Home / Ekonomi | ||||||
BIEO 2025: Mencari Solusi Ekonomi Riau di Tengah Keterbatasan Anggaran Selasa, 10/12/2024 | 14:47 | ||||||
Forum BIEO 2025 bahas tantangan ekonomi Riau di tengah keterbatasan anggaran daerah (foto/ist) PEKANBARU – Bisnis Indonesia Economic Outlook (BIEO) 2025 sukses digelar di Pekanbaru, Selasa (10/12/2024). Forum diskusi ekonomi tahunan ini menjadi wadah penting bagi berbagai pihak untuk membahas tantangan besar yang dihadapi Provinsi Riau. Dengan tema besar "Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Riau di Tengah Keterbatasan," acara ini dihadiri tokoh pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha yang bersinergi mencari solusi strategis. Mulai dari keterbatasan anggaran hingga perlunya diversifikasi ekonomi. Kepala Perwakilan Bisnis Indonesia Pekanbaru, Aang Ananda Suherman, menyoroti proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Riau 2025 yang hanya Rp9,2 triliun. Angka ini dinilai menjadi tantangan besar dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 4%. “Kami ingin forum ini menjadi tempat mencari solusi konkret. Dengan keterbatasan anggaran, penting bagi Riau untuk berfokus pada inovasi dan kolaborasi lintas sektor,” ujarnya. Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Riau, Abdul Madian, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Riau pada 2024 diproyeksikan turun ke rentang 3%, dari sebelumnya 4,2% di 2023. “Kita harus keluar dari ‘kutukan 3%’ ini. Hilirisasi kelapa dan karet, serta pengembangan logistik berbasis infrastruktur seperti Tol Sumatra, adalah solusi potensial,” kata Madian. Ia juga memaparkan tujuh tantangan utama ekonomi Riau, termasuk minimnya dukungan terhadap UMKM, kerusakan lingkungan, dan ketergantungan pada sumber daya alam. “Diversifikasi ekonomi menjadi kunci, terutama dengan mendorong transformasi digital, penguatan ekonomi hijau, dan pemberdayaan UMKM,” tambahnya. Realisasi investasi Riau yang mencapai Rp87 triliun pada 2023 menjadi sinyal optimisme. Namun, masalah seperti infrastruktur jalan yang kurang memadai masih menjadi penghambat utama bagi iklim investasi. “Riau harus kreatif mengelola potensi lokalnya. Ketergantungan pada dana transfer pusat tidak lagi bisa menjadi andalan,” ujar Viator Butarbutar, Penasehat Apindo Riau. Dari sudut pandang akademisi, Dahlan Tampubolon, ekonom Universitas Riau, menekankan pentingnya transformasi ekonomi Riau menuju ekonomi hijau. “Pemanfaatan limbah sawit untuk biogas dan digitalisasi UMKM bisa menjadi langkah awal yang signifikan,” paparnya. Ia juga mengingatkan risiko global seperti perlambatan ekonomi China dan perubahan iklim yang harus diantisipasi oleh Riau. Forum BIEO 2025 menyimpulkan bahwa inovasi, kolaborasi, dan diversifikasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan ekonomi Riau di masa depan. Semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat, diharapkan bersinergi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan berbagai masukan strategis yang dihasilkan, forum ini diharapkan mampu menjadi katalisator perubahan positif bagi perekonomian Riau di 2025. Editor: Riki |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |