Home / Ekonomi | ||||||
XL Axiata Siap Hadapi Tantangan Industri Telekomunikasi dan Harap Dukungan Kebijakan Pemerintah Sabtu, 26/10/2024 | 21:19 | ||||||
Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O Baasir (foto/ist) JAKARTA – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) bersiap menghadapi tantangan berat di sektor telekomunikasi di tengah kondisi regulasi yang belum sepenuhnya mendukung industri. Selain persaingan ketat antar-operator, sejumlah aturan yang belum jelas dipandang berpotensi menghambat operasional perusahaan, mulai dari keberadaan layanan RT/RW Net, kehadiran Starlink, hingga pengaturan layanan OTT (Over The Top) yang menggunakan jaringan operator. Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O Baasir, menyatakan, Persaingan dalam industri telekomunikasi semakin intens dan diperkirakan terus berlangsung. Selain harus mengikuti kebutuhan pelanggan yang dinamis, pihaknya menghadapi tantangan dari pemain baru seperti Starlink. "Namun, beberapa isu regulasi hingga saat ini belum ada kejelasan padahal memiliki dampak besar bagi keberlanjutan industri,” ujarnya. Marwan menyoroti beban biaya operasional yang meningkat akibat aturan Biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHP) yang mencapai 13-14% dari pendapatan operator. Hal ini jauh melampaui batas ideal 5-10%. XL Axiata berharap pemerintah bisa menyesuaikan beban biaya ini agar industri tetap sehat dan masyarakat mendapatkan layanan berkualitas. Selain itu, XL Axiata mendorong pemerintah untuk membuka lelang spektrum yang terjangkau untuk mendukung perkembangan jaringan 4G dan 5G. “Kami berminat pada lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz. Kami berharap pemerintah menetapkan harga awal yang realistis agar operator mampu berinvestasi dalam pengembangan jaringan, terutama di wilayah pelosok,” ujar Marwan. Selain regulasi BHP, tantangan lain yang dihadapi XL Axiata adalah praktik layanan RT/RW Net yang dianggap merugikan operator resmi. Praktik ini membuat harga internet tidak sehat dan mengabaikan kewajiban pembayaran BHP, sehingga perlu segera ditertibkan pemerintah. Di sisi lain, hadirnya Starlink di Indonesia dinilai membuka peluang untuk memperluas akses internet di daerah terpencil. “Kami siap berkolaborasi dengan Starlink, namun penting bagi pemerintah untuk memastikan persaingan yang adil dengan operator domestik agar kualitas layanan bagi masyarakat tetap terjamin,” lanjut Marwan. XL Axiata juga menyoroti ketidakseimbangan regulasi antara operator dan pelaku bisnis OTT, yang tidak dikenakan beban biaya seperti PNBP dan spektrum. Marwan menegaskan bahwa OTT menikmati peningkatan trafik tanpa berkontribusi langsung kepada operator, yang terus menanggung biaya operasional. “Kami harap ada regulasi yang tegas untuk OTT agar tercipta persaingan yang adil,” ujarnya. Dengan tantangan regulasi yang ada, XL Axiata optimis bisa mempertahankan pertumbuhan dengan inovasi layanan, seperti konvergensi layanan digital. Perusahaan mengajak pemerintah untuk menciptakan iklim bisnis yang mendukung pertumbuhan industri telekomunikasi yang sehat, demi percepatan pembangunan digital di Indonesia. (rilis) |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |