat yang lebih baik bagi semua warganya," tuturnya lagi.

Dua Windu Perjuangan, Refleksi Irwan Nasir untuk Tanah Jantan

Sebagai salah satu pelopor lahirnya Kabupaten Kepulauan Meranti yang berjuluk Tanah Jantan pada tahun 2008, Irwan Nasir, mantan Bupati yang menjabat selama dua periode, menyaksikan langsung perjalanan panjang daerah ini. Ia mengenang awal mula berdirinya kabupaten dengan penuh kebanggaan sekaligus kesadaran bahwa perjuangan untuk memenuhi harapan masyarakat masih berlanjut.

“Jika kita bandingkan Kepulauan Meranti ini dengan 10 tahun lalu, sudah banyak sekali perubahannya,” kata Irwan, putra asli daerah kabupaten ini.

Irwan mengakui bahwa salah satu perubahan besar yang dirasakan adalah di bidang infrastruktur. Jalan-jalan mulai diperbaiki, fasilitas publik dibangun, dan akses transportasi semakin baik, khususnya di ibu kota kabupaten, Selatpanjang.

Namun, ia juga menyadari bahwa pembangunan masih cenderung tersentralisasi di pusat pemerintahan. Banyak daerah di luar Selatpanjang yang masih membutuhkan perhatian lebih, terutama di sektor infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan.

"Pembangunan memang sudah berjalan, tapi masih ada kesenjangan yang harus kita perbaiki. Kepulauan Meranti ini bukan hanya Selatpanjang, tetapi juga desa-desa terpencil yang membutuhkan perhatian sama besar," tegasnya.

Selama masa kepemimpinannya, Irwan berfokus meletakkan pondasi dasar pembangunan kabupaten. Dari tata kelola pemerintahan, pengelolaan anggaran daerah, hingga pengembangan sektor pendidikan dan kesehatan. Namun, ia mengakui bahwa belum semua harapan masyarakat dapat terpenuhi dalam dua windu ini.

"Perjalanan kita masih panjang. Apa yang telah dicapai selama ini adalah hasil kerja keras bersama, tetapi masih banyak cita-cita yang belum tercapai,” ujar Irwan.

Ia berharap masyarakat dapat bersatu padu dengan pemerintah untuk melanjutkan pembangunan. Menurutnya, kolaborasi semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat penting untuk mewujudkan Kepulauan Meranti yang lebih maju dan sejahtera.

Sebagai tokoh yang pernah berada di garda terdepan perjuangan lahirnya kabupaten ini, Irwan menyampaikan bahwa pembangunan daerah tidak hanya tanggung jawab pemerintah. Peran aktif masyarakat sangat menentukan arah perubahan.

"Persatuan adalah kunci utama. Kita harus meninggalkan ego sektoral dan bersatu untuk membangun Meranti. Tidak ada yang bisa kita capai tanpa kerja sama,"  pesan Irwan.

Refleksi dari perjalanan panjang ini menjadi pengingat bahwa pembangunan adalah proses berkelanjutan. Apa yang telah dirintis oleh Irwan dan tokoh-tokoh pendiri lainnya menjadi pijakan kuat untuk generasi pemimpin berikutnya dalam mewujudkan visi besar Kepulauan Meranti sebagai kabupaten yang maju dan mandiri.

Hari jadi ke-16 ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momen refleksi untuk melihat sejauh mana langkah telah diambil dan bagaimana arah ke depan. Dengan semangat gotong royong, keberanian berinovasi, dan tekad untuk terus melayani masyarakat, Kepulauan Meranti siap melangkah ke masa depan.

Dua windu telah memberi pelajaran berharga bahwa di tengah tantangan, selalu ada peluang untuk tumbuh. Selamat hari jadi ke-16, Kabupaten Kepulauan Meranti. Semoga semangat dan harapan terus menyala untuk mewujudkan Meranti yang lebih maju dan sejahtera. (ali)