Home / Hallo Indonesia | ||||||
Tembus 20 Ribu Kasus, Penderita Penyakit Raja Singa di Indonesia Melonjak 70 Persen Rabu, 10/05/2023 | 15:22 | ||||||
Ilustrasi penderita sifilis atau penyakit raja singa (foto/int) JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyoroti tingginya angka penderita kasus sifilis di Indonesia. Kasus penyakit raja singa ini melonjak hingga 70 persen dalam waktu lima tahun. Tercatat sebanyak 12.484 kasus sifilis pada 2018, lalu meningkat menjadi 20.783 kasus pada tahun 2022 di Indonesia. Dikutip detikcom, penyakit infeksi menular seksual ini (IMS) bukan hanya dialami orang dewasa, namun anak-anak juga ikut ditularkan dari orang tua. Tak sedikit anak yang terpapar sifilis sejak dalam kandungan mengalami abortus atau lahir mati. "Jadi pasien yang ditemukan setiap tahunnya terus bertambah, sampai sekarang mengalami lonjakan hingga 70 persen," ujar Juru Bicara (Jubir) Kemenkes, Mohammad Syahril dalam konferensi pers, Senin (8/5/2023). Raja singa atau sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual atau IMS yang disebabkan bakteri jenis Treponema pallidum. Bakteri tersebut menginfeksi tubuh manusia melalui luka di alat kelamin, anus, bibir maupun mulut. Adapun gejala sifilis bisa berupa muncul gatal dan luka di area kelamin bagi orang yang mengidapnya. Penularan sifilis dipicu oleh aktivitas seksual yang dilakukan oleh pengidapnya, seperti penetrasi, seks oral, atau seks anal. Sedangkan cara penularan sifilis pada anak terjadi dari ibu hamil dan melahirkan yang tak melakukan pengobatan. Syahril menyayangkan rendahnya ibu yang menjalankan pengobatan padahal mengetahui terpapar sifilis. Kurang lebih cuma 40 persen yang menjalani pengobatan. Selebihnya tak berobat, sehingga berisiko menularkan penyakit tersebut ke anak mereka. Rendahnya persentase ini diduga kuat karena stigma negarif di tengah masyarakat. Anggapan buruk ini menyebabkan mereka yang terpapar malu, sehingga tak mengobati penyakit yang mereka idap. "Ada 60 persen yang tidak mendapatkan pengobatan dan berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan. Setiap tahunnya dari 5 juta kehamilan, itu hanya 25 persen ibu yang diskrining sifilis," sebutnya. (*) |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |