Home / Pelalawan | |||||||||
BBKSDA Riau Evakuasi Area Penyerangan Harimau Sumatera di Pelalawan Selasa, 20/08/2024 | 18:27 | |||||||||
Ilustrasi BBKSDA Riau kosongkan lokasi harimau menyerang manusia di Pelalawan (foto/int) PELALAWAN – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengambil langkah cepat dengan mengosongkan area di sekitar lokasi penyerangan harimau Sumatera terhadap seorang pekerja perawatan bibit akasia di Distrik Merawang, Camp Pelun B, Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Langkah ini diambil setelah terjadi insiden mengerikan pada Sabtu (17/8/2024) dini hari, di mana Jali (40), seorang pekerja, diserang secara tiba-tiba oleh hewan buas yang diduga adalah harimau Sumatera. Jali tersadar dalam kondisi kepala berdarah dan langsung membangunkan rekannya untuk memeriksa area sekitar. Namun, saat mereka menyisir camp menggunakan senter, tidak ditemukan satwa apapun di dekat lokasi kejadian. Kepala BBKSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan, pada Selasa (19/8), menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak perusahaan untuk mengosongkan area sejauh 5 kilometer dari lokasi serangan. "Tim akan melakukan identifikasi di lapangan selama beberapa hari ke depan untuk memastikan situasi aman dan untuk melacak keberadaan harimau tersebut," ujarnya. Meski dalam pengamatan sementara belum ditemukan keberadaan harimau lain di sekitar lokasi, tim di lapangan telah memasang beberapa camera trap guna mengidentifikasi satwa liar tersebut. Dari jejak yang ditemukan, BBKSDA Riau memperkirakan bahwa harimau yang melakukan serangan ini masih berusia remaja. "Semoga tim gabungan bisa segera mengidentifikasi individu harimau yang terlibat dalam serangan ini. Indikasi sementara menunjukkan bahwa harimau tersebut kemungkinan masih remaja," tambah Genman. Lokasi serangan ini merupakan bagian dari kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang juga menjadi salah satu kantong habitat harimau Sumatera di Kerumutan. Genman juga mengungkapkan bahwa populasi harimau di kawasan ini menunjukkan peningkatan. "Beberapa waktu lalu, camera trap berhasil merekam keberadaan anak harimau di kawasan Kerumutan, menandakan adanya pertumbuhan populasi di area tersebut," jelasnya dikutip dari antarariau. Kasus ini menambah daftar panjang konflik antara manusia dan satwa liar di Riau, terutama dengan harimau Sumatera yang merupakan spesies langka dan dilindungi. BBKSDA Riau terus berupaya untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian habitat satwa dan kegiatan manusia di sekitar kawasan tersebut. (*) |
|||||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |