Home / Hallo Indonesia | |||||||||
IDC 2024: Strategi Jitu Media Digital dalam Mendongkrak Pendapatan di Era Kompetisi Ketat Jumat, 30/08/2024 | 23:36 | |||||||||
Diskusi IDC 2024 digelar di Hotel Santika Premiere, Jakarta (foto/int) JAKARTA - Perubahan pola belanja iklan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir menantang para pelaku media massa untuk berpikir lebih kreatif dalam mencari sumber pendapatan baru. Mengingat menurunnya porsi pendapatan dari iklan, terutama iklan programatik di media digital. Para publisher kini harus bersaing ketat dengan platform media sosial yang menawarkan iklan dengan target audiens yang lebih spesifik dan harga lebih kompetitif. Ini menjadi sorotan utama dalam sesi diskusi Indonesia Digital Conference (IDC) 2024 yang digelar di Hotel Santika Premiere, Jakarta, Kamis (29/8/2024). Ketua Umum Indonesia Digital Association (IDA), Dian Gemiano, mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen pendapatan media massa masih bergantung pada iklan. Namun, tren belanja iklan yang terus menurun menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan bisnis media. "Ancaman ini perlu kita mitigasi dengan strategi baru," ujar Dian, menyoroti pentingnya diversifikasi pendapatan di sektor media. Managing Director Wavemaker, Amir Suherlan, menambahkan bahwa meskipun total belanja iklan perusahaan secara umum tidak mengalami penurunan, porsi yang dialokasikan ke media atau publisher justru semakin menyusut. "Dari data yang kami miliki, belanja iklan tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp75 triliun, naik dari Rp71,5 triliun di tahun ini. Namun, hanya sekitar 20 persen yang masuk ke kantong publisher," jelasnya. Fenomena ini terjadi karena pengiklan lebih memilih platform digital yang menawarkan kemampuan penargetan audiens yang lebih spesifik dan harga yang lebih terjangkau. Menurut Head of Marketing Communication PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Roma Simanjuntak, efektivitas adalah kunci utama. "Kami membutuhkan data yang lebih spesifik tentang audiens yang melihat iklan kami, dan sayangnya, banyak publisher masih memberikan data yang terlalu umum," ungkapnya. Ilona Juwita, Regional Director Antsomi, menggarisbawahi pentingnya publisher untuk memanfaatkan data pengunjung situs mereka secara lebih spesifik. Menurutnya, dengan memanfaatkan data tersebut, publisher dapat meningkatkan jumlah pengunjung aktif, memperkaya pengalaman pengguna, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan. "Publisher harus lebih mengenal pembacanya dan melakukan pendekatan yang lebih personal," kata Ilona. Meneladani praktik terbaik dari media besar seperti Grup EMTEK, Yogi Triharso, Head of EMTEK Digital, mengungkapkan bahwa strategi pengumpulan dan pengolahan data pembaca telah membantu perusahaannya meningkatkan pendapatan secara signifikan. "Kami telah membangun segmentasi pembaca yang lebih detail dan menggunakannya untuk menawarkan produk yang lebih tepat sasaran," ujar Yogi. Penyesuaian Tarif dan Model Bisnis Baru Salah satu solusi yang diusulkan oleh Roma Simanjuntak adalah penyesuaian tarif iklan oleh publisher. Saat ini, banyak publisher yang masih memasang tarif tinggi untuk iklan di halaman utama situs mereka, meskipun pengiklan lebih tertarik pada halaman dengan konten yang sesuai dengan target audiens mereka. "Publisher harus lebih fleksibel dan menawarkan harga yang kompetitif sesuai dengan efektivitas iklan yang ditawarkan," tambah Roma dikutip dari bisniscom. Dalam suasana yang semakin kompetitif, media massa diharapkan dapat berinovasi dengan strategi-strategi baru yang memanfaatkan kekuatan data dan teknologi. Konferensi IDC 2024 menjadi momentum penting bagi para pelaku industri untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam menghadapi tantangan di era digital ini. (*) |
|||||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |